PKS dan PDIP Debat Soal Habib Rizieq di Rapat Bareng Ulama Habaib Jateng
Senin, 6 Desember 2021
Faktakini.info, Jakarta - Sejumlah ulama dan habaib yang tergabung dalam Ahli Sunnah Waljamaah melakukan rapat dengar pendapat umum bersama Komisi III DPR RI. Mereka meminta Komisi III mengawal kasus Habib Rizieq Shihab hingga Munarman.
Pertemuan ini dilaksanakan di gedung Nusantara II, ruang rapat Komisi III DPR, Jakarta, Senin (6/12/2021), pukul 09.00 WIB. Rapat dengar pendapat umum ini dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Komisi III DPR, Pangeran Khairul Saleh.
Berikut ini 3 poin tuntutan Ahli Sunnah Waljamaah yang disampaikan kepada Komisi III:
1. Menolak keras dan melawan segala bentuk agenda Islam phobia yang memberi stigma dan labelisasi buruk bagi umat Islam ataupun agama yang ada di Indonesia pada umumnya yang menunggangi hukum dan aparat.
2. Menolak keras dan melawan penegakan hukum yang mempidanakan simbol, konsep, serta akhlak yang diajarkan dalam Islam dan agama-agama yang ada di Indonesia.
3. Mengawal penegakan hukum agar transparan dan tidak diskriminatif serta terhindar dari agenda terselubung kaum Islam phobia yang berupaya memberikan stigma dan labelisasi buruk bagi umat Islam dan ajaran Islam, juga umat lain, dan ajaran-ajaran lain yang ada di Indonesia yang akhirnya akan membawa perpecahan pada anak bangsa dan mendiskreditkan suatu kebenaran yang dibawa oleh para kiai dan ulama di Indonesia pada umumnya.
Namun dalam rapat dengar pendapat ini sempat diwarnai perdebatan antara PKS dan PDIP. Perdebatan berkaitan dengan pembelaan terhadap Habib Rizieq Shihab yang jadi materi utama rapat.
Perdebatan itu terjadi antara Wakil Komisi III DPR Fraksi PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi dan anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP, Arteria Dahlan serta Johan Budi. Sebelum perdebatan terjadi, awalnya Aboe Bakar menyinggung PKS mengerti akan persoalan Habib Rizieq Shihab.
"Saya Aboe Bakar dari dapil Kalimantan Selatan I merasa berkepentingan aspirasi ini sebaik-baiknya, bersama para anggota yang lain, bersama para pimpinan, Pak Pangeran, waktu kita atur-atur, bukan kita mengubah-ubah, bukan, karena memang nggak gampang, padat. Alhamdulillah para alim ulama yang saya hormati bisa hadir pada waktu yang tepat dan kawan-kawan bisa hadir," kata Habib Aboe Bakar dalam rapat, Senin (6/12/2021).
"Dari apa yang disampaikan saya tidak akan ulang, saya tidak akan setback cerita ini, kita ngerti," ujarnya.
Habib Aboe Bakar menyebut, meski mengerti, PKS tidak memiliki suara lebih banyak. Dia lantas menyinggung PDIP yang memiliki suara lebih banyak dari PKS.
"Kalau saja PKS kursinya bisa seperti PDI, Pak, suaranya berbeda, saya sampaikan saja, tapi suara kami 50, Pak, kita bisa ngomong apa? Ya Pak Johan Budi ya?" ujar Habib Aboe Bakar.
Mendengar hal tersebut, Johan Budi lantas menanggapi dengan menyebut Aboe Bakar bisa menyampaikan apa pun di rapat dengar pendapat umum. Namun Aboe Bakar menyebut pendapatnya bisa lebih baik jika memiliki suara lebih banyak di DPR.
"Saya kira Habib bisa ngomong apa aja, Pak Habib, ngomong aja nggak apa," ujar Johan Budi.
"Iya jadi kita bisa ambil keputusan lebih gagah dalam tunjukkan suaranya," kata Aboe Bakar.
Di tengah perdebatan itu, Arteria Dahlan tiba-tiba ikut menimpali. Dia mempertanyakan apa maksud Habib Aboe Bakar menyinggung PDIP.
"Sebentar, sebentar ini Pak Ketua, kalau PKS suaranya lebih besar dari PDIP katanya bisa buat sesuatunya beda seperti yang sekarang, maksudnya apa ini?" kata Arteria.
"Oh iya pasti, jadi kita bisa...," kata Habib Aboe Bakar menimpali.
Arteria lantas mengklaim PDIP juga memperjuangkan Habib Rizieq dan kiai lainnya. Aboe Bakar kemudian menyetujui pernyataan Arteria.
"Maksudnya apa yang kurang? Yang kita perjuangkan kepada para kiai dan HRS sudah kita perjuangkan," katanya.
"Alhamdulillah ternyata keluar (pernyataan) yang saya maksud," ujar Aboe Bakar menyambut Arteria.
Sumber: detik.com