Ungkap Motif Pembunuhan Brigadir J, Ketua IPW: Terkait Praktik Perlindungan Judi
Kamis, 11 Agustus 2022
Faktakini.info, Jakarta - Ketua Indonesia Police Watch atau IPW, Sugeng Teguh Santoso, mengungkapkan jika terbunuhnya Brigadir J, terkait informasi yang dimiliki Yosua soal praktik-praktik kejahatan yang dilakukan oknum polri. Hal tersebut diungkap Sugeng dalam program dialog di Program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Kamis (11/8/2022).
"Terkait praktik-praktik perlindungan judi narkoba, pengiriman uang-uang yang besar sampai ratusan miliar ya, isu ini masuk ke IPW bahwa Y ini akan membuka informasi," Ungkapnya di Program Dialog Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne.
Sugeng menambahkan, meski pernyataannya yang disampaikan tak memiliki bukti yang kuat, tapi IPW telah menerima isu tersebut. "Meski saya tak mendapakan bukti, tapi karena Pak Mahfud sudah bicara isu, tapi jangan salah isu ini sesuatu yang seperti asap yang tidak terlihat apinya, karena isu yang saya sebut terakhir ini akan terkait dengan serangan balik, ada upaya serangan balik terhadap kerja timsus dari sambo dan kawan-kawan," tambahnya.
Lebih lanjut Sugeng mengungkapkan, jika serangan balik yang dimaksud karena penyidik tak mengungkap ke 31 nama kepada publik.
"Indikasinya juga saya juga mau meminta tim sus merilis 31 nama ini, karena ada informasi juga ada dugaan intimidasi ancaman terhadap timsus khususnya personal kemudian tidak dibukanya 31 nama kepada publik ini apakah bagian dari bergaining itu," ungkapnya.
Sebelumnya, IPW mengungkapkan motif di balik pembunuhan Brigadir J yang menyeret mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo, setidaknya ada 5 motif di balik pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo. 4 di antaranya terkait masalah seksual, sedangkan 1 lainnya berkaitan dengan perjudian.
"IPW mendapatkan 5 isu tapi 4 itu memang terkait dengan soal urusan seksual," ujar Sugeng di program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Kamis (11/8/2022).
Sugeng enggan merinci motif seksual yang dia didapat IPW. "(Dari) 4 (motif) itu kan sudah 3 (motif) disebutkan Pak Mahfud (Menko Polhukam) dan 1 (motif) informasinya (juga) terkait soal seksual, yang satu lagi boleh saya buka ini, tapi yang seksual tidak mau saya buka karena ini tentang aib," ujarnya tegas.
Namun menurut dia, masalah seksual dan wanita merupakan persoalan yang kerap terjadi di pimpinan Polri.
"IPW mendapat kesimpulan betapa rapuhnya kondisi psikologis seorang PJU (Pejabat Utama) terutama Sambo ini. Memegang kekuasaan yang besar tetapi kondisinya rapuh," ujar Sugeng.
"Urusan wanita, rapuh sekali pimpinan-pimpinan Polri ini. Sudah banyak, bukan hanya beliau. Tapi sebelumnya (juga). Ini menjadi catatan," katanya menambahkan.
Foto: Irjen Ferdy Sambo
Sumber: tvOne