Mempertanyakan Strategi 'Defensif Mahfud MD' Dalam Menghindari Teroris OPM di Papua

 




Sabtu, 5 Maret 2022

Faktakini.info

*MEMPERTANYAKAN STRATEGI 'DEFENSIF MAHFUD MD' DALAM MENGHADAPI TERORIS OPM DI PAPUA*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pernah mengatakan dalam menghadapi konflik bersenjata di Papua Barat, saat ini TNI bersikap defensif atau bertahan. *Mahfud mengklaim strategi defensif ini menghasilkan satu kemajuan, yakni tidak ada warga sipil yang jatuh akibat konflik tersebut.*

_"Sekarang TNI itu bersifat defensif, tidak ofensif. Tapi satu kemajuan yang harus kita pelihara tidak ada korban masyarakat atau warga sipil sejak ada pendekatan baru,"_ kata Mahfud pada 28 Januari 2022 yang lalu.

Saat itu, situasi keamanan di Papua kembali memanas setelah baku tembak antara prajurit TNI dengan KKB kembali terjadi di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Kamis (27/1). *Sebanyak tiga anggota TNI gugur dalam insiden tersebut. Mereka antara lain, Serda Rizal, Pratu Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa.*

Namun omongan Mahfud MD ini hanya kecap belaka, bukan strategi defensif TNI, *melainkan patut diduga hanyalah strategi defensif apologetik seorang Mahfud MD untuk menghindari tanggung jawab atas meninggalnya sejumlah prajurit TNI oleh kekejian teroris OPM.*

OPM kembali berulah, kali ini Nasib tragis menimpa 8 karyawan Palaparin Timur Telematika (PTT) di Papua. Mereka tewas ditembak teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB). Peristiwa ini terjadi di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, sekitar pukul 13.00 WIT, Rabu (2/3/2022). Teroris KKB melancarkan serangan dadakan saat 8 karyawan PTT sementara bekerja.

Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga menjelaskan, kejadiannya terjadi dengan cepat. Kedelapan karyawan PTT tengah memperbaiki tower base transceiver station (BTS) 3 Telkomsel.

"Akibat dari penyerangan tersebut, 8 orang Karyawan PTT meninggal dunia," kata Aqsha Erlangga dalam keterangannya, Kamis (3/3).

*Lalu dimana strategi defensif TNI yang dikatakan Mahfud MD ?* yang diklaim hanya menimbulkan korban TNI ? yang diklaim menghindari korban sipil ?

*Kali ini, 8 anggota sipil menjadi korban kebengisan teroris OPM. Sekarang, Mahfud MD mau berdalih apa lagi ?* masih punya harga diri dan tak malu ? masih mau bertahan menjadi menteri ? masih tidak mau bersikap ksatria untuk mundur ?

Sebenarnya, kalau dahulu Mahfud MD menginsyafi kesalahan yang menimbulkan korban anggota TNI, tidak membual menjual narasi strategi defensif, mungkin kejadian 8 sipil tewas ini bisa kita anggap murni kesalahan OPM. Namun, dahulu strategi defensif Mahfud MD diklaim berhasil, sehingga hanya menimbulkan korban anggota TNI.

Sekarang, ada 8 Korban sipil. Mahfud MD mau berdalih apa lagi ? mau jualan teori apa lagi ?

Sudahlah, kalau tidak becus mengelola hukum dan keamanan di negeri ini lebih baik mundur. Masih ada jutaan putera terbaik bangsa, yang mampu dan benar-benar berkhidmat untuk negeri, melindungi kedaulatan dan keamanan Indonesia.

Kalau cuma jualan teori sebagai Profesor, lebih baik Mahfud MD pulang ke kampus, fokus ngajar saja. Atau menjadi warga biasa saja, agar bebas ngomong dan nge-tweet apapun. [].