Putusan KM 50 Sesat dan Menyesatkan, KPAU, Sejumlah Tokoh dan Ulama Menyatakan Hukum Sudah Mati

 



Ahad, 20 Maret 2022

Faktakini.info 

*PUTUSAN KM 50 SESAT DAN MENYESATKAN, KPAU, SEJUMLAH TOKOH DAN ULAMA MENYATAKAN HUKUM SUDAH MATI*

Pada Sabtu (19/3), KPAU menggelar press komference di Jakarta. Sejumlah tokoh dan ulama hadir dalam agenda tersebut. 

Ahmad Khozinudin, S.H., selaku Ketua Umum KPAU mengatakan putusan lepas (onslag) terhadap dua terdakwa Briptu Fikri Ramadhan dan IPDA M Yusmin Ohorella, menunjukkan kepada masyarakat bahwa hukum dan keadilan telah mati.

"Kami akan terus melakukan pengawalan dan menyampaikan tuntutan untuk dilakukan proses ulang kasus ini baik setelah rezim ini berganti atau kalaupun rezim pengganti juga tetap berbuat zalim kami akan tetap terus melakukan tuntutan hingga di pengadilan akhirat." ungkapnya saat membacakan pernyataan.

Sementara itu, Dr Marwan Batubara, Msc dari Tim Pemantau Peristiwa Pembunuhan (TP3) menyatakan tidak kaget dengan putusan pengadilan yang melepas pelaku pembunuhan 6 pengawal HRS. Sejak awal semua proses menurutnya hanyalah sandiwara. Karena itu, ia mengimbau kepada segenap rakyat untuk tidak percaya pada semua sandiwara yang tidak lucu ini.

"Kasus ini, mengkonfirmasi sikap hipokrit Presiden Jokowi yang sebelumnya menjanjikan akan menerima masukan dari proses pemantauan yang kami lakukan. Nyatanya, temuan TP3 diabaikan, sementara proses hukum hanya didasarkan hasil pemantauan Komnas HAM." keluh Marwan.

Marwan juga mengungkap Lembaga negara dari kepolisian, Komnas HAM hingga pengadilan, telah menjadi pemain sandiwara semuanya. Nyawa 6 anak bangsa menjadi tidak ada harganya, pelanggaran HAM berat diadili dalam pengadilan biasa dan divonis lepas.

Aziz Yanuar, SH MH,

Kuasa Hukum Keluarga 6 Pengawal HRS menerangkan bahwa seluruh korban memiliki luka tembak lebih dari satu di dada sebelah kiri, hanya ada dalam film aksi Hollywood orang yang dalam kondisi pergumulan hebat di dalam mobil yang ruang bergeraknya sempit mampu menembak tepat sasaran di wilayah tubuh yang sama. 

"Karena itu, vonis lepas (onslag) hakim ini amat sangat tidak masuk dalam logika yang sehat" tegasnya.

Selanjutnya, Aziz mengungkap menuntut pihak jaksa penuntut umum untuk melakukan upaya hukum lanjutan, demi mengembalikan rasa kepercayaan terhadap penegakan hukum di Indonesia.

Syuhada Aqse, perwakilan Keluarga Korban 6 pengawal HRS menyatakan semua yang terlibat dalam pembunuhan hidup dalam murka dan laknat Allah SWT, dan di akhirat akan mendapatkan azab yang pedih.

"Bertaubatlah kalian selagi masih hidup, ungkap semua kejadian yang sesungguhnya. Demi Allah, kami akan menuntut kalian semuanya di pengadilan akhirat" terangnya dengan geram.

KH Miqdad Ali Azka, LC

Ulama, Pengasuh Ponpes Nida' as Sunnah, perwakilan ulama yang hadir menjelaskan bahwa dalam Islam, setiap pelaku pembunuhan baik yang memiliki ide, merencanakan, menyiapkan, hingga yang mengeksekusi di lapangan baik eksekutor langsung maupun yang membantu, semuanya wajib dihukum qishas (bunuh).

"Sanksi Uqubat termasuk penerapan hukum Qishas dalam Islam memiliki fungsi Jawazir (penghapus dosa) dan Jawabir (pencegah) agar masyarakat tidak melakukan kejahatan" terangnya.

Terpisah, Ricky Fattamazaya Munthe, SH MH yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal KPAU menerangkan sesungguhnya, unsur pembelaan terpaksa (noodweer) dan pembelaan darurat (noodweer-exces) dalam kasus ini tidak terpenuhi, sehingga berkonsekuensi pada tidak adanya alasan yang dapat menghilangkan unsur melawan hukum perbuatan yang dapat dijadikan dasar untuk memberikan pembenaran dan/atau permaafan kepada terdakwa Briptu Fikri Ramadhan dan IPDA M Yusmin Ohorella.

"Koalisi Persaudaraan & Advokasi Umat (KPAU) kembali menegaskan mosi tidak percaya terhadap keseluruhan proses persidangan KM 50 termasuk pada putusan yang baru saja dibacakan  di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan melalui majelis hakim yang dipimpin Muhammad Arif Nuryanta" tegasnya, mengutip pernyataan yang dibuat KPAU.

Acara yang diadakan di Hotel 101 Urban ini juga dihadiri oleh 4 (empat) perwakilan keluarga korban. Dalam kesempatan tersebut, tanggapan keluarga korban diwakili oleh Suhada Aqse. [].

https://youtu.be/xJbuV-fHAOU

https://youtu.be/xJbuV-fHAOU

https://youtu.be/xJbuV-fHAOU