BMKG: Gempa Banten Tak Berpotensi Tsunami
Jum'at, 4 Februari 2022
Faktakini.info, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo yang mengguncang pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten, tidak berpotensi tsunami.
"Gempa bumi tektonik magnitudo 5,5 di samudera Hindia Selatan Jawa, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten, tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno, dalam keterangannya, Jumat (4/2).
Bambang menguraikan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,2. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,48° LS; 105,92° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 63 Km arah barat daya Bayah, pada kedalaman 55 km.
Sementara itu, kata Bambang, jenis dan mekanisme gempa bumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal)," urainya.
Namun, gempa bumi Banten tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Pelabuhan Ratu dengan skala intensitas IV MMI.
Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di daerah Malingping, Bayah, Cihara, Panggarangan, Ciptagelar, Wanasalam, Sukabumi, Rangkas Bitung, Cireunghas, Cikeusik dengan skala intensitas III MMI.
Untuk getaran yang dirasakan seakan-akan truk berlalu, terjadi di daerah seperti Sawarna, Pangalengan, Jakarta, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan, Parung Panjang dengan skala intensitas II MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Kepada masyarakat, BMKG mengimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," tandasnya.
Sumber: rmol.id