(Video) Membludak! Massa Aksi Tuntut Penjarakan Yaqut Bergerak ke Bareskrim dari Masjid Al Azhar

 






Selasa, 15 Maret 2022

Faktakini.info, Jakarta - Ribuan massa umat Islam termasuk dari Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) hari ini, Selasa (15/3/2022)  ba'da Sholat Dzuhur mulai Bergerak dari Masjid Al Azhar menuju ke depan Gedung Bareskrim Mabes Polri.

Sekitar pukul 13.00 WIB, ratusan massa mulai bergerak meninggalkan Masjid Al Azhar, jalan kaki menuju Gedung Bareskrim sambil melanjutkan sholawat. Sementara massa dari arah lain juga terus mengalir berdatangan. 

Mereka melakukan aksi ini untuk menuntut agar Polri segera memanggil Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam kasus dugaan penodaan agama Islam karena analogi adzan dengan gonggongan anjing.

“Mendukung Polri menegakkan hukum bagi penista agama, yakni Menteri Agama,” kata koordinator lapangan, Verry Koestanto, Senin (14/3).

Sebelumnya massa telah berkumpul di Masjid Al Azhar untuk melakukan shalat dzuhur berjamaah.


Berdasarkan informasi, sekitarnya massa ditargetkan akan berjumlah 500 orang dari lintas organisasi keagamaan dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Termasuk di antaranya adalah Front Persaudaraan Islam (FPI), Bang Japar, PEJABAT dan sebagainya.


Sebelumnya Ketua Umum PA 212, Ustadz Slamet Maarif (USM) mendesak Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas agar segera melontarkan permintaan maaf kepada umat Islam akibat pernyataan toa masjid. Slamet mengatakan adanya perumpamaan kalimat azan dengan suara gonggongan anjing merupakan perumpamaan yang tidak seimbang.

"Bagi kita kalimat adzan itu mulia, panggilan untuk ibadah. Sedangkan satunya najis Mughallazah makannya tidak seimbang membandingkan hal tersebut," ujar USM dalam acara Total Politik, Minggu (6/3/2022). 

Slamet menjelaskan, dia telah memerhatikan Yaqut sejak lama. Namun, hingga saat ini umat Islam belum mendengarkan permintaan maaf dari beliau.

"Sebetulnya kita sudah memperhatikan lama, tapi Pak Menteri ini memang sombong, angkuh. Sampai hari ini kita belum mendengarkan statement minta maaf," jelasnya.

Lanjutnya, langkah Yaqut justru menunjukkan keangkuhannya sebagai menteri. Karena tidak hanya enggan meminta maaf, Yaqut justru melaporkan hal tersebut ke kepolisian.

"Ini Pak Menteri ngeles. Bahkan Pak Menteri melaporkan balik dugaan tersebut, sombong bener. Minta maaf bukan suatu yang hina sebenernya. Enggak layak dipertahankan," tandas USM.

USM menambahkan beberapa pihak telah melaporkan penistaan tersebut ke pihak berwajib. Namun, jika pelaporan tersebut seakan-akan dilindungi dan tidak berproses, maka akan ada demo berjilid-jilid. 

"Jadi, sampai kapanpun kita akan tuntut untuk kita proses. Kalau ini seakan dilindungi dan tidak diproses maka kami akan terus demo berjilid-jilid," ucap USM.

Klik video: