Tolak Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan, Babe Haikal: Dia yang Buat Kehancuran Islam!

 


Kamis, 21 Oktober 2021

Faktakini.info, Jakarta - Mustafa Kemal Ataturk adalah Diktator pembenci Islam yang telah merubah Masjid jadi Museum, Menutup sekolah Agama, melarang Jilbab, mengganti bacaan Sholat dan Adzan dengan bahasa Turki. 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara tegas menolak wacana nama tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk, dijadikan nama salah satu jalan di DKI Jakarta. MUI mengatakan, jika pemerintah merealisasikan wacana tersebut, hati umat Islam akan tersakiti.

"Kalau pemerintah tetap akan mengabadikan namanya menjadi salah satu nama jalan di Ibu Kota Jakarta, hal itu jelas merupakan sebuah tindakan yang tidak baik dan tidak arif, serta jelas-jelas akan menyakiti dan mengundang keresahan di kalangan umat Islam, yang itu jelas tidak kita harapkan." kata Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas dalam keterangan tertulis, Minggu (17/10/2021).

Da'i kondang Ustadz Haikal Hassan atau lebih akrab disapa dengan Babe Haikal juga tegas menentang dan tak setuju soal Kemal Ataturk yang rencananya bakal dijadikan nama di suatu jalan di Jakarta.

Babe Haikal dengan tegas menolak rencana pemerintah untuk menamai sebuah jalan di Jakarta untuk menghormati tokoh sekuler Turki Mustafa Kemal Ataturk.

Menurutnya, wajar saja jika dia dan sebagian besar umat Islam di Tanah Air menolak rencana tersebut.

Menurut Babe Haikal, sosok Mustafa Kemal Ataturk adalah orang yang menentang Pancasila dan musuh agama.

Babe Haikal juga mengatakan, di satu sisi, liberalisme dan sekularisme sangat bertentangan dengan Pancasila dan fatwa MUI tahun 2015.

Dilansir Kabar Besuki dari YouTube TVOneNews, Haikal Hassan juga menyebutkan bahwa Mustafa Kemal Ataturk adalah orang yang menghancurkan Islam.

“Tapi dia yang buat kehancuran Islam. Dulu Turki menguasai dunia, semenjak ada Kemal jadi presiden pertama Turki, jadi terpecah-pecah,” kata Haikal Hassan.

Dari situ sudah bisa ditebak,menurutnya tak ada yang bisa dibanggakan dari Mustafa Kemal Ataturk sebagai nama jalan di ibu kota.

Kalaupun pemerintah ingin menjalin kerja sama dengan Turki, Haikal Hassan meminta masuk ke sektor lain, dan tidak dengan mengimplikasikan nama tersebut.

“Dia menutup sekolah-sekolah Islam, mengganti bahasa arab dengan bahasa Turki di sebagian masjid, dia musuh agama dan pancasila,” tutur Haikal Hassan.***

Sumber: Pikiran Rakyat