Hubungan Membaik, Thailand Percepat Pengiriman Tenaga Kerja ke Arab Saudi

 



Jum'at, 28 Januari 2022

Faktakini.info, Jakarta - Membaiknya hubungan diplomatik antara Thailand dan Arab Saudi akan membawa manfaat tersendiri bagi negara Asia Tenggara itu. Sebab, daHubungan Membaik, Thailand Percepat Pengiriman Tenaga Kerja ke Arab Saudipat dipastikan bahwa Thailand akan kembali menjalin kerja sama terutama di bidang tenaga kerja.

Juru bicara pemerintah, Thanakorn Wangboonkongchana mengkonfirmasi hal itu dengan mengatakan bahwa Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha menginginkan kesepakatan kerja sama perburuhan baru antara Thailand dan Arab Saudi dilaksanakan dalam waktu dua bulan.

“PM menekankan perlunya segera mulai memasok Arab Saudi dengan pekerja Thailand, dan bahwa kerja sama itu harus terbentuk dalam dua bulan, untuk memastikan pekerja Thailand memiliki akses ke peluang kerja di Arab Saudi,” katanya, seperti dikutip dari Bangkok Post, Jumat (28/1).

Untuk mempercepat langkah tersebut, Departemen Pengembangan Keterampilan di bawah Kementerian Tenaga Kerja dilaporkan akan mulai berkoordinasi dengan kantor tenaga kerja di Riyadh untuk melaksanakan kesepakatan dengan Arab Saudi, yang dicapai selama kunjungan resmi Jenderal Prayut minggu ini.

Kesepakatan tenaga kerja itu dibahas dalam pembicaraan yang terjadi setelah Prayut bertemu Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman bin Abdulaziz al-Saud - yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri dan menteri pertahanan negara itu -untuk membangun kembali hubungan antara kedua kerajaan.

“Kesepakatan itu dijamin dalam pembicaraan bilateral antara Menteri Tenaga Kerja Suchart Chomklin dan mitranya dari Arab Saudi, Ahmed bin Suleiman al-Rajhi,” kata Thanakorn.

“Berdasarkan kesepakatan, kedua belah pihak telah sepakat untuk mendorong pelaksanaan kerja sama tenaga kerja lebih lanjut di berbagai sektor, terutama hotel, kesehatan dan kebugaran, dan konstruksi,” lanjutnya.

Saat ini, kata Thanakorn, hanya ada 1.345 pekerja Thailand di Arab Saudi, yang sebagian besar bepergian ke negara itu dan mencari pekerjaan sendiri.

Para pekerja ini dipekerjakan sebagai tukang las, teknisi, mekanik, pekerja pabrik, operator mesin, asisten juru masak dan pembantu rumah tangga. 

Sebelumnya, Arab Saudi menurunkan hubungan diplomatik dengan Thailand dan mengadopsi sejumlah tindakan setelah pembunuhan diplomat Saudi dan hilangnya seorang pengusaha Saudi di Bangkok menyusul pencurian permata negara Saudi pada tahun 1989, yang kemudian dikenal dengan istilah "Blue Diamond Affair".

Ini termasuk mengganti kepala misi diplomatiknya dengan kuasa usaha, melarang warga negara Arab Saudi bepergian ke Thailand, dan menghentikan pekerja Thailand untuk dipekerjakan di negara Timur Tengah.

Sejumlah upaya telah dilakukan kedua negara untuk memperbaiki hubungan mereka selama bertahun-tahun.

Kunjungan Jenderal Prayut atas undangan Yang Mulia Pangeran Mohammad bin Salman bin Abdulaziz, putra mahkota, minggu ini telah digembar-gemborkan sebagai terobosan bersejarah.

"Saya kewalahan dengan peluang besar yang kemungkinan diperoleh kedua negara dari normalisasi hubungan," kata Prayut di halaman Facebook-nya.

Dia mengatakan Thailand dan Arab Saudi dapat mengharapkan keuntungan di sembilan bidang utama, yaitu: pariwisata, energi, tenaga kerja, makanan, kesehatan, keamanan, pendidikan dan agama, perdagangan dan investasi, dan olahraga.

"Pariwisata akan mempromosikan lebih banyak kontak antara kedua negara dan diharapkan menghasilkan setidaknya 5 miliar baht pendapatan untuk Thailand," katanya.

Di bidang energi, kedua negara diharapkan untuk melakukan penelitian dan investasi bersama di bidang energi konvensional, bersih dan terbarukan sejalan dengan tujuan strategis.

Model ekonomi bio-sirkular dan hijau (BCG) Thailand juga sesuai dengan Inisiatif Hijau Saudi dan Inisiatif Hijau Timur Tengah, kata Jenderal Prayut.

"Pemulihan penuh hubungan diplomatik juga akan menciptakan peluang kerja bagi pekerja terampil dan semi-terampil di negara itu saat Arab Saudi melanjutkan skema infrastruktur," tambahnya.

Pada tahun 1987, Thailand mengirim sekitar 300.000 pekerja ke Arab Saudi yang menghasilkan lebih dari 9 miliar baht untuk negara tersebut.

Prauyut mengatakan, pengaturan kerja sama tenaga kerja tersebut akan dibawa kembali dengan pekerja Thailand yang diharapkan dapat berkontribusi pada Visi Saudi 2030, sebuah kerangka strategis untuk pembangunan ekonomi dan sosial.

Di bidang keamanan, Arab Saudi, anggota inti dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dapat mempromosikan upaya pemerintah Thailand untuk memulihkan perdamaian di Selatan.

Kedua negara juga dapat mengintensifkan kerja sama bilateral di bidang pendidikan agama dan pertukaran ilmu di bidang lain.

Prayut mengatakan pemulihan hubungan diplomatik juga akan membuka pintu bagi perdagangan dan investasi.

Sementara investor dan UKM Thailand dapat mengejar peluang bisnis dan kemitraan di Timur Tengah, Arab Saudi dapat berupaya untuk berinvestasi dalam skema ekonomi khusus Thailand seperti Koridor Ekonomi Timur (EEC) melalui Saudi Wealth Fund-nya.

Foto: Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman menjamu Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, yang sedang berkunjung ke Arab Saudi/Net

Sumber: rmol.id