Klaim-klaim Ngawur Benny Mamoto dalam Kasus Brigadir Yosua Habis Dikuliti Netizen!

 





Senin, 8 Agustus 2022

Faktakini.info, Jakarta - Pakar hukum Tata Negara Refly Harun menyayangkan sikap Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto yang terkesan hanya menjadi juru bicara Kapolri ketimbang menjalankan tupoksinya sebagai pengawas kinerja Polri.

Hal itu berkaitan dengan pernyataan Benny Mamoto terkait kasus tewasnya Brigadir J.

"Harusnya dia sebagai anggota Kompolnas tidak jadi jubir kepolisian, tapi mengkritisi apakah polisi sudah bekerja dengan baik atau tidak," kata Refly, Senin (8/8/2022).

Refly menegaskan kalau Kompolnas itu bekerja untuk memberikan masukan kepada pemerintah agar kinerja kepolisian profesional.

"Kompolnas itu jadi mata dan hatinya presiden, bukan malah jadi jubirnya polisi, jadi salah kaprah Benny Mamoto ya," tambahnya.

Refly pun kemudian mengingatkan kembali pernyataan awal Benny Mamoto saat kasus tewasnya Brigadir J, terkesan banyak pernyataan Benny yang lebih berat sebelah.

"Saya inget pernyataan Benny, katanya tidak ada janggal aneh, dia terlalu dekat antara pengawas yang diawasi, yang terjadi: Benny terkesan bukannya menjadi pengawas tapi sebagai jubir kepolisian, sekaligus jubir kasus ini, malah banyak pernyataannya sudah dibantah itu keliru. Orang sudah curiga dari awal, memang aneh sense of logic-nya dia," kritiknya.

Melalu chanell Youtube-nya, Refly pun mengadakan polling dengan pertanyaan: "Apakah Anda Setuju Benny Mamoto Diberhentikan sebagai Anggota Kompolnas?" dan jawabannya:

Sangat setuju: 90 persen

Setuju: 8 persen

Tidak setuju: 2 persen

Itu total dari 530 voters," katanya lagi.

Sebelumnya, Warganet saat ini ramai membahas ucapan Ketua Harian Kompolnas, Irjen (Purn) Benny Mamoto yang beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa tidak ada yang janggal dalam peristiwa meninggalnya Brigadir J.

Seperti contoh, Benny mengatakan bahwa Bharada E merupakan juara menembak sehingga bidikannya tepat. Namun, baru-baru ini pernyataan tersebut dibantah oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan pengacara Bharada E.

"Bharada E tidak jago menembak. Baru latihan menembak pada Maret 2022," ujar Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu.

Hal itu lantas membuat warganet geram. Umumnya warganet menuding Benny Mamoto tidak profesional dalam menjalankan tugasnya di Kompolnas.

Sebelumnya, olah TKP di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo telah digelar, Selasa (12/7) malam hingga Rabu (13/7) dini hari. Terkait hasil olah TKP, Sekretaris Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto menjelaskan, sudah melihat foto-foto yang ada dan tidak ada kejanggalan dalam kasus ini.

Kompolnas Benny Mamoto membantah adanya kejanggalan dalam kasus tewasnya Brigadir J atau Brigadir Nopryansah Hutabarat.

“Jadi kasus ini kan memang berawal dari terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J,” katanya.

Banyak orang bertanya, mengapa tujuh tembakan Brigadir J tidak ada yang mengenai Bharada E, sementara lima tembakan dari Bharada E itu kena semua ke Brigadir J. 

Terkait hal itu, Benny mengungkapkan jika saat itu, kondisi Brigadir J ini dalam keadaan panik, dalam keadaan tidak fokus untuk membidikkan senjatanya karena kaget ketahuan. Sehingga arah tembakannya tidak menentu. Di samping itu juga terhalang oleh tangga.

Foto: Benny Mamoto dan Ferdy Sambo 

Sumber: Wartaenonomi dan lainnya