Kezaliman Rezim Jokowi di Tahun 2021 Akan Berlanjut ke Tahun 2022
Kamis, 30 Desember 2021
Faktakini.info
*KEZALIMAN REZIM JOKOWI DI TAHUN 2021 AKAN BERLANJUT KE TAHUN 2022*
Oleh : *Ahmad Khozinudin, S H.*
Advokat, Ketua Umum KPAU
Selasa (28/12) penulis bersama sejumlah aktivis dan Ulama mengadakan agenda refleksi akhir tahun 2021. Hadir dalam acara penyampaian muhasabah akhir tahun tersebut tokoh-tokoh seperti Bang Edy Mulyadi (Wartawan Senior FNN), Ustadz Eka Jaya (LBH PEJABAT), Bung Muhammad Ishaq (Ekonom), Ustadz Muhammad As'ad (Ulama Jakarta Utara), Habib Khalilullah al Habsy (Jakarta Timur), Perwakilan LBH Bang Japar (Jawara & Pengacara), Ustadz Irwan Syaifullah, dan masih banyak lagi.
Ada enam poin pernyataan yang dibacakan Koalisi Persaudaraan & Advokasi Umat (KPAU) dihadapan sejumlah tokoh yang hadir. Intinya, bahwa sepanjang 2021 era kepemimpinan Jokowi dipenuhi berbagai kezaliman khususnya di bidang ekonomi dan penegakan hukum. Ekonomi lebih berorientasi pada kepentingan cukong, sementara hukum disalahgunakan menjadi alat represi untuk membungkam setiap ujaran yang kontra rezim.
KPAU memandang bahwa sejumlah problematika yang mendera bangsa Indonesia dalam bidang sosial dan politik, termasuk tetapi tidak terbatas seperti : korupsi, kolusi, nepotisme, politisi pengkhianat, pemimpin pembohong, perampokan SDA oleh asing dan aseng, ancaman China atas kedaulatan di Laut Natuna Utara dan disintegrasi OPM di Papua, tumpukan hutang yang menggunung, defisit APBN, kejahatan yang meningkat, dekadensi moral, legalisasi zina via Permendikbud, kriminalisasi ulama, kriminalisasi aktivis, penangkapan ulama berdalih terorisme, pembungkaman ormas Islam, pembelengguan kebebasan berserikat, berkumpul dan hak menyampaikan pendapat rakyat, *sejatinya bukanlah problem baru yang hanya terjadi di tahun 2021, melainkan problem akut yang terjadi secara terstruktur, sistematis, masif dan brutal yang selalu menghiasi dinamika sosial dan politik sejak tahun-tahun sebelumnya dan selalu menjadi corak sekaligus karakter masalah sepanjang kehidupan bangsa dan negara republik Indonesia.*
Problem ini sudah, sedang dan akan menjadi pemandangan yang lazim di tahun 2022. Corak kepemimpinan rezim Jokowi yang represif, akan menambah pekat masalah dan semakin menumpuk di tahun 2022.
Upaya rezim yang giat memasarkan ide moderasi agama sebagai program untuk melawan radikalisme, semakin mengkonfirmasi rezim penguasa hari ini adalah antek kapitalisme Amerika sekaligus pelaksana tugas rezim komunis China, yang secara sengaja dan terbuka menjalankan proyek pendangkalan akidah yang bertujuan menanamkan kebencian umat Islam pada ajaran agamanya atau setidaknya menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya.
Alih-alih melindungi segenap rakyat dari bahaya penjajahan Amerika dan China, rezim justru memusuhi rakyat dan memerangi para ulamanya, dengan narasi radikalisme. Padahal sejatinya, radikalisme adalah proyek barat Amerika untuk menghadang kebangkitan umat Islam dunia tak terkecuali di Indonesia.
Program Moderasi agama dan perang terhadap radikalisme, akan dilanjutkan sebagai program lanjutan kezaliman rezim Jokowi terhadap umat Islam pada tahun 2022. Jadi, jangan heran jika di tahun 2022 nanti bangsa Indonesia tidak pernah sepi dari teriakan radikal radikul.
Sayangnya, sejumlah elemen Islam justru membebek kepada rezim. Ada yang membebek teriak radikal radikul. Ada yang kebagian membebek menjadi pengasong moderasi agama.
Keadaan ini, akan menjadi ujian kezaliman bagi kelompok Islam yang tidak tunduk pada kehendak rezim. Yang tidak moderat akan di teroriskan, yang radikal akan dikambinghitamkan.
Meskipun jihad dan khilafah adalah ajaran Islam sebagaimana telah dikokohkan oleh Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2021, namun semangat menerangi ajaran Islam dengan tuduhan radikalisme dan memasarkan ide moderasi untuk menjinakkan Islam, akan menjadi menu harian di tahun 2022. Jihad dan Khilafah, akan menjadi sasaran kampanye radikalisme rezim, dan sejumlah represi telah dipersiapkan dengan mengaktifasi program RAN PE (Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme).
Radikalisme, Ekstremisme adalah bahasa lanjutan dari program War On Terorism yang diadopsi rezim dari barat. Isu ini memiliki irisan kepentingan rezim dengan kepentingan kapitalisme global : *menyelamatkan kekuasaan rezim, sekaligus mengamankan ideologi kapitalisme global dari ancaman kebangkitan Islam.*
Sikap Islamophobia akan terus dikembangkan hingga menjadi keyakinan, sikap yang anti Islam, baik terhadap dakwah, jihad dan Khilafah akan menjadi bahasan propaganda yang menyesaki sepanjang tahun 2022 melanjutkan program deislamisasi di tahun 2021.
Walaupun Umat berulangkali diingatkan bahwa keseluruhan problematika yang mendera bangsa ini disebabkan oleh penerapan sistem sekuler demokrasi. Namun, masalah Qonaah terhadap sistem zalim ini memang butuh kesabaran tinggi untuk menyadarkannya.
Sebagai tambahan, kita juga tetap wajib mengingatkan kepada umat solusi tuntas untuk menyelamatkan bangsa Indonesia ini adalah dengan mencampakkan sistem sekuler demokrasi, menerapkan syariah Islam secara kaffah dan segera menjadikan agenda penegakan Khilafah Islamiyyah sebagai agenda bersama bagi segenap rakyat Indonesia. Hanya Khilafah, satu-satunya institusi penegak Syariah yang akan menyelamatkan bangsa Indonesia bahkan dunia. [].