Hasani Abdulgani: Shin Tae-yong Banyak Kemajuan, Jangan Direcoki
Ahad, 23 Januari 2022
Faktakini.info, Jakarta - Kegagalan Timnas Indonesia menjuarai Piala AFF 2020 rupanya disikapi berbeda oleh Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Salah satu anggotanya, Haruna Soemitro, mengkritik kinerja pelatih Shin Tae-yong yang meraih runner-up.
Haruna menyatakan Shin sejatinya tak berbeda dengan pelatih skuad 'Garuda' terdahulu yang memberikan lima gelar runner-up di Piala AFF.
Anggota Exco PSSI lainnya, Hasani Abdulgani, menilai kiprah Shin bersama Timnas Indonesia sejauh ini telah menunjukkan banyak kemajuan. Apalagi, Indonesia begitu dianggap remeh ketika berlaga di Piala AFF 2020.
"Apa yang dilakukan Shin Tae-yong selama ini sudah banyak kemajuannya. Di Piala AFF 2020, kita kan dianggap remeh, ternyata bisa mengalahkan Malaysia dan Singapura. Lawan Vietnam strateginya dia juga bagus bisa menahan 0-0, apalagi kita juga bisa jadi juara grup," ujar Hasani ketika berbincang dengan kumparan, Senin (17/1/2022)
Hasani kemudian mengingat momen pertamanya kala bertemu dengan Shin. Ia juga mengaku sempat menonton langsung bersama juru latih asal Korea Selatan itu laga Indonesia melawan Malaysia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Bukit Jalil pada 2019 silam.
"Saya termasuk yang meng-interview Shin Tae-yong dan setelah itu kami menonton pertandingan Indonesia vs Malaysia. Di laga itu, terlihat kita sama sekali tidak bisa mengimbangi permainan Malaysia, kalah total," ucap Hasani.
"Tapi, di Piala AFF kemarin, pemain muda yang diambil Shin Tae-yong banyak diyakini tidak bakal lolos dari fase grup, ternyata malah lolos sampai final dengan jadi juara grup. Saya apresiasi hasil itu. Untuk mencapai juara, mungkin dia punya cita-cita yang sama, tapi materi yang dia miliki hari ini belum mampu," lanjutnya.
Hasani menilai Shin sudah sepatutnya dibiarkan untuk bekerja. Apalagi, kontraknya juga masih tersisa dua tahun yakni hingga 2023.
"Memang dalam target kami, Shin Tae-yong bisa membawa Timnas Indonesia jadi juara di ASEAN, entah itu Piala AFF atau SEA Games. Dan, saya lihat trennya sudah mengarah ke sana. Kalau dipatahkan sekarang, tidak baik juga," tegasnya.
"Saya biasanya begini, karena latar belakang saya sebagai pebisnis, misalnya dalam kontrak 4 tahun, diujung kontrak nanti dievaluasi apa yang sudah dibangun, tercapai atau tidak. Kalau tidak tercapai dan banyak negatifnya, kita ambil keputusan. Kalau tidak tercapai tapi banyak positifnya, kita pertimbangkan. [Kontrak Shin] Masih dua tahun lagi, kenapa hari ini harus kita recoki?" pungkasnya.
Sumber: kumparan.com