Pekik Takbir Bergema Sambut Jenazah Dokter Sunardi yang Ditembak Mati Densus

 




Jum'at, 11 Maret 2022

Faktakini.info, Jakarta - Jenazah terduga teroris yang mati ditembak Densus 88 Antiteror, dr Sunardi, telah tiba di rumah duka pada Kamis sore, 10 Maret 2022. Rencananya, jenazah akan dimakamakan di pemakaman Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, pada Kamis malam.

Berangkat dari Semarang

Juru bicara keluarga dr Sunardi, Endro Sudarsono, mengatakan mobil jenazah yang membawa jenazah dr Sunardi berangkat dari Semarang sekitar pukul 15.00 WIB. Selanjutnya jenazah tersebut tiba di rumah duka yang beralamat di Jalan Dr Muwardi No 92, Bangunsari RT 3 RW 7, Gayam, Sukoharjo sekitar pukul 16.45 WIB.

“Tadi yang mendampingi di dalam mobil jenazah itu Mas Supri dari Takmir Masjid Muhajirin Solo. Setelah mobil jenazah tiba di rumah duka, jenazah langsung dimasukkan ke dalam rumah,” kata Endro, Kamis, 10 Maret 2022.

Baca juga: Teroris di Sukoharjo yang Tewas Ditembak Seorang Dokter

Habis Isya Dimakamkan

Setelah itu, mobil jenazah yang membawanya dari Semarang langsung meninggalkan rumah duka. Mobil jenazah untuk membawa menuju tempat peristirahatan terakhirnya pun berganti. Menurut Endro, rencananya jenazah akan dimakamkan di pemakaman Polokarto.

"Abis isya dimakamkan di makam Polokarto,” katanya.

Pekikkan Takbir

Endro mengatakan saat ini sudah banyak pelayat yang mendatangi rumah duka Sunardi. Bahkan, saat kedatangan jenazah juga disambut oleh sejumlah laskar dengan memekikkan takbir.

“Banyak tadi yang datang ada ratusan. Selain warga juga dari (laskar) Sukoharjo dan beberapa Solo Raya masuk ke sana,” katanya.

Sunardi yang berprofesi sebagai dokter itu tewas dalam penyergapan yang dilakukan Densus 88 Antiteror di Jalan Bekonang-Sukoharjo, Cendana Baru, Sugihan, Sukoharjo pada Rabu, 9 Maret 2022, malam. Mobil yang ditumpangi Sunardi menghantam tembok pagar rumah milik warga.

Pihak kepolisian menyatakan bahwa saat akan ditangkap, dokter Sunardi melawan aparat. Sementara tetangga dokter Sunardi mengatakan bahwa untuk berjalan saja dokter Sunardi kesulitan.

“Beliau pakai tongkat. Kalau jalan pelan-pelan. Dia selalu menyimpan kursi (untuk sholat) di masjid. Untuk sholat dia nggak bisa ruku’ nggak bisa sujud. Saya sebagai tetangga juga prihatin, kok kejadiannya bisa seperti ini,” tambah Abdullah menjelaskan kepada Panjimas di sela-sela melayat.

Pihak keluarga menyayangkan tindakan Densus 88 Antiteror yang menewaskan dokter Sunardi. Keluarga meyakini dokter Sunardi tidak terlibat kasus terorisme.

"Sekali lagi pesan dari keluarga, keluarga sedikit pun tidak meyakini kalau Pak Sunardi itu terlibat kasus terorisme," kata Endro Sudarsono.

Terkait langkah hukum, ISAC masih akan berkoordinasi dengan keluarga dokter Sunardi dalam waktu dekat.

"Untuk langkah hukum, ini sudah ada yang mendekati kami, cuma belum kami sampaikan kepada pihak keluarga. Karena tidak etis kalau saat ini langsung berbicara masalah hukum," kata dia.

Foto: Jenazah dokter yang menjadi terduga teroris tiba di rumah duka. VIVA/ Fajar Sodik.

Sumber: viva.co.id dan lainya