MUI Sesalkan Media Asing Sebut Lantunan Suara Azan Berisik
Senin, 18 Oktober 2021
Faktakini.info, Jakarta - Indonesia bukan negeri Komunis atau negeri Atheis, tapi negeri yang 85 persen rakyat nya adalah umat Islam.
Indonesia adalah negara Pancasila yang sila pertama nya Ketuhanan Yang Maha Esa sehingga menjunjung tinggi nilai-nilai agama khususnya Islam sebagai agama yang dipeluk oleh mayoritas rakyat.
Namun sejak lama kalangan anti Islam di Indonesia tidak menyukai lantunan suara azan, dan dengan berbagai dalih terus berusaha untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi suara azan dan syiar-syiar Islam lainnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) merespons tudingan sebuah media asing tentang suara azan di Jakarta. MUI menegaskan seseorang tak bisa tidur tak bisa disimpulkan hanya karena suara azan.
"Jadi menyesalkan jika ada pihak-pihak yang menyatakan bahwa azan membuat berisik. Lagi pula pihak AFP tidak bisa menyimpulkan seorang susah tidur karena suara berisik dari azan," kata Sekjen MUI, Ustadz Amirsyah Tambunan, kepada wartawan, Kamis (14/10/2021).
Amirsyah juga menjelaskan mengenai pengaturan speaker seperti yang disampaikan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla. Pengeras suara masjid diimbau didengungkan 10 menit sebelum waktu Subuh.
"Bahwa ada pengaturan waktu seperti disampaikan Pak Jusuf Kalla selaku Ketua DMI telah mengimbau agar boleh pengeras suara masjid didengungkan 10 menit sebelum waktu subuh masuk," ujar Amirsyah.
Amirsyah kemudian mengungkapkan penjelasan di buku 'The Power of Azan'. Dalam buku itu, dijelaskan mengenai keajaiban dan manfaat azan.
"Hal 9 menjelaskan antara lain azan adalah kalimat Allah berupa seruan dan panggilan dari Allah melalui seorang muazin untuk meraih kemenangan melalui kerendahan hati bertakbir. Sekaligus pengakuan hanya Allah Yang Mahabesar dan menegaskan komitmen bersyahadat serta keikhlasan bertauhid, seraya bersegera untuk menyembah Allah dengan mendirikan salat di awal waktu," ujar Amirsyah.
Setelah selama ini tidak pernah ada masalah, suara azan di Jakarta ini kemudian diributkan oleh Agence France-Presse (AFP), agensi berita internasional yang berpusat di Paris, Prancis.
"Ketakwaan atau gangguan kebisingan? Indonesia mengatasi reaksi volume azan," demikian judul AFP, diunggah Kamis (14/10).
Salah satu narasumber AFP adalah ucapan seseorang yang diklaim sebagai muslimah berusia 31 tahun dengan nama samaran Rina, yang diklaim pengidap gangguan kecemasan (anxiety disorder) yang tidak bisa tidur, mengalami mual untuk makan, dan takut untuk menyuarakan komplain soal suara azan dari masjid di dekat rumahnya.
"Tidak ada yang berani untuk komplain soal itu di sini," kata sosok yang diklaim bernama Rina itu.
Rina mengklaim selalu terbangun dari tidurnya pukul 3 dini hari karena terusik suara pengeras suara dari masjid di dekat rumahnya.
"Pengeras suara tidak cuma digunakan untuk azan, tapi juga untuk membangunkan orang 30-40 menit sebelum salat Subuh," kata Rina kepada AFP. Rina sudah menahan gangguan ini selama enam bulan terakhir.
Foto: Amirsyah Tambunan
Sumber: detik.com