Keras! Khozinudin: Kok Aneh Danrem Kawal Tahun Baru Hanya di Kediaman Hb Bahar?
Sabtu, 1 Januari 2022
Faktakini.info, Jakarta - Hari Jum'at (31/12/2021) viral di media sosial video anggota TNI yang bernama A Fauzi mendatangi Ponpes Tajul Alawiyin yang diasuh oleh Habib Bahar bin Ali bin Smith, mereka datang untuk membela KSAD Dudung Abdurrachman terkait ucapannya "Tuhan itu bukan orang Arab" dan malah mengancam aķan menangkap Habib Bahar.
Dalam dialog dengan A Fauzi, Habib Bahar yang selama ini memiliki kedekatan dengan para anggota TNI itu dengan terang menunjukkan letak kesalahan ucapan Dudung dan ia menegaskan tidak akan pernah mundur dalam membela kebenaran. Dalam video yang beredar terlihat jelas Habib Bahar memiliki argumen dan dalil kuat.
Berikut ini kritik Ahmad Khozinudin terhadap A Fauzi dan kejadian tersebut yang jelas-jelas sudah melampaui kewenangan nya sebagai anggota TNI.
*KOK SPESIAL SEKALI, KAWAL TAHUN BARU HANYA DI KEDIAMAN HABIB BAHAR, NGELES ?*
Oleh : *Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik
_"Kehadiran Pak Danrem awalnya untuk mengingatkan soal aturan Mendagri tentang Natal dan Tahun Baru yang berlaku mulai 24 Desember hingga 2 Januari 2022. Jadi, kehadirannya dalam rangka pengamanan tahun baru, itu disampaikan Pak Danrem,"_
*[Kapendam III/Siliwangi, Kolonel Inf Arie Trie Hedhianto, 1/1]*
Sulit untuk tidak menyimpulkan, ada arogansi kekuasaan yang dipertontonkan aparat TNI dalam kasus 'Ultimatum' terhadap Habib Bahar untuk menghadiri panggilan Polda. Alasan yang disampaikan pihak TNI, lebih dipahami publik sebagai bentuk apologi (baca : ngeles), ketimbang sebuah klarifikasi yang bermartabat dan bertanggungjawab.
Sebagaimana dikabarkan media, melalui Kapendam III/Siliwangi, Kolonel Inf Arie Trie Hedhianto mengatakan perdebatan antara pendiri Pondok Pesantren Tajul Alawiyyi, Habib Bahar bin Smith dan Danrem 061 Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi, adalah dalam konteks mengingatkan soal aturan Mendagri tentang Natal dan Tahun Baru yang berlaku mulai 24 Desember hingga 2 Januari 2022.
Namun, jika diteliti lebih lanjut klarifikasi ini tidak sejalan dengan fakta yang terjadi, disebabkan beberapa alasan :
*Pertama,* dalam video yang beredar tidak ada kalimat komunikasi yang terjadi, yang konteksnya menjelaskan soal aturan Mendagri tentang Natal dan Tahun Baru yang berlaku mulai 24 Desember hingga 2 Januari 2022.
Diskusi yang terjadi, justru terbaca dengan jelas ada semacam 'ultimatum' dari Danrem agar Habib Bahar menghadiri panggilan Polda, disertai 'ancaman' akan ada upaya paksa. Dialog yang terjadi, bukan dalam konteks menjelaskan pengamanan tahun baru melainkan bertujuan 'mengamankan' panggilan kepolisian yang ditujukan kepada Habib Bahar.
*Kedua,* konteks pengamanan tahun baru juga tak mendapatkan relevansinya mengingat hal itu secara spesial ditujukan hanya kepada Habib Bahar. Tak ada upaya serupa yang dilakukan oleh Danrem 061 Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi, diberlakukan kepada Habib atau ulama lainnya.
Terlebih lagi, upaya mengingatkan soal aturan Mendagri tentang Natal dan Tahun Baru bukanlah tugas institusi TNI. Tetap saja institusi kepala daerah yang berwenang menjalankan mandat Mendagri, sebagai bawahan struktur Mendagri bukan oleh TNI. TNI dapat dilibatkan hanya sebagai satuan pengamanan tambahan, mendampingi polisi.
*Ketiga,* kalaupun konteksnya adalah mengingatkan aturan Mendagri tentang Natal dan Tahun Baru, diskusi tentang ultimatum untuk menghadiri panggilan kepolisian tetaplah tak relevan dan telah terkategori offside. Tugas pokok TNI bukanlah menegakkan hukum, apalagi dengan main ancam mengancam.
Karena itu, dengan dalih apapun tindakan Danrem 061 Suryakencana Brigjen TNI Achmad Fauzi tidak dapat dibenarkan. Selain merusak Criminal Justice System, tindakan tersebut juga menurunkan Marwah dan wibawa TNI.
*Keempat,* boleh jadi agenda resminya adalah mengawal pengamanan tahun baru, namun didalamnya diboncengi misi untuk mengultimatum Habib Bahar. Sikap seperti ini, tetap saja tak layak dipertontonkan TNI yang semestinya menjadi mitra masyarakat dan abdi rakyat.
Semoga, kejadian ini yang terakhir. Kedepan, institusi TNI harus benar-benar fokus menjalankan fungsi sebagai alat negara, bukan alat kekuasaan. [].
Klik video: