Kisah Sayyidah Fatimah Az Zahra Putri Rasulullah SAW yang Wafat 3 Ramadan 11 Hijriah

 




Ahad, 23 Januari 2022

Faktakini.info, Jakarta - Fatimah Az Zahra, putri bungsu Rasulullah SAW meninggal dunia pada 3 Ramadan 11 Hijriah diusia 27 tahun. Fatimah yang merupakan istri dari Ali bin Abi Thalib itu meninggalkan 4 orang anak, Hasan, Husain, Zainab dan Ummu Kultsum. Sayidina Hasan dan Hussein terus melahirkan dan melanjutkan keturunan  Nabi Muhammad SAW di seluruh dunia. 

Fatimah ra adalah putri ke 4 dari pernikahan Rasulullah SAW dan Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid. Fatimah ra lahir di Ummul Qura (Makkah) pada hari Jum'at, 20 Jumadi al-Tsani.

Rasulullah sangat menyayangi Fatimah. Dalam sebuah riwayat diceritakan, Rasulullah pernah berkata kepada para sahabat saat sedang di atas mimbar. Rasulullah mengungkapkan rasa cintanya kepada putri bungsunya itu.

"Sesungguhnya Fatimah itu bagian dariku. Siapa yang membuatnya marah berarti membuat aku marah. Aku merasa terganggu bila dia diganggu dan aku merasa sakit hati bila dia disakiti."

Kepergian Fatimah yang merupakan putri kesayangan Rasulullah membawa duka yang mendalam bagi umat Islam. Fatimah wafat tidak lama setelah wafatnya Rasulullah saw. Saat Rasulullah diakhir hayatnya, Fatimah datang menghampiri sambil menangis.

Fatimah sedih kerena takut kehilangan ayah tercinta. Fatimah lalu dibisiki oleh Rasul, kemudian Fatimah yang tadi menangis tiba-tiba tersenyum. Ternyata Rasulullah mengatakan bahwa Fatimah adalah orang pertama dari keturunannya yang akan menyusul menghadap Ilahi.

6 bulan kemudian, Fatimah sakit dan meninggal. Umat Islam berbondong ke Masjid Nabawi untuk menyalatkan beliau. Salat jenazah dipimpin oleh Ali ra. Salat jenazah gelombang kedua dipimpin pamannya Abbas bin Abdul Muthalib ra. Jenazah Fatimah lalu dibawa ke Makam Baqi, dimakamkan bersebelahan dengan saudaranya, Zainab ra, Ruqayyah ra dan Ummu Kultsum ra.

Sayyidah Fatimah juga merupakan nenek dari seluruh keturunan Nabi Muhammad SAW yang ada di dunia.

Habib Ali Zaenal Abidin Al Kaff dalam sebuah kajian menyampaikan, keberadaan keturunan Rasulullah SAW telah disampaikan dalam berbagai hadis, bahkan Al-Quran. 

Dalam hadis sahih, Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa pada akhir zaman nanti, Allah SWT akan mengutus seorang Imam Mahdi untuk mengajak umat muslim melakukan kebaikan.

Rasulullah SAW pun berkata, “Dan dia adalah keturunanku.”

Bermula dari hadis tersebut, maka secara akal sehat manusia dapat disebut bahwa keturunan Rasulullah SAW pasti ada saat ini. Pasalnya, Rasulullah SAW sudah menegaskan bahwa keturunannya akan menjadi Imam Mahdi saat akhir zaman.

“Secara akal, maka apakah mungkin keturunan Rasulullah SAW itu tiba-tiba muncul di akhir zaman?” kata Habib Ali Al-Kaff.

Bukan hanya itu. Keberadaan keturunan Rasulullah SAW juga ada di dalam Al-Quran. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya dia yang mengatakan engkau tidak memiliki keturunan wahai Muhammad, dialah yang tidak memiliki keturunan.”

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah SAW mengatakan, anak dari Fatimah merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW pun berkata, “Setiap anak yang dilahirkan ibunya bernasab kepada ayahnya, kecuali anak-anak dari Fatimah. Akulah wali mereka, akulah nasab mereka dan akulah ayah mereka.”

Fatimah merupakan salah satu putri kesayangan Rasulullah SAW yang dikaruniai dua orang putra. Keduanya adalah Hasan dan Husein yang merupakan cucu Nabi Muhammad SAW dan bernasab kepada Nabi Muhammad SAW.

Berbeda dengan cucu Rasulullah SAW lain yang bernasabkan pada ayahnya masing-masing. Dalam berbagai kisah disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah  dikaruniai tujuh anak. Tiga di antaranya adalah laki-laki dan empat perempuan. Ketujuh anak Rasulullah SAW itu adalah Qasim, Abdullah, Ibrahim, Zaenab, Ruqoiyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah Azzahra

Nama marga / fam Shihab, Alatas, Assegaf, Alhabsyi, Alaydrus, Bin Syech Abubakar, Almunawar, Almusawwa, Alhaddad, Mauladdawilah, Aljufri, Alhamid, bin Yahya, Baraqba, Banahsan, Albahar, Assyatiri dan lain-lain adalah sekian dari banyak contoh nama yang kerap terdengar di telinga.

Habib Rizieq Shihab dan Dr Salim Segaf Aljufri (Dewan Syuro PKS) adalah beberapa contoh kalangan Habaib.

Contoh nama-nama itu bukan sekadar nama yang diberikan orangtua kepada anaknya ketika lahir. Karena nama-nama mereka dicatat dalam suatu dokumen yang dikerjakan oleh salah satu lembaga yang sudah eksis sejak Indonesia masih bernama Hindia-Belanda.

Rabithah Alawiyah -- seperti dilansir laman resmi Rabithah Alawiyah -- awalnya bernama Perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah yang mendapat persetujuan berkumpul oleh pemerintah Hindia-Belanda pada 27 Desember 1928 di Bogor. Tujuan awal didirikannya organisasi tersebut adalah untuk mengikat tali persaudaraan antar orang-orang rantauan dari jazirah Arab. Agar mereka yang tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga ke pulau Ende supaya tetap saling terhubung.

Selain menjaga komunikasi antar akar-rumput, lembaga ini juga merupakan pihak yang penting dalam mencatat contoh nama-nama seperti Shihab dan Alatas yang ternyata memiliki garis keturunan vertikal dari Nabi Muhammad. Menurut catatan Rabithah Alawiyah, terdapat 68 marga Arab yang tersisa dan tersebar di penjuru Indonesia.

Sumber: detik.com, Republika.co.id dan lainnya