Cerdas! Ini Kesaksian Rocky Gerung di Sidang Munarman

 




Kamis, 3 Maret 2022

Faktakini.info, Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung menjadi ahli meringankan untuk mantan Sekretaris Umum FPI, Munarman. Di forum sidang, sentilan-sentilan Rocky Gerung bikin publik ikut mencermati.

Munarman adalah terdakwa kasus terorisme. Rocky dihadirkan dalam kapasitasnya sebagai orang yang tahu filsafat hukum dan memperhatikan isu terorisme, demikian kata pengacara Munarman, Azis Yanuar.

Dengan hadirnya Rocky di sidang, pengacara berharap dakwaan Munarman bisa menjadi ringan. Munarwan didakwa mendorong orang lain melakukan perbuatan terorisme. Jaksa menyebut Munarman berbaiat pada pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi pada 2014.

Ada pula, disebutkan jaksa, Munarman mengikuti berbagai kegiatan yang berisi baiat. Adapun tempatnya adalah Sekretariat Front Pembela Islam (FPI) Kota Makassar-Markas Daerah Laskar Pembela Islam (LPI), Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an Sudiang, Makassar, dan di aula Pusbinsa kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Perbuatan Munarman itu dilakukan dalam kurun 2015.

Sidang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim), Rabu (2/3/2022). Di depan majelis hakim, Rocky melontarkan kalimat-kalimatnya yang menyentil atensi. Berikut adalah sentilan-sentilan Rocky:

1. Rocky: Diskusi khilafah tak bertentangan dengan konstitusi

Rocky menyebut diskusi khilafah tidak bertentangan dengan konstitusi karena diskusi itu merupakan pelajaran. Ini sama saja dengan mahasiswa-mahasiswanya yang belajar sejumlah 'isme-isme' seperti ateisme hingga komunisme yang bagi banyak orang di Indonesia bikin alergi, namun tetap bisa dipelajari atas nama ilmu pengetahuan. Khilafah juga ditempatkannya sebagai objek yang sama.

"Bayangkan kalau khilafah itu kita larang untuk diajarkan, bagaimana milenial kita tahu, di belakang kita ada apa sih, saya sebut memori kita apa, nggak bisa itu. Itu mesti betul-betul, orang boleh bicara khilafah, bicara komunisme dan segala macam kan kita ingin supaya diskursus itu memungkinkan kita bersahabat sebagai warga negara. Kalau keadaan terbuka, saya bisa bersahabat dengan siapa saja, tapi kalau tertutup, kita saling intip-mengintip. Intip-mengintip itu yang merupakan jejak pertama kan kejahatan," kata Rocky.

2. Rocky Gerung: Saya dungu kalau jawab soal 'gabung ISIS'

Rocky Gerung tidak setuju dengan ISIS. Namun demikian, dia tidak mau menjelaskan pandangannya soal orang-orang yang mau masuk ISIS, soalnya itu adalah pengalaman eksistensial otentik masing-masing orang. Ini disampaikannya untuk menjawab pertanyaan jaksa.

"Tidak mungkin saya menerangkan mereka. Dia secara eksistensial punya pengalaman lain. Ini saya bilang saya dungu kalau saya mau terangkan ini," kata Rocky.

"Orang yang pengetahuannya kurang mungkin terbujuk rayu, lalu dia balik dia sadar, kan banyak yang begitu," imbuhnya.

3. Rocky singgung Jokowi intip WAG

Belakangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengomentari soal WhatsApp Group (WAG) ibu-ibu TNI. Di persidangan, Rocky menyinggung persoalan ini. Awalnya, Rocky menjelaskan soal diskusi akademis soal khilafah biasa digelar di WAG.

Di sinilah, Rocky menyinggung Presiden Jokowi. Rocky menyebut tindakan Jokowi yang mengintip WAG istri-istri TNI itu tidak sopan.

"Jangan seperti Pak Jokowi,ngintip WA grup ibu-ibu, emak-emak TNI, kan tidak bagus gitu, tidak sopan minimal,"ungkapnya.

4. Rocky mengaku tahu dari awal Munarman brutal

Rocky mengaku tahu bahwa Munarman merupakan sosok yang brutal. Rocky tahu Munarman saat Munarman masih di Lembaga Bantuan Hukum (LBH).

"Saya tahu dari awal, ini orang ini perangainya brutal ini, bahkan sebelum dia di FPI. FPI diam aja, waktu di LBH tuh," kata Rocky.

"Jadi kita musti pelajari itu yang saya maksud tadi secara psikologi. Sekarang kita uji misalnya, itu watak yang benar dari Munarman yang di Monas apa yang di sekarang yang anti-ISIS yang menjadikan FPI sebagai gerakan sosial yang mengambil alih fungsi dari departemen sosial, departemen kesehatan oleh FPI. Kan timbangan itu musti kita bikin," ujar Rocky.

5. Rocky: Kalau orang takut jadi radikal, bahaya betul negara ini

Rocky ditanya salah satu pengacara Munarman soal relevansi terorisme dengan istilah radikal. Rocky menjelaskan istilah 'radikal' dalam penggunaan tertentu untuk menyebut kelompok teror sudah dilarang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sesungguhnya, radikal adalah sifat berpikir yang mendalam yang justru diperlukan untuk menangkal ideologi kekerasan.

"Jadi kita sebetulnya mencegah bahasa itu yang tadinya fungsinya adalah untuk mengaktifkan dialektika, karena orang takut jadi radikal. Bahaya betul negara ini karena orang takut jadi radikal," ujar Rocky.

"Karena radikal itu justru memprovokasi kita untuk berpikir habis-habisan. Nah kalau kita dilarang berpikir habis-habisan, nah orang tidak lagi membanding-bandingkan, lalu orang melakukan kekerasan radikal. Halangan narasi itu menyebabkan orang mencari outlet yang sebetulnya destruktif," imbuhnya.

Foto: Rocky Gerung 

Sumber: detik.com