Tegas! Gus Umar: Tindakan Napoleon ke Kece Kalian Marah, Terus 6 Nyawa di KM 50 Ditembak Diam
Rabu, 22 September 2021
Faktakini.info, Jakarta - Kabar penyiksaan Irjend Pol Napoleon Bonaparte ke Kosman bin Suned alias M. Kece ramai. Apalagi setelah beredar surat terbuka Napoleon yang mengakui melakukan perbuatan tersebut.
Banyak yang mendukung tindakan Napoleon Bonaparte tetapi banyak juga yang menolak tindakan tersebut sebagai tindakan main hakim sendiri.
Tokoh NU Umar Hasibuan atau biasa disapa Gus Umar memberikan pembelaan.
Melalui akun media sosialnya Chelsea Forever
@UmarChelsea_75, Gus Umar mengunggah foto lebam Kece karena tindakan Irjend Pol Napoleon Bonaparte.
Dalam unggahan foto tersebut diperlihatkan hanya bagian sebelah mata yang lebam.
"Kace lebam oleh irjend Napoleon. Siapa pun jika agamanya dihina pasti marah," cuit Gus Umar pada 20 September 2021.
Gus Umar juga membandingkan tindakan Napoleon dengan pembunuhan dengan penembakan 6 orang di KM 50 tol Jakarta-Cikampek yang hingga kini belum terungkap jelas.
Gus Umar menyebut, tindakan Napoleon Bonaparte ke Kece tidak lebih kejam dari pembunuhan di KM 50 dengan 6 nyawa yang ditembak.
"Tindakan Irjend Napoleon Bonaparte ke Kece kalian marah. Okelah tindakan irjen NB salah, Terus 6 nyawa di KM 50 meninggal ditembak knp kalian diam? Apa lbh kejam penganiayaan Kece drpd pembunuhan di KM 50?" lanjut cuitan Gus Umar.
Kece adalah narapidana pelecehan agama sedangkan Napoleon Bonaparte merupakan narapidana kasus suap yang melibatkan Joko Tjandra.
Setelah melakukan penganiayaan terhadap Kece di penjara, Irjend Pol Napoleon Bonaparte menuliskan surat terbuka melalui pengacaranya, mengakui semua tindakannya dan akan mempertanggungjawabkan.
Dalam pernyataan terbuka Irjen Pol Napoleon Bonaparte menyebut 5 poin yang membuatnya melakukan tindakan kepada Kece.
Pertama sebagai muslim Napoleon yang dibesarkan dalam Islam, tak terima apabila ada yang menghina Islam.
Napoleon bersumpah melakukan tindakan terukur kepada siapa pun yang melakukannya.
Ketiga perbuatan Kece dianggap membahayakan persatuan, kesatuan dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Keempat, Ia juga sangat menyayangkan Pemerintah sampai saat ini belum menghapus semua konten di media yang dibuat dan dipublikasikan oleh manusia yang disebutnya tak beradab.
Napoleon juga mengakui dan siap bertanggung jawab terhadap tindakannya ke Kece apa pun risikonya. ***
Sumber: seputartangsel.com