Maktab Daimi Rabithah Alawiyyah, Lembaga Pencatatan Silsilah Nasab para Habaib

 




Selasa, 22 Maret 2022

Faktakini.info 

MAKTAB DAIMI

Lembaga Pencatatan Silsilah Alawiyyin

SEKILAS SEJARAH BERDIRINYA MAKTAB DAIMI

Sejarah pencatatan nasab alawiyyin telah dimulai oleh Syech Ali bin Abubakar As-Sakran pada abad 9 H, pencatatan nasab alawiyyin juga dilakukan oleh habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, dengan bantuan biaya dari raja-raja India, beliau memerintahkan untuk melakukan pencatatan alawiyyin di Hadramaut pada abad 17 H. Pada akhir abad 18 H. Sayyid Ali bin Syekh bin Muhammad bin Ali bin Syihab juga melakukan pencatatan alawiyyin sehingga terkompilasi dalam buku nasab yang berjumlah 18 jilid.

Pencatatan Nasab alawiyyin paling akhir dilakukan oleh mufti Hadramaut Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur pada akhir abad 19 H, yang kemudian dilanjut oleh anaknya sayyid Ali bin Abdurrahman Al-Masyhur yang terkumpul dalam 7 Buku.

Ketika Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad mendirikan Rabithah Alawiyyah, beliau memiliki inisiatif untuk melakukan pencatatan alawiyyin yang berada di Indonesia. Pada tanggal 10 Maret 1932 Rabithah Alawiyah dengan resmi membentuk Maktab Daimi yaitu lembaga otonom yang bertugas memelihara sejarah dan silsilah keturunan Rasulullah S.A.W. yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia. Untuk menjalankan tugas ini ditunjuklah sayyid Ali bin Ja'far Assegaf yang saat itu duduk di Dewan Pengawas Rabithah Alawiyah cabang Betawi sebagai ketua Maktab Daimi yan pertama. Dengan biaya dari Rabithah Alawiyyah dan didukung pula oleh seorang dermawanbernama Sayyid Syekh bin Ahmad bin Syahab, beliau mencatat keluarga Sayyid yang tersebar di Indonesia.

TUJUAN PENDIRIAN MAKTAB DAIMI

Tujuan mendirikan Maktab Daimi adalah untuk mencatat sejarah dan silsilah alawiyyin yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia, sehingga sejarah dan silsilah alawiyyin tetap lestari dan terjaga.

Sumber: 

Maktabdaimi.org