'Sunda Tanpa PDIP' Bergema Akibat Ulah Arteria Dahlan

 



Jum'at, 21 Januari 2022

Faktakini.info, Jakarta - Tagar #SundaTanpaPDIP bergema di Twittter. Tagar tersebut muncul imbas dari ucapan Arteria Dahlan yang meminta Kajati berbahasa Sunda dicopot. Lantas akan berdampak signifikan kah ucapan Arteria itu ke suara PDIP di Jabar?

Tanda pagar (Tagar) #SundaTanpaPDIP masih bercokol di trending topic Indonesia hingga Jumat (21/1/2022) pagi ini. Sebagaimana dilihat pukul 07.12 WIB, 13.800 tweet berkaitan dengan tagar tersebut.

Beberapa Tweet menunjukkan kecaman atas pernyataan Arteria yang meminta Kajati berbahasa Sunda dicopot. Mereka kecewa atas ucapan Arteria tersebut.

"Bejaan kabeh barudak ieu tagar alus (kasih tahu semua anak-anak, ini tagar bagus)," ucap akun @Fa**** sebagaimana dilihat detikcom.

Bahkan ada beberapa Tweet yang langsung mengarah pada suara pilihan politik.

"Mulut mu mempengaruhi suarra banteng mu di tanah Sunda," ujar akun @Bo******.

"Urang Sunda tea kompak," ucap akun lainnya @ceu****

Pengamat politik UPI Karim Suryadi punya pandangan berkaitan dengan pengaruh ucapan Arteria terhadap suara PDIP di Jabar.

Dia mengatakan ada tidaknya dampak terhadap suara PDIP tergantung dari sikap partai dan Arteria sendiri dalam menuntaskan permasalahan ini.

"Berdampak tidaknya bagi dukungan terhadap PDIP akan bergantung kepada cara-cara dia dan partai menuntaskan masalah ini. Jika langkah yang diambil tidak menenangkan publik, bisa jadi berpengaruh buruk pada tingkat dukungan terhadap PDIP," ucap Karim kepada detikcom.

Karim menuturkan secara politik, masyarakat di Jabar sangat toleran dan terbuka. Bahkan dukungan terhadap partai politik pun beragam dan tak hanya kepada satu partai tertentu.

"Perolehan suara partai di Jabar adalah representasi kekuatan politik nasional. Artinya masyarakat Jabar bukan hanya dewasa menerima perbedaan politik, tetapi juga independen. Itulah sebabnya, caleg yang bertarung di Jabar pun diramaikan politisi dari luar Jabar," tuturnya.

Keterbukaan seperti inilah, kata Karim, yang harusnya dibaca secara cermat. Menurut Karim, jangan sampai hal seperti ini bisa mengganggu suara pemilih di Jabar.

"Keterbukaan politik seperti ini harus dibaca secara cermat, karena bukan hanya menjanjikan kontestasi, tetapi bisa saja menghukum tindakan partai dan politisi yang dinilai salah," kata dia.

Sumber: Detik.com