Terkait Wacana 3 Periode, Pengamat: Psikologi Kegalauan Kekuasaan Jokowi

 



Sabtu, 9 April 2022

Faktakini.info 

*PSIKOLOGI KEGALAUAN KEKUASAAN JOKOWI*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

Adian Napitupulu, Politisi PDIP melalui artikel berjudul 'Lempar Batu Sembunyi Tangan' berusaha mengalihkan sasaran kritik mahasiswa kepada Jokowi, dengan dalih yang bicara tunda Pemilu dan menginginkan tiga periode Jokowi bukanlah Jokowi, melainkan para menteri Jokowi. Adian berdalih, sasaran kritik kepada Jokowi hanyalah berdasarkan praduga terhadap perasaan Jokowi.

Memang benar, yang tegas meminta tunda pemilu dan Jokowi tiga periode adalah menteri Jokowi. Menteri itu adalah Luhut Panjaitan dengan dalih big data, menteri Bahlil dengan dalih dunia usaha enjoy dengan Jokowi, Menteri Airlangga dengan dalih suara rakyat yang diklaim juga suara Golkar, juga Muhaimin PKB dan Zulkifli Hasan PAN yang berdalih pada perang Rusia Ukraina.

Namun Jokowi menikmati narasi para menteri dan pejabat partai bernyanyi tentang tunda Pemilu, tanda menyetujui manuver itu. Jokowi, bahkan menikmati teriakan rakyat yang bersuara 'tiga periode Jokowi' dengan membagikan jaket dan kaos kepada yang meneriakkannya.

Jokowi, pada silaturahmi Apdesi juga mengumbar operasional pemdes 3 % dari dana desa, gaji cair sebulan sekali, SPJ sederhana, hingga diberikan hak kepada aparat desa untuk mengelola dana BLT. Hasilnya ? Apdesi berikan dukungan tiga periode Jokowi, dan itu membahagiakan Jokowi.

Jokowi tidak pernah tegas menolak tiga periode atau tunda pemilu, hanya berujar akan taat konstitusi. Padahal, konstitusi pasti diubah untuk melegalisasi tiga periode maupun tunda pemilu. Itu artinya, Jokowi tetap taat konstitusi saat tiga periode, karena konstitusi telah diubah membolehkan tiga periode.

Jokowi, bahkan mengapresiasi aspirasi tunda Pemilu dan tiga periode Presiden. Dia menyebut itu sebagai aspirasi rakyat, padahal jelas-jelas bertentangan dengan konstitusi.

Semua itu menunjukkan Jokowi happy dengan nyanyian tiga periode dan  tunda Pemilu. Soal Jokowi marah-marah kepada menteri, itu biasa. Seperti biasa, Jokowi terbiasa marah-marah tapi kelakuannya kebalikannya.

Misalnya marah-marah soal impor, faktanya impor terus terjadi. Marah-marah soal utang, faktanya utang terus meroket hingga Rp. 7000 triliun.

Jadi, apa yang dinilai itu apa yang dilakukan bukan apa yang dikatakan Jokowi. Sudah tepat, mahasiswa mendemo Jokowi bukan mendemo menteri. Lagipula, Jokowi menegaskan tidak ada visi misi menteri, yang ada visi misi presiden.

Tunda pemilu maupun Jokowi tiga periode bukan visi misi menteri, tetapi visi misi Jokowi. Jokowi berpura pura marah, karena melihat rakyat lebih dahulu marah atas upaya memperpanjang kekuasaan Jokowi.

Jadi sekali lagi, sudah benar mahasiswa mendemo Jokowi. Bukan main gitar atau minum kopi bersama Jokowi. Saat ini, main gitar, ngopi dan bernyanyi bersama Jokowi bukan solusi bagi bangsa.

Solusi yang lebih tepat adalah segera mengakhiri kekuasaan Jokowi, bukan sekedar tolak tunda Pemilu atau tiga periode Jokowi. Mungkin, Adian Napitupulu khawatir tentang hal ini, padahal dulu dia paling bersemangat menjatuhkan Soeharto. [].