Lawan Islamofobia, Catatan Perjalanan UBM di Cologne dan Leiden

 



Sabtu, 30 Juli 2022

Faktakini.info 

*#Kopisehat_UBM  : CÖLOGNE DAN ISLAMOFOBIA*
Oleh : _Ustadz Buchory  Muslim_
Da'i Internasional Parmusi Politisi Partai Ummat
Tim Pendiri GNAI - Gerakan Nasional Anti Islamofobia

*SEMALAM* kami bermalam gratis di Cöln atau Cölogne, sebuah Kota di Jerman (konon dari sini lahir 'colone' semacam deodoran perempuan ya),  karena keterlambatan kereta dari Bern Swiss menuju Utrect Belanda, qaddarulláh saya sudah pernah berkunjung ke sini dan sangat berkesan adanya sebuah Masjid terbesar yang dibangun di Kota ini oleh Mayoritas Ummat Islam keturunan Turkey.

Saya jadi ingat cerita bahwa sejak aksi terorisme 11 September 2001, oleh sebagian besar kalangan Islamofobia adalah puncak dari kesan mereka akan Islam semakin buruk.

Termasuk di dalamnya sebagian besar warga Cölogne, Jerman. Mereka selalu menentang pendirian masjid. Mereka menganggap, keberadaan masjid akan menjadi pemicu munculnya aliran keagamaan yang dapat menyebabkan terjadinya konflik horizontal.

Apalagi, menurut pandangan mereka, Islam tidak lebih dari sebuah agama yang mengajarkan pemeluknya menjadi ekstrimis, tak peduli HAM,  teroris serta stigma negatif lainnya.

Namun, perlahan tapi pasti, kesan itu mulai luntur, seiring dengan tidak terbuktinya agama Islam sebagai pengajar apalagi pengusung terorisme dan stigma buruk lainnya dan tentunya berkat da'wah dan perilaku Muslimin di kota ini. Apatahlagi yang teranyar adalah Resolusi PBB tentang Anti Islamofobia, sejak 15 Maret 2022 yang baru lalu.

Warga Jerman pada umumnya,  mulai memahami bahwa apa pun agamanya dan siapa pun orangnya, bisa saja bertindak 'anarkis' dan melakukan 'kekerasan', bila harga diri dan martabat mereka dilecehkan, dikerdilkan apalagi dilemahkan.

Dari sini kemudian muncul keinginan sebagian warga Cölogne, terutama Muslim Jerman yang merupakan keturunan Turkey untuk mendirikan Masjid di tahun 2007 yang lalu.

Boleh dikatakan bahwa sekira dua pertiga warga Cöln menyambut positif. Maka, dengan besarnya persetujuan dan restu dari warga itu, masyarakat Muslim Cõln Jerman ini akhirnya bisa mendirikan sebuah masjid megah di tengah Kota.

Kaum Muslimin di wilayah Cöln saat ini  mencapai lebih dari 12 persen dari total populasi. Termasuk di dalamnya dari Turkey, Iran, Iraq, Suriah atau dari Muslimin kawasan Balkan. Semalam sopir taksi gratis yang mengantar kami dari Stasiun ke hotel adalah Orang Iran.

Diperkirakan jumlah penduduk Muslim di Cöln adalah merupakan yang terbanyak di seluruh kota di Jerman. Mayoritas warga Muslim di Jerman ini merupakan keturunan Turkey. Sebab, negara dengan penduduk Muslim terbesar di Eropa itu berbatasan langsung dengan Jerman.

Alhamdulillâh ketika kunjungan terakhir akhir 2018 yang lalu, kami pernah mampir dan shalat di Masjid indah yang sangat teratur sejak dari tempat penyimpanan sandal atau sepatu, tempat wudlu sampai arena shalat juga sangat bersih, wangi dan menyenangkan.

Sayangnya pagi ini setelah tilawah pagi, kami harus melanjutkan perjalanan ke Utrect Belanda sehingga tak sempat untuk mampir atau berkunjung ke sana, semoga dalam kesempatan berikut dapat kembali berkunjung ke Masjid indah menawan ini.

_Selamat Tahun Baru Islam_
01 Al Muharram 1444 H

والله اعلم وبارك الله فيكم...

Perjalanan Kereta Cöln Jerman  - Utrecht Belanda,
01 Al Muharram 1444 H
30 Juli 2022 M

...

*#Kopisehat_UBM : PERPUSTAKAAN DUNIA*
Oleh : _Ustadz Buchory Muslim_

Alhamdulilâh hari ini dapat kembali mengunjungi Leiden University Library, dan menemukan yang ingin dicari. Nyarinya satu dapatnya banyak sekali  Alhamdulillâh.

Di Asian Room, menjumpai  salah satu majalah perempuan ternama, ada De Garuda yang di dalam bercerita di antaranya adalah tentang masuknya Islam di Indonesia, juga yang mengagetkan adalah tiga jilid buku tebal yang bercerita tentang Tan Malaka.

Di sisi lain, ketika De Garuda bercerita tentang masuknya Islam di Indonesia, buku ini menulis bahwa Islam masuk ke Indonesia baru di abad ke 13 ?!? Saya-pun langsung tak tertarik, karena ragu akan isinya.

Memang tak cukup 2-3 jam untuk mengeksplorasi banyak hal dari Perpustakaan lengkap Dunia ini. Butuh waktu lebih, Alhamdulilláh dapat kartunya bisa dipakai selama sepekan dan mendapatkan akses khusus lengkap dengan passwordnya untuk masuk dalam digital library.

Semoga di Indonesia nanti, pada Museum Rasûlullâh  ﷺ di Ancol ada Perpustakaan lengkap khususnya sejarah tentang  masuknya Islam di Nusantara.

'Alâ kulli hâl, setelah mendapatkan kartu akses Universitas Leiden, kita dapat mengakses banyak hal dan bisa dalam banyak bahasa. Fasilitas yang lengkap dan mudahnya akses, sangat amat membantu untuk kita memperoleh ilmu dan pengetahuan yang luas, apalagi yang sedang melakukan penelitian atau tugas lainnya.  Aamiin.

Ada yang menarik cafenya namanya UBé Cafe, tambah sedikit lagi jadi lengkap UBM Cafe he he, semoga segera hadir di Cempaka Putih Jakarta.

والله اعلم وبارك الله فيكم...

*#UBM_DATTESpirit*
*#UBM_CHANNEL*

Leiden Belanda,
03 Al Muharram  1444 H
    01 Agustus 2022 M


                                  Cologne
                                   Leiden