Viral Lagi, Foto Soekarno Tutup Kuping Menolak Dengar Musik
Sabtu, 19 September 2021
Faktakini.info, Jakarta - Dosen Sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM) Wildan Sena Utama menyebut foto Sukarno itu diambil saat kunjungan ke Athena, Yunani, tahun 1965. Wildan menjelaskan saat itu Sukarno tengah menjalankan politik anti-imperialisme dan neokolonialisme di berbagai aspek.
Sukarno memiliki konsepsi New Emerging Forces (Nefos), kekuatan ketiga sebagai perlawanan atas neoimperialisme Barat kala itu. Intervensi imperialisme dan kolonialisme Barat, kata Wildan, tidak hanya dalam aspek politik, ekonomi, militer, tetapi juga kebudayaan. Sukarno menganggap nilai-nilai Barat yang liberal, tidak progresif, dan mengangkat identitas yang diametral dengan identitas Timur, bertentangan dengan politik yang sedang dijalankan Indonesia.
"Dalam hal ini termasuk musik. Dan ini tidak sesuai dengan politik antiimperialisme Sukarno yang total, dalam artian meresap ke semua bidang," ujarnya.
Wildan mengatakan musik, film, dan produk-produk kebudayaan Barat, terutama Amerika Serikat, kurang mendapat tempat karena tidak sesuai dengan proyek nation-building Sukarno. Sang Proklamator ingin membangun Indonesia berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Dinamika itu berlangsung sejak awal 1960-an hingga puncaknya 1965, saat Sukarno digulingkan dari kekuasaan. Pada ulang tahun ke-15 Republik Indonesia, 17 Agustus 1959, Sukarno menyampaikan pidato dengan mengusung tema Manipol/Usdek (Manifesto politik/Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Dia dengan tegas menentang imperialisme dan neokolonialisme.
Melansir artikel yang ditulis Soeripto Putera Djaja di Majalah Sketsmasa (1962), Manipol berisikan Tri Program yang berfokus pada melengkapi sandang pangan rakyat, menyelenggarakan keamanan rakyat dan negara, serta melanjutkan perjuangan menentang imperialisme ekonomi dan imperialisme politik.
Program politik ini berimplikasi pada larangan musik barat, seperti Elvis Presley dan The Beatles. Dalam pidato tersebut, Sukarno dengan lantang mempertanyakan pemuda-pemudi yang tidak antiimperialisme.
Sumber: CNN Indonesia