Perjuangan Laskar Hizbullah di Masa Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

 


Sabtu, 4 Juni 2022

Faktakini.info 

LASKAR HIZBULLAH

Menjelang kemerdekaan, Indonesia mengalami gejolak untuk melepaskan diri dari penjajahan. Di awal-awal 1945, mulailah dibuka pelatihan Laskar Hizbullah. Pelatihan dibuka oleh Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), yang ketika itu dikomandoi KH. Hasyim Asy'ari.

Pelatihan Laskar dilakukan di Perkebunan karet Cibarusah, yang ketika itu masih masuk wilayah Bogor. Kini Cibarusah adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Bekasi.

Pelatihan Laskar Hizbullah di Cibarusah yang diselenggarakan pertama kali pada 28 Februari 1945 itu diikuti oleh sekitar lima ratus pemuda dan santri. Setiap Pesantren se Jawa dan Madura mengirim lima orang utusan untuk mengikuti pelatihan.

Pertanyaannya, kenapa pelatihan Laskar Hizbullah itu tidak dilaksanakan di Jawa Timur? Salah satunya adalah karena lokasi Cibarusah yang sangat strategis dan dekat dengan Pusat Pemerintahan Militer Jepang.

Selain itu, lantaran di Cibarusah itu ada KH. Raden Ma'mun Nawawi atau yang akrab disapa Mama Cibogo (Cibogo adalah nama Kampung di Cibarusah), yang secara emosional dekat dengan KH. Hasyim Asy'ari.

Mama Cibogo merupakan santri di Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, yang diasuh langsung oleh KH. Hasyim Asy'ari, pada tahun 1936. Ia juga merupakan teman sejawat dari KH. Wahid Hasyim, putra pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Pada pelatihan Laskar ini Mama Cibogo ditugaskan langsung oleh Kiai Hasyim untuk melakukan pembinaan mental dan menempa spirit perjuangan para Laskar. Pada masa Perang Kenerdekaan, Mama Cibogo menjadi penasehat rohani dan kebhatinan para pejuang kemerdekaan Laskar Hizbullah.

Ide pembentukan Laskar Hizbullah ini mencuat kala Jepang mengubah strategi setelah terdesak oleh pasukan Sekutu. Sebelumnya, Perdana Menteri Kuniaki Koiso pada September 1944 mengobral janji termasuk memberi kemerdekaan. Karenanya Laskar Hizbullah merupakan gabungan keinginan pemerintah Jepang dan Ulama, ketika itu.

Dalam pelatihan di Cibarusah itu Laskar tidak hanya berlatih soal perang saja. Pada malam harinya juga mengaji dengan ulama seperti KH. Mustafa Kamil dari Singaparna, Jawa Barat, dan belajar bahan peledak dari KH. Abdul Halim.

Setelah latihan selama tiga bulan, pasukan Laskar Huzbullah diperkenankan untuk pulang ke daerah masing-masing untuk membuat pelatihan serupa. Mereka ditugaskan untuk melatih milisi di daerah asal yang beranggòtakan para santri dan pemuda.

Di Surabaya misalnya, yang kemudian terjadi perang pada 10 November 1945, merupakan daerah yang paling banyak alumni pelatihan dari Cibarusah, tepatnya di Kampung Cibogo.

Dikutip dari uninus.ac.id

📷 Laskar Hizbullah dengan bendera tauhidnya dalam parade di Markas Besar TKR/BKR di Yogyakarta pada masa perjuangan Kemerdekaan.

#FotoNoesantaraDoeloe 🇮🇩💯

#SatuFotoSejutaCerita