Luhut Gugat Haris Azhar, Khozinudin: Marwah Pejuang Keadilan Hanya Ada Satu Kata: Lawan!
Rabu, 29 September 2021
Faktakini.info
*JAGA GENGSI SUARA KEBENARAN, MARWAH PEJUANG KEADILAN, HANYA ADA SATU KATA : LAWAN !*
Oleh : *Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik
Nampaknya tekanan politik terhadap Luhut Binsar Panjaitan begitu kuat sehingga ia terpaksa berulangkali 'memelas' agar Haris Azhar segera meminta maaf. Dengan permintaan maaf itu, Luhut berharap bisa segera keluar dari jebakan dan tekanan politik yang dia buat sendiri.
Luhut paham dampak sosial dan politik terhadap laporannya jika dipaksakan berlanjut. Namun Luhut juga tak mau kehilangan muka, jika mencabut perkara tanpa adanya permintaan maaf Haris Azhar.
Posisi Luhut seperti Amerika yang berusaha membuat perjanjian damai dengan Thaliban di Doha, Qatar, sebagai tutup malu untuk menarik pasukannya dari Afghanistan. Jika Amerika menarik pasukannya tanpa embel-embel perjanjian Doha, tentulah Amerika akan sangat malu ketahuan kalah perang di Afghanistan.
Sementara mempertahankan pasukan di Afghanistan, sama saja mengubur tentara Amerika di bumi jihad Afghanistan. Jadi, Perjanjian Doha adalah exit strategi Amerika untuk keluar dari Afghanistan tanpa perlu merasa malu karena ketahuan kalah perang.
Pun demikian luhut, kalau mau menghentikan perkara tanpa adanya permintaan maaf Haris Azhar, muka Luhut mau ditaruh dimana ? Setelah sesumbar akan mempidana, ternyata cabut perkara ?
Kalau melanjutkan kasus, Luhut juga tahu dampaknya buruk untuk dirinya dan juga untuk Jokowi. Semua dilema ini terjadi, hanya karena kesombongan Luhut yang terlalu cepat membuat laporan polisi.
Luhut semestinya tidak membuat laporan polisi. Luhut semestinya, menghadiri undangan Haris Azhar untuk memberikan klarifikasi di channel YouTube milik Haris.
Luhut justru bisa mengeksploitasi isu itu untuk mendapatkan dukungan para aktivis, dengan menunjukan sikap bijak di acara podcast yang disiapkan haris. Pasti, dengan begitu kedepan Haris akan lebih segan untuk mengangkat tema-tema tentang Luhut.
Sayangnya, Luhut justru menggali kubur sendiri. Mencari perkara yang justru menyulitkan diri sendiri. Bahkan, bisa berimbas bagi karir dan masa depan kekuasaan Jokowi.
Karena itu, nasehat saya kepada Haris Azhar, jangan meminta maaf. Jangan menjatuhkan wibawa. ini bukan hanya soal wibawa seorang Haris Azhar, tetapi wibawa aktivis, wibawa pejuang keadilan, penjagaan Marwah kebenaran dan keadilan.
Tidak boleh, yang menyuarakan kebenaran tunduk pada tirani dan kesombongan. Sekali waktu, kesombongan Luhut kena batunya.
Kami para aktivis dan pejuang keadilan, akan terus mendukung dan turut melawan tirani dan kesombongan. hanya ada satu kata : LAWAN ! [].