Ayolah Jendral, Sebut Saja Siapa Itu yang Radikal. Jangan Sibuk Opal Apel Tapi Membiarkan OPM Terus Berbuat Makar

 




Rabu, 26 Januari 2022

Faktakini.info

*AYOLAH JENDERAL, SEBUT SAJA SIAPA ITU YANG RADIKAL. JANGAN SIBUK OPAL APEL TAPI MEMBIARKAN OPM TERUS BERBUAT MAKAR*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman pada Selasa (25/1) memimpin gelar Apel Pasukan di lapangan Monas, Jakarta Pusat. Ribuan kekuatan TNI Angkatan Darat yang berada di bawah Mabesad dan Kodam Jaya dikerahkan dalam Apel Pasukan pagi tadi. 

Dalam arahannya, Dudung Abdurachman menjelaskan, Apel Gelar Pasukan dilakukan karena dirinya mendapatkan informasi terkait menguatnya gerakan radikal di tengah masyarakat. Menurut Dudung, gerakan radikal itu saat ini sudah dalam tahap yang sangat menghawatirkan. Karena paham radikalisme sudah masuk sampai ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus sehingga mengancam generasi muda.

Ayolah Jenderal, tunjukkan kepada kami siapa dan dimana makhluk radikal itu berada ? jangan berulangkali jualan narasi radikalisme, tetapi tidak jelas ditujukan kepada siapa. Itu sama saja menggerus kohesi sosial masyarakat, menimbulkan praduga dan saling curiga ditengah masyarakat.

Opal apel itu pake duit rakyat. Harus jelas sasaran dan tujuannya, jangan menjadi bias dan menimbulkan perpecahan karena perbedaan persepsi dan pandangan tentang radikalisme.

Sebut saja, radikalisme itu apa ? biar kami bantu perangi, siang dan malam. Jangan hanya tereak radikal radikul, tapi tidak jelas wujudnya siapa dan seperti apa.

Kalau mau, kami beritahu, radikal itu menghalangi warga negara lain melakukan eksplorasi dan eksploitasi diwilayah kedaulatannya. China adalah negara radikal, karena telah mengultimatum rakyat Indonesia untuk tidak memanfaatkan wilayah laut Natuna Utara yang merupakan ZEE dalam wilayah kedaulatan laut Indonesia.

Radikal itu membunuh sipil, polisi hingga anggota TNI dengan motif ingin memisahkan diri dari NKRI. Itu jelas dilakukan oleh OPM. Anda tidak pernah menyebut OPM Radikal, bahkan menyebut dengan ungkapan 'saudara' ?

Kalau mau memerangi China dan OPM tak perlu unjuk gigi di Monas. Langsung ke lokasi pertempuran, jangan pula salah nanti sasarannya ke Petamburan.

Tentara itu banyak aksi sedikit bicara, kerjanya eksekusi sesuai tupoksi. Jangan malah pingin seperti politisi, sudah terlalu banyak politisi di negeri ini.

Negeri ini butuh negarawan, bukan politisi. Jadilah, seorang jenderal yang negarawan. Jangan malah nimbrung urusan politik dan bertindak layaknya politisi.

Sudahlah Jenderal, kembali ke tupoksi, manunggal bersama rakyat, menjaga kedaulatan, meningkatkan benteng pertahanan dan keamanan. Jangan malah sibuk tereak radikal radikul, itu pekerjaan buzzer bukan pekerjaan Tentara. [].