Bagai Bumi dan Langit Kekuatan Militer Rusia-Ukraina, Begini Perbandingannya

 




Jum'at, 25 Februari 2022

Faktakini.info, Jakarta - Rusia betul-betul melancarkan serangan militer ke Ukraina usai Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer Rusia. Kedua negara memiliki perbedaan kekuatan militer yang cukup signifikan. Seperti apa?

Berdasarkan data dari BBC, Kamis (24/2/2022), Rusia dan Ukraina disebut mempunyai perbedaan jumlah pasukan militer yang signifikan. Rusia dilaporkan memiliki 2,9 juta personel militer sedangkan Ukraina hanya memiliki 1,1 juta personel militer. Selain itu, Rusia memiliki pasukan cadangan sebanyak dua juta orang, sedangkan Ukraina hanya sekitar 900 ribu orang.

Tak hanya kekuatan pasukan, ternyata dari segi alutsista perang, kedua negara juga berbeda jauh. Salah satunya yakni pesawat tempur. Dilaporkan bahwa Rusia memiliki 1.511 pesawat tempur sedangkan Ukraina hanya memiliki 98 pesawat tempur.

Perbedaan signifikan juga terjadi pada alutsista helikopter tempur. Berdasarkan data dari BBC, Rusia dilaporkan memiliki helikopter tempur sebanyak 544 unit, sementara Ukraina hanya memiliki 34 unit.

Selain itu, perbedaan kekuatan alutsista darat antara Rusia dan Ukraina juga ternyata terpaut jauh. Berdasarkan sumber dari BBC, Rusia memiliki 12.240 tank, 30.122 kendaraan tempur, dan 7.571 artileri.

Jumlah tersebut berbeda cukup jauh dengan Ukraina yang hanya memiliki 2.596 tak, 12.303 kendaraan tempur, dan 2.040 artileri. Apakah ini menjadi alasan Rusia berani menyerang Ukraina?

Ukraina Panggil 200 Ribu Tentara Cadangan

Untuk diketahui, Ukraina telah memanggil 200 ribu orang lebih pasukan cadangan. Mereka dipanggil untuk bergabung ke Angkatan Bersenjata Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.

Dilansir dari AFP, Kamis (24/2/2022), pemanggilan dilakukan setelah majelis tinggi parlemen Rusia memberi izin kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirim pasukan "penjaga perdamaian" ke dua wilayah separatis yang memisahkan diri di Ukraina timur.

Angkatan Bersenjata Ukraina menyatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook, bahwa pasukan cadangan berusia antara 18 tahun dan 60 tahun akan dipanggil untuk jangka waktu hingga satu tahun. Sebanyak lebih dari 200 ribu orang itu sebagian besar terdiri dari personel militer yang bertugas di tahun-tahun pertama perang delapan tahun negara itu dengan separatis di Ukraina timur yang didukung Rusia.

Dekrit yang ditandatangani oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menyebutkan bahwa para mantan perwira dan bintara 'akan bertugas di unit militer dan sesuai dengan spesialisasi yang mereka miliki di masa lalu'.

"Jika pasukan cadangan, karena satu dan lain alasan yang ditentukan oleh hukum, tidak dapat dipanggil, mereka harus secara pribadi menunjukkan dokumen penjelasan," demikian bunyi dekrit tersebut.

"Jika tidak muncul atau mengabaikan panggilan dapat menyebabkan hukuman administratif dan pidana," imbuh dekrit tersebut.

Sementara itu, secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Ukraina menyerukan warga Ukraina di Rusia untuk segera angkat kaki. Menurut kementerian, meningkatnya ancaman 'agresi' Rusia berarti bahwa akan semakin sulit untuk menyediakan layanan konsuler bagi warga Ukraina di Rusia.

Antara dua dan tiga juta warga Ukraina diyakini tinggal di Rusia saat ini.

"Kementerian Luar Negeri mendesak warga Ukraina untuk tidak melakukan perjalanan ke Rusia, dan bagi mereka yang berada di negara itu untuk segera meninggalkan wilayahnya," kata kementerian itu.


Sumber: detik.com