Vonis Bebas KM 50, Khozinudin: Mana Kepala Ikan yang Busuk? Jangan Hanya Mengedarkan Info Sisik Ikan!

 



Rabu, 23  Maret 2022

Faktakini.info 

*MANA KEPALA IKAN YANG BUSUK ? JANGAN HANYA MENGEDARKAN INFO SISIK IKAN !*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

Terdakwa Briptu Fikri Ramadhan dan Ipda Muhammad Yusmin Ohorella divonis lepas dari tuntutan jaksa terkait perkara penembakan laskar FPI di Km 50 Tol Cikampek. Investigasi Tempo menemukan fakta bahwa nama polisi Muhammad Yusril Ohorella ternyata turut disebut dalam  peristiwa penyiraman mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Namun, publik bertanya-tanya, mengapa yang dihadirkan dalam meja peradilan hanya polisi kelas sisik ikan ? mana polisi kelas kepala ikan ? tidak mungkin, sisik ikan menempel pada buah keladi. Pasti menempel pada ikan, dan setiap ikan pasti ada kepalanya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberikan sambutan dalam penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61 dan Sespimma Polri Angkatan ke-66, di Lembang, Jawa Barat, Rabu, 27 Oktober 2021 lalu, pernah mengutip peribahasa “Ikan Busuk Mulai dari Kepala”. Artinya, segala permasalahan internal di kepolisian dapat terjadi karena pemimpinnya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya.

Kasus Novel Baswedan apalagi KM 50 adalah kasus yang tak mungkin dilakukan oleh sisik ikan. Pasti, ada kepala ikan yang busuk tempat menempelnya sisik ikan.

Fakta yang diungkap investasi Tempo dapat dipahami, tidak mungkin ada dua kasus berbeda dengan aktor yang sama tanpa adanya instruksi dari otoritas yang mengendalikan Yusmin Ohorella. Bisa saja, hanya sisik ikan yang dikupas, tapi kepala ikannya yang busuk diamankan di peti es.

Fakta persidangan versi pengadilan negeri Jakarta Selatan saja, semestinya menyeret Kapolda Metro Jaya Fadil Imran. Mustahil ada kesalahan prajurit, yang ada adalah kesalahan komandan.

Apalagi, versi kronologi yang disampaikannya oleh Fadil Imran berubah-ubah. Meminjam istilah yang digunakan untuk mengkriminalisasi aktivis, apa yang disampaikan oleh Fadil Imran adalah menyebar hoax yang menerbitkan keonaran. 

Publik boleh kritis terhadap beredar nama Yusmin Ohorella yang makin moncer. Tapi tak boleh lupa, Yusmin hanyalah sisik, hanya pelaksana perintah, bukan pemilik otoritas perintah.

Rasanya, sebelum rezim berganti, bahkan sebelum sistem demokrasi sekuler ini berganti, kejahatan demi kejahatan akan terus bebas dilakukan, dan pelaku kejahatan akan terus mendapatkan perlindungan dari bungker kekuasaan. Semua tidak akan berlalu begitu saja, butuh perjuangan yang gigih untuk dapat segera menghilangkan kezaliman di negeri ini dengan perjuangan yang selain mengganti rezim juga mengganti sistemnya. Ganti dengan sistem Islam, sistem syariah Islam dan Khilafah. 

Hanya Islam dan Khilafah, yang akan dapat menuntaskan berbagai problematika yang mendera. Sudah cukup, umat Islam ditipu dengan keadilan versi demokrasi sekuler.

Umat Islam harus segera kembali kepada fitrahnya, taat kepada Allah SWT. Kembali kepada sistem sesuai fitrahnya, yakni sistem Islam dibawah naungan institusi Khilafah. [].