Semprot Jokowi, Ustadz Irwan: Dia Telah Mengubah Pancasila Jadi Sekuler!

 



Jum'at, 28 Januari 2022

Faktakini.info, Jakarta - Pendakwah, Ustaz Irwan Syaifullah menyebut Presiden Jokowi telah mengubah Pancasila menjadi sekuler.

Ungkapan itu ia lontarkan terkait pendanaan pemindahan ibu kota baru yang menurutnya berasal dari riba.

Hal terkait Jokowi ubah Pancasila menjadi sekuler tersebut disampaikan Ustaz Irwan Syaifullah dalam video konferensi pers yang ditayangkan kanal YouTube MimbarTube, seperti dilihat pada Kamis 27 Januari 2022.

Dalam video berjudul “Penjajahan Oligarki Berkedok Pindah Ibu Kota Baru Harus Dilawan” itu, awalnya Irwan Syaifullah menyebut kebijakan Jokowi memindahkan ibu kota menggunakan dana pinjaman dari pihak asing.

Menurut Irwan Syaifullah, dana pinjaman atau hutang tersebut berdasarkan perspektif agama Islam disebut riba.

“Kebijakan (pemindahan) ibu kota ini ternyata menggunakan dana asing, dana pinjaman. Dalam perspektif Islam ini adalah riba,” ujar Ustaz Irwan.

Irwan pun lantas menyebut bahwa perbuatan riba merupakan pelanggaran terhadap sila pertama dalam Pancasila yakni Ketuhanan yang Maha Esa.

Maka dari itu, ia menyebut Presiden Jokowi telah melanggar Pancasila sila pertama. Padahal, kata Irwan, mantan wali kota Solo itu mengaku sebagai orang Pancasilais.

“Kalau riba, berarti ini melanggar Pancasila sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. Berarti kalau begitu, pak Jokowi yang sering kali mengatakan ‘aku Pancasila’, ini merupakan kebohongan,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Irwan, perbuatan riba yang dilakukan rezim Jokowi tersebut telah mengubah Pancasila menjadi sekuler.

“Berarti Pancasila ini sudah diubah bukan Ketuhanan yang Maha Esa, tapi sekuler ini Pancasila. Jadi yang mengubah Pancasila bukan ulama tapi rezim Jokowi,” ucapnya.

Lebih lanjut, Ustaz Irwan Syaifullah mengatakan apabila Jokowi memang mengaku sebagai orang yang memegang teguh Pancasila maka harusnya perbuatan riba itu ditinggalkan.

“Ini kalau mengaku Pancasila harusnya ditinggalkan itu hutang-hutang riba, kalau tidak berarti sekuler,” tegasnya. [/terkini]