Terkait Bagikan Sembako di Grogol, Damai Lubis: Jokowi Injak Martabat Luhut Koordinator PPKM

 


Jum'at, 13 Agustus 2021

Faktakini.info

*Jokowi Injak Martabat Dirinya selaku Presiden dan Seperti Meludahi Kebijakan LBP selaku Koordinator Penanganan PPKM Darurat*

Oleh : Damai Hari Lubis

Pengamat Hukum Mujahid 212

Hal ini dapat disimpulkan karena fakta Jokowi berulah membagikan sembako saat mengunjungi Terminal Grogol di Jalan Kiyai Tapa, Jakarta Barat, Selasa sore 10 Agustus 2021 kembali membuat kerumunan mirip saat di Maumere NTT.

Jokowi kembali menunjukkan kepribadiannya yang ganda, arogan dan kebijakan sungsangnya

Nyaris suri tauladannya tidak ada sama sekali  dihadapan rakyat bangsa ini, selain banyak ucapan atau janji bohongnya dari soal janji kecil sampai dengan soal besar, lebih banyak ambigu, janji ingin lebih tingkatkan supremasi hukum sampai dengan berantas pandemi Covid 19 Prokes PPKM Darurat

Tapi nyatanya KPK semakin lembek, dari tuntutan hingga vonis, namun yang sepele pelanggaran prokes melebihi turntutan dann vonis dari beberapa kasus korupsi yang nota bene kejahatan yang luar biasa atau extra ordinary crime dirinya tidak acuh

Ppkm darurat yang berjilid jilid yang menunjukan koordinator lapangannya Luhut semaput hingga nampak mental ilmiahnya terganggu, karena keluarkan ide pemerintah akan menghapus data tentang korban Covid 19 dan di butuhkan sertipikat vaksin  untuk masuk kerumah ibadah

Maka himbauan orang kepercayaannya LBP yang sudah bersusah payah mengatasi upaya pencegahan darurat hingga popularitasnya hancur lebur karena salah teori dan praktek dan terlebih memang diluar tupoksinya sebagai Menkomarves bahkan bukan basic keilmuannya ( Ketentaraan ), karena tugas insidentalnya saat ini merupakan para ahli medis kedokteran, namun nyatanya selasa kemarin (10/8 ) di Jakarta Barat  jelas nampak terinjak atau dilecehkan oleh tingkah polah panglima tertingginya dikabinet Jokowi Sang Presiden

Namun yang jelas ini membuat rakyat bangsa ini menganggap bahwa kabinet yang dipimpin oleh Jokowi  sangat berkwalitas rendah baik dari sisi penegakan dan pembangunan hukum maupun bidang ekonomi, bahkan kepribadian para elite semua kabinetnya yang sering over lapping karena bukan atau tidak ahlinya ahlinya bahkan ada  beberapa pelaku korup