Wantim MUI dan Ustadz Hilmi Tolak Rencana Tokoh Sekuler Turki Mustafa Kemal Jadi Nama Jalan

 



Sabtu, 16 Oktober 2021

Faktakini.info, Jakarta -  Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi meminta pemerintah untuk meninjau ulang rencana mengganti nama salah satu jalan di daerah Menteng dengan nama tokoh sekuler Turki, Mustafa Kemal Ataturk.

“Rencana pemerintah untuk memberikan nama salah satu jalan di Jakarta atas nama Mustafa Kemal Ataturk, bapak sekularis Turki, perlu ditinjau kembali dengan memperhatikan peran beliau yang sangat deskruktif dalam menyuarakan Islamofobia di negaranya dan dunia,” kata Kiai Muhyiddin melalui pernyataannya kepada Suara Islam Online, Sabtu (16/10/2021).

Kiai Muhyiddin mengungkapkan, Mustafa Kemal Attaturk dikenal luas dalam sejarah adalah antek gerakan pemuda Turki yang disusupi usai di-brainwash oleh Freemasonry sebagai langkah strategis menjatuhkan Khilafah Islamiyah.

“Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama Islam tak akan melupakan sepak terjang Mustafa Kemal Attaturk yang telah melakukan sekularisasi di negaranya,” jelas Kiai Muhyiddin.

Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional PP Muhammadiyah itu mengatakan, kebijakan anti Islam dan pro nasionalis ektrem anti agama adalah legacy utama dari kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk.

“Seakan Islam tak sesuai dengan modernitas dan cenderung penghambat kemajuan,” tuturnya.

Menurutnya, dengan dukungan penuh militer dan simpatisan dari mancanegara ia mengunakan kebijakan otoritarianisme memasung perjuangan umat Islam dalam menegakan syariah.

“Kebijakan anti syariah dengan mengkonversi rumah ibadah/masjid sebagai museum, anti budaya Islam/Arab, Turkinisasi ubudiyah dan pendekatan nasionalisme sekuler sangat menyakiti perasaan umat Islam dunia,” tandas Ketua Dewan Pembina Jaringan Alumni Timur Tengah se-Indonesia (JATTI) itu.

Sebelumnya, pemerintah Turki akan memberi nama jalan di depan KBRI Ankara dengan nama “Ahmet Soekarno,” yang merupakan salah satu Bapak Bangsa Indonesia.
 
Namun, pemerintah Turki disebut ingin memberikan nama jalan dengan saling balas. Sehingga, KBRI Ankara mengusulkan nama tokoh Turki untuk salah satu nama jalan di Jakarta.

Wacana pemberian nama jalan untuk tokoh anti Islam ini juga mendapat penolakan dari ulama muda Nahdatul Ulama (NU), Ustadz Hilmi Firdaus.

“Saya menolak nama tokoh sekuler ini dijadikan nama jalan di Jakarta” ujar ustad Hilmi di Twitter-nya, Sabtu (16/10/2021).

Ustad Hilmi mengatakan bahwa Mustafa Kemal dikenal kejam kepada syariat Islam. Semasa kepemimpinannya, dia merubah syariat islam di Turki menjadi sekuler.

“Orang ini sangat dibenci muslimin karena seorang diktator, merubah masjid jadi museum, menutup skolah-sekolah agama, mengganti adzan, melarang jilbab dll. Tidak adakah tokoh lain ? Mohon hargai perasaan ummat Islam,” tuturnya.

Duta Besar Republik Indonesia di Ankara, Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya akan meminta komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan nama jalan
Mustafa Kemal Ataturk.
 
Iqbal mengatakan, bahwa pihaknya mengaku sudah memberikan data terkait karakter hingga panjang jalan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Melalui Wakil Gubernur pada saat itu, sudah mengalokasikan salah satu jalan di daerah Menteng. Itu yang nantinya akan diberikan nama founding father Turki,” ujarnya.

Sejauh ini, katanya, Pemprov DKI dan KBRI Ankara masih menunggu kepastian nama yang akan digunakan sebagai jalan.

“Mustafa Kemal Ataturk pendiri bangsa Turki. Attaturk sendiri artinya bapak bangsa Turki,” klaimnya.

Menurut Iqbal, peresmian jalan itu kemungkinan akan dilakukan saat Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengunjungi Indonesia pada 2022 mendatang. (fin)

Sumber: suaraislam.id, eramuslim.com