Maktab Daimi Rabithah Alawiyah Sebagai Pedoman Habaib dan Fenomena Munculnya Lembaga Nasab Abu-abu

 




Selasa, 22 Maret 2022

Faktakini.info

*FENOMENA LEMBAGA NASAB ABU-ABU*

Habaib / Saadah di Indonesia semenjak dahulu dalam urusan nasab / silsilah hanya melaporkan dan merujuk ke Maktab Daimi Robithoh Alawiyyah yang pusatnya di Jakarta

Generasi habaib dari era kesultanan-kesultanan nusantara sebelum Indonesia merdeka tak luput dalam pendataan dan pencatatan

Dengan standar itsbat / pensahan yang ketat dan sesuai kaedah ilmu nasab menjadi asas Maktab Daimi dalam mensahkan nasab seorang sayyid / habib, tidak merujuk kepada hal-hal yang sifatnya metafisika dan mimpi-mimpi, tetapi dengan merujuk ke buku induk nasab yang diwarisi dari generasi salaf yang sudah mendata habaib sebelumnya di kota Tarim, serta merujuk kepada data dan fakta di lapangan yang bisa diperpegangi kebenarannya, semisal kesaksian dari orang yang boleh dimintai kesaksian dan semisal dari surat-surat lama yang memiliki kekuatan hukum dan mencantumkan nama-nama kakek dari seorang sayyid yang akan diitsbat jalur nasabnya

Dengan standar yang sudah seharusnya seperti ini Maktab Daimi tidak asal dan serampangan dalam mensahkan nasab seseorang

Sehingga orang-orang yang terbuai untuk mengaku "habib" akan tertolak dan terbantah klaimnya dengan data-data pembanding dan manuskrip-manuskrip yang betul tua

Namun seiring berjalan waktu, mereka-mereka yang "mengaku" keturunan Nabi tetapi tidak lolos dengan standar pendataan ilmu nasab di Maktab Daimi akhirnya dengan keputusasaan mencoba cara lain agar dapat "pengakuan" di khalayak

Mereka pun memanfaatkan celah di aturan negara yang tidak membatasi izin-izin pada masyarakat yang ingin membentuk lembaga atau yayasan, dan cukup dengan memenuhi syarat-syarat standar dalam membuat lembaga dan yayasan mereka pun pada akhirnya mendirikan lembaga-lembaga mereka sendiri dan mensahkan nasab-nasab kelompok mereka dengan standar yang mereka tentukan dan tentu saja tidak sama dengan standar yang seharusnya diterapkan dalam ilmu nasab

Mereka rangkul kelompok-kelompok yang tidak lolos standar itsbat nasab dan mereka rekrut jadi anggota, dan tidak sedikit / banyak dari yang mereka rangkul adalah orang-orang yang sama sekali tidak dikenal sebagai habaib dari zaman kakek moyangnya

Dan demi menjawab penasaran masyarakat yang polos "kenapa muncul lembaga nasab lagi? Bukankah habaib sudah punya Robithoh Alawiyyah?"

merekapun menjawab dengan aneka jawaban yang menggelitik :

*- Lembaga kami ini lebih tua, dan sifatnya internasional, dan diakui banyak negara 

Jawaban: (padahal nol dari pembuktian, hanya klaim sepihak yang bahkan anak kecilpun bisa mengklaim hal yang sama)*

*- Lembaga kami khusus mencatat keturunan habaib dari kerajaan saja 

Jawaban: (padahal Maktab Daimi dari zaman dahulu sudah mencatat habaib yang kawin mengawin dengan putri-putri kesultanan-kesultanan dan merapikan data mereka)*

*- Lembaga Robithoh Alawiyyah itu dibentuk VOC, penghianat negara Indonesia sehingga dengan sengaja dari dahulu tidak mencatat kakek moyang kami para pejuang anti penjajah 

Jawaban: (ini lagi marak mereka angkat agar merusak kepercayaan khalayak kepada Robithoh Alawiyyah, dan sebagaimana kita tahu Robithoh Alawiyyah memang dibentuk sebelum Indonesia merdeka, dan di zaman tersebut untuk periizinan membentuk komunitas dan organisasi tentu saja kepada yang berwenang agar tidak terjadi benturan, bahkan di zaman tersebut urusan surat-surat jual beli tanah dan nikah saja melalui dokumen mereka yang berwenang, yaitu para penjajah, namun dalam kerjanya dan pendataannya maka habaib pendiri R.A tidak diintervensi pihak manapun)*

Pada intinya, mayoritas habaib di Indonesia hanya berpegang kepada Maktab Daimi Robithoh Alawiyyah, dan kepercayaan habaib dan muhibbin ini sudah terbentuk dari zaman dahulu, dan kepercayaan ini "mahal" dan tidak ada pada lembaga yang baru muncul, meskipun status lembaganya sama di kacamata aturan negara.

Sumber: pemerhati nasab.

Foto: Buku Nasab yang dikeluarkan Maktab Daimi Rabithah Alawiyah