USM: Ciri-ciri 'Penceramah Radikal' Versi BNPT Multi Tafsir, Bisa Dipakai Untuk Menyerang Pengkritik Pemerintah

 




Kamis, 10 Maret 2022

Faktakini.info, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menerbitkan sejumlah ciri penceramah radikal. Langkah itu dilakukan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir keberadaan pendakwah radikal pada Rapat Pimpinan TNI-Polri.

Direktur Pencegahan BNPT Ahmad Nurwakhid menyampaikan salah satu ciri penceramah radikal adalah antipemerintah. Ia menyebut para penceramah itu selalu menyebarkan kebencian terhadap pemerintahan yang sah.

Ketua Umum Persaudaraan Alumni  212 (PA 212) Ustadz Slamet Maarif  angkat suara menanggapi tudingan tersebut. Ia menegaskan ciri-ciri penceramah radikal versi BNPT itu bisa multitafsir dan bisa digunakan untuk menggebuk pihak-pihak yang mengkritik pemerintah. 

"Ciri-ciri tersebut bisa multitafsir dan disalah gunakan untuk barisan oposisi. Seperti anti pemerintah dikhawatirkan kritik pemerintah dimaknai anti pemerintah", ujar USM kepada Faktakini.info, Kamis (10/3/2022) pagi.

USM juga meminta untuk berhati-hati bicara soal khilafah karena soal khilafah sudah ada di dalam Al-Quran. Umat Islam percaya akan adanya khilafah itu bukan berarti mau mendirikan negara Islam di Indonesia. 

"Contoh lagi masalah Khilafah juga harus jelas sebab khilafah itu ada dalam Alquran. ( Ajaran Islam ) Khilafah nubuwwah. Ada jg yg memaknai salah kaprah dengan khilafah dianggap mau membuat negara Islam di Indonesia. Nah ini kan harus jelas", tuturnya. 

"Satu lagi. Dengan BNPT ( pemerintah ) menyatakan bahwa mengkafirkan orang yang berbeda agama adalah merupakan kelompok radikal yang mengarah ke ciri-ciri terorisme itu sangat bahaya. Maka wajib umat Islam melawan dan tidak wajib untuk taat pada pemerintahan yang berupaya melakukan perubahan pada ajaran agama Islam. Bila ada ulama yg diam atas permasalahan ini maka mrk merupakan pengkhianat kepada Allah SWT dan rasul-Nya", tambah USM. 

"Ini hal pokok dalam Islam. Bila pemerintahan ingin buat agama baru, maka itu urusan mereka. Tapi melakukan distorsi atas ajaran Islam maka ini sebuah tantangan bagi umat Islam khususnya para ulama", tegas Ketua Umum PA 212 ini.

USM kemudian menasehati BNPT agar tidak buru-buru mengumumkan ciri-ciri penceramah radikal tersebut sebelum berdialog dengan MUI, pimpinan ormas-ormas Islam dan lainnya.

"Saran saya sebaiknya jgn terburu-buru mengeluarkan ciri-ciri tersebut sebelum tukar pikiran dengan beberapa pihak seperti MUI, pimpinan ormas Islam, dan lain-lain", tutupnya.

Foto: Ustadz Slamet Maarif