Parah! Pelaku Penembakan Massal di AS Siarkan Aksinya via Livestreaming
Senin, 16 Mei 2022
Faktakini.info, Jakarta - Insiden penembakan massal terjadi pada Sabtu sore di Buffalo, kota terbesar kedua di negara bagian New York, Amerika Serikat (AS) disiarkanlivestreaming via media sosial. Aksi penembakan dengan motif rasisme itu menewaskan sedikitnya 10 orang. Seorang pria bersenjata bersenjatakan senapan memasuki supermarket lokal, menembaki para pembeli.
Media lokal melaporkan, mengutip petugas keamanan, pelaku mengenakan perlengkapan gaya militer dan tampaknya bertindak sendiri. "Ini seperti berjalan ke film horor, tapi semuanya nyata," kata seorang petugas polisi di tempat kejadian seperti dikutip Russia Today dari Buffalo News, Minggu (15/5/2022).
Komisaris polisi Buffalo mengatakan total 13 orang ditembak, 10 tewas di tempat kejadian. Pelaku penembakan itu sendiri berhasil ditahan pihak kepolisian. Penyerang dilaporkan melakukan streaming langsung aksi penembakan massal itu di platform streaming Twitch.
Beberapa tangkapan layar yang konon diambil dari siaran langsung itu menunjukkan tubuh tergeletak di lantai dan seorang wanita tertembak di kepalanya beredar di dunia maya. Polisi mengatakan pelaku penembakan, yang sekarang ditahan, akan didakwa dengan pembunuhan dalam apa yang disebut petugas keamanan sebagai kejahatan rasial dan kasus ekstremisme kekerasan bermotivasi rasial.
Komisaris Polisi Buffalo Joseph Gramaglia pada konferensi pers mengatakan bahwa sekitar pukul 14:30 waktu setempat, seorang pria kulit putih berusia 18 tahun yang bukan berasal dari daerah itu keluar dari kendaraannya di Tops Friendly Market.
Pria itu, yang belum diidentifikasi secara publik oleh pihak berwenang, "bersenjata berat" dan memakai helm dan perlengkapan taktis. Pelaku juga memiliki kamera dan menyiarkan secara langsung aksi penembakan itu.
Seorang sumber penegak hukum mengatakan kepada CBS News bahwa tersangka diduga meneriakkan hinaan rasial selama penembakan. Sebuah sumber juga mengatakan pria bersenjata itu memiliki hinaan rasial yang tertulis di senjatanya. Para petugas mengatakan pada konferensi pers bahwa 11 dari 13 korban adalah orang Afrika-Amerika. Empat, termasuk satu yang tewas, adalah karyawan toko.
Sumber: sindonews.com