Politisi Jahat Mau Bakar Al-Qur’an di Swedia, Akhirnya Kerusuhan Pecah di Dua Kota

 



Sabtu, 16 April 2022

Faktakini.info, Jakarta - Begitu jahatnya seorang politisi yang bukan beragama Islam, mau membakar kitab suci umat Islam, bukannya ia mengurusi kitab suci nya sendiri sehingga akhirnya menimbulkan kemarahan umat Islam 

Kerusuhan pecah terkait rencana pembakaran Al-Qur’an oleh politisi kontroversial Denmark-Swedia. Ratusan umat Islam marah hingga memicu bentrokan dengan polisi.

Kerusuhan disertai kekerasan terjadi di kota Linkoping Swedia sehubungan dengan pembakaran Quran oleh politisi Swedia-Denmark dan kritikus Islam Rasmus Paludan.

Paludan sebelumnya telah menerima izin untuk mengadakan pertemuan publik. Bahkan sebelum pembakaran Al-Qur’an yang dijadwalkan dimulai, bentrokan antara Muslim lokal yang marah dan polisi terjadi.

Dalam video dari tempat kejadian, pria terlihat berdiri di atap mobil polisi dan meneriakkan takbir.

“Saya tidak melihat mobil polisi yang tidak rusak,” ungkap seorang saksi mata mengatakan kepada surat kabar Aftonbladet.

Polisi harus mundur dan berkumpul kembali setelah petugas dilempari batu dan mobil polisi dihancurkan dan dibakar. Tiga petugas polisi yang terluka dibawa ke rumah sakit.

Selanjutnya, kerusuhan menyebar ke kota Norrkoping dan melibatkan ratusan peserta. Surat kabar Norrkopings Tidningar melaporkan situasinya “benar-benar tergelincir”.

Menurut penyiar nasional SVT, beberapa halte trem ditutup, karena trem diserang oleh massa. Dua orang ditangkap karena kerusuhan yang disertai kekerasan dan empat lainnya karena perilaku tidak tertib.

Menteri Kehakiman Morgan Johansson akhirnya berkomentar di Twitter untuk mengutuk kerusuhan dan Rasmus Paludan.

“Tidak peduli apa yang dipikirkan orang tentang pesan kebencian ekstremis sayap kanan yang diperjuangkan Paludan, tidak dapat diterima untuk bereaksi dengan kekerasan serius seperti itu. Ada baiknya polisi bertindak tegas menangani para pelaku dan menjaga ketertiban. Saya harap polisi yang terluka dapat pulih dengan cepat,” tweet Morgan Johansson.

"Orang-orang di balik kerusuhan dengan kekerasan tidak mewakili mereka yang tinggal di daerah itu. Sebagian besar wilayah rentan hanya menginginkan kedamaian dan ketenangan dan dapat menjalani kehidupan mereka. Adapun provokator ekstremis sayap kanan, reaksi seperti inilah yang ingin dia lihat. Tujuannya adalah untuk menghasut orang terhadap satu sama lain. Saya mendesak semua kekuatan kebaikan untuk tetap tenang dan tidak membiarkan diri mereka terprovokasi. Pemerintah terus mengikuti perkembangan,” papar dia.

Politisi Denmark-Swedia Rasmus Paludan menjadi terkenal di Denmark melalui demonstrasi menentang Islam di daerah-daerah padat Muslim yang ditampilkan dalam daftar ghetto resmi negara itu, yang difilmkan dan dirilis sebagai video. Selanjutnya, acara serupa diadakan di Swedia, sering kali mengakibatkan kerusuhan yang disertai kekerasan.


Demonstrasi tersebut dipandang memiliki sifat provokatif karena sering menampilkan penodaan terhadap Al-Qur’an, pusat Islam, namun dirayakan sebagai latihan kebebasan berbicara oleh Paludan dan partainya Garis Keras, yang dikenal dengan sikap anti-imigran yang kaku.

Mengingat berbagai ancaman dan upaya pembunuhan, Paludan telah ditempatkan di bawah perlindungan polisi.

Sebagai informasi, menurut laporan Pew Research 2017, komunitas Muslim sebagai 8,1% dari total populasi Swedia yang berjumlah 10 juta. Minoritas Muslim Swedia telah melonjak secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah krisis migran 2015.

Foto: Massa membakar mobil polisi dalam demonstrasi menentang rencana pembakaran Al-Quran di taman Sveaparken di Orebro, Swedia, 15/04/2022. [Reuters]

Sumber: suaraislam.id