Hubungan Salaf dan Kekuasaan
Selasa, 31 Mei 2022
Faktakini.info
*HUBUNGAN SALAF DAN KEKUASAAN*
_Abu Hasan_313_
Ahmad menyampaikan, dan Ibnu Hibban dalam Shahiihnya, dari Jabir bin Abdillah RA bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
سَيَكُوْنُ أُمَرَاءُ مَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، وَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ، وَلَمْ يَرِدْ عَلَى اْلحَوْضِ، وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَى اْلحَوْضِ.
“Akan ada pemimpin-pemimpin yang siapa menemui mereka dan membantu mereka atas kezaliman mereka, serta membenarkan dusta mereka, maka ia bukan bagian dariku dan aku bukan bagian darinya, dan ia tidak akan mendatangi telaga itu. Dan siapa yang tidak menemui mereka dan tidak membantu mereka atas kezaliman mereka, serta tidak membenarkan mereka atas dusta mereka, maka ia bagian dariku dan aku bagian darinya serta ia pun akan mendatangi telaga itu.”
Al-Hakim menyampaikan dalam Taariikhnya, dan Ad-Dailami dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu Ta’ala Anhu ia mengatakan: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَا مِنْ عَالِمٍ يَأْتِي صَاحِبَ سُلْطَانٍ طَوْعًا، إِلَّا كَانَ شَرِيْكَهُ فِي كُلِّ لَوْنٍ يُعَذَّبُ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ.
“Tidaklah seorang ulama mendatangi pemangku kekuasaan secara sukarela, melainkan ia menyertainya dalam segala macam azab yang ditimpakan padanya di neraka Jahannam.”
Al-Imam Al-Quthub Abdullah Bin Alwi Al-Haddad mengatakan.'' Sebaik-baik penguasa adalah yang kebijakannya mengikuti pendapat ulama, dan seburuk-buruk ulama yang menjadikan ilmunya hany mengekor pendapat penguasa.''
Al-Imam Al-Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahar menulis surat pada penguasa Mukalla agar menjaga daerah yang dipimpinnya dari segala kemaksiatan, karena penguasa bertangung jawab atas segala yang terjadi pada rakyatnya. Jika baik dia mendapat kebaikan dan jika tidak maka ia pun mendapat dosa. Beliau juga memerintahkan agar penguasa bangkit dalam ghirah pada agama.
Teladan para habaib Al-Imam Abubakar Bin Abdullah Al-Atas berdakwah keluar masuk kampung dengan berjalan kaki, suatu saat diberi hadiah oleh penguasa beberapa ekor kuda dan bermacam hadiah, namun jiwa iffah beliau menolaknya dan menyuruh agar diberikan kepada orang miskin yang memerlukan.
Begitu teladan salaf kita, mereka patuh dengan apa yang disabdakan oleh Sayyidina Muhammad dalam menjaga jarak pada kekuasaan. Mereka menyayangi semua ummat Nabi termasuk para penguasa dengan selalu mendoakan dan memberi nasehat, namun tidak mau menerima imbalan apalagi mendukung kezaliman dengan menutup mata atau memuja siapapun yang memberi sedikit dunia, yang mereka yakini bahwa semua itu tidak akan menambah kemuliaan tetapi justru ikut menanggung dosa yang dilakun oleh penguasa.
*Para pemuda wajib mengerti tentang hal ini, karena semakin dekat pemilu maka tunas baru pengais remah-remah dunia semakin ramai bermunculan dengan mengklaim mereka lah pengikut salaf sejati padahal mereka lah yang melanggar petuah salaf.*