Ngawurnya Klaim Yaqut, Ini Sejarah Kemenag dan Jasa Besar Ki Bagoes Hadikusumo Kader Muhammadiyah
Selasa, 26 Oktober 2021
Faktakini.info
KEMENTERIAN AGAMA DAN UUD 45.
Tidak tertulis di manapun tapi ada dalam BUKU PUTIH Mr. Kasman Singodimedjo.
Mr. Kasman Singodimedjo merasa berdosa membuat Ki Bagoes Hadi Koesoema mengalah pada malam 18 Agustus 45.
Penggantian 7 kata dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya. Yang ditentang keras oleh Ki Bagoes Hadi Koesoema.
Titik temu perbedaan pendapat, setelah disepakati bahwa penggantian 7 kata, Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya diganti denga Ketuhanan Yang Maha Esa, diiringi dengan Negara harus mengawal dilaksanakannya frasa yang menjiwai Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kewajiban menjalankan syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya.
Disepakati bahwa dalam Pemerintahan Harus ada Lembaga yang menangani.
Kemudian disebut disepakati semacam Kementerian Agama.
Tapi Ki Bagoes Hadi Koesoema tetap bertahan.
Akhirnya dengan pendekatan yang baik oleh Mr. Kasman Singodimedjo, Ki Bagoes Hadi Koesoema menerima usulan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Jadi bahwa Kementerian Agama lahir sebagai jaminan dilaksanakannya Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya melekat pada UUD 45 seperti yang disampaikan Menag Yakut adalah benar.
Akan tetapi, bila Kementerian Agama itu hadiah untuk NU. Adalah SALAH BESAR !
Karena yang berdebat malam 18 Agustus 45, Umat Islam tidak diwakili oleh NU tapi perjuangan Ki Bagoes Hadi Koesoema.
Malam itu Ki Bagoes Hadi Koesoema di tinggal sendiri, karena KH. Wahid Hasyim dalam perjalanan pulang.
Dari satu sumber saya pernah menulis, bahwa malam 18 Agustus 45 wakil Umat Islam adalah Ki Bagoes Hadi Koesoema dan KH. Wahid Hasyim. Tapi ditentang keras oleh Prof. Yusril, bahwa KH. Wachid Hasyim tidak ikut hadir, karena KH. Wahid Hasyim sedang dalam perjalanan pulang. Dan Prof. Yusril telah mencari kebenaran dengan surveynya. Prof. Yusril telah menemui ibu Nyai Wahid Hasyim.