Harga BBM di Amerika Turun dalam 70 Hari Berturut-turut, Rekor Kedua Sejak 2005

 




Sabtu, 3 September 2022

Faktakini.info, Jakarta - Rata-rata harga BBM di Amerika Serikat untuk satu galon gas reguler telah menurun. Sebelumnya, AS sempat melaporkan lonjakan harga BBM ke tingkat tertinggi sebesar USD 5,02 per galon pada 14 Juni 2022, menurut American Automobile Association (AAA).

Dilansir dari CNN Business, Kamis (25/8/2022) rata-rata harga BBM reguler di AS turun menjadi USD 3,89 per galon pada Selasa (23/8), turun dari USD 4,38 sebulan lalu.

Ini menunjukkan penurunan yang signifikan, terutama mengingat situasi inflasi yang dipicu oleh harga BBM naik hingga di atas USD 5 hanya dua bulan lalu.

Dalam sebuah laporan berjudul The Great American Summer of Falling Gas Prices, Bespoke Investment Group mengatakan bahwa penurunan harga BBM selama 70 hari berturut-turut ini merupakan rekor terpanjang kedua sejak tahun 2005.

Sementara itu, harga minyak mentah AS melonjak 3 persen pada Selasa (23/8). Adapun kekhawatiran resesi AS dan kekhawatiran tentang ekonomi China, membuat harga gas ikut naik.

Di sisi pasokan, pelepasan minyak darurat pemerintah Presiden AS Joe Biden yang belum pernah terjadi sebelumnya dari persediaan nasional membantu mengurangi tekanan harga energi.


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, Indonesia belum bisa membantu Eropa untuk pengiriman Liquefied Natural Gas (LNG). Eropa saat ini tengah menghadapi situasi krisis gas pasca Rusia menyetop suplainya.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko mengatakan, Indonesia saat ini telah menerima permintaan beberapa negara Eropa karena terbatasnya pasokan gas dari Rusia.

"Cuman memang sayangnya suplai gas kita untuk bisa deliver LNG ke sana saat ini memang belum bisa kita upayakan," ujar Arief, Jumat (15/7/2022).

Selain itu, Indonesia juga sudah terikat kontrak eksisting dengan sejumlah perusahaan Eropa untuk penjualan gas.

"Misal Total, tapi lewat perusahaan yang ada di Singapura. Itu juga kita sudah salurkan dengan kontrak yang sudah ada. Tapi untuk yang lainnya kita memang belum bisa merealisasikan, deliver LNG," tuturnya.

Adapun Rusia telah menangguhkan operasional pipa gas utama ke wilayah Eropa. Aliran gas Rusia ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 Laut Baltik telah dihentikan.

Operator Nord Stream AG menyatakan, pekerjaan pemeliharaan rutin akan mematikan infrastruktur selama 10 hari. Selama penghentian yang direncanakan sebelumnya, semua aliran gas akan berhenti.

Namun Eropa, pasar dan sejumlah perusahaan khawatir shutdown akan dilakukan lebih dari waktu yang ditentukan karena perang ke Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pun memberi peringatan ke Eropa. Dia mengatakan, kelompok benua biru perlu mempersiapkan kemungkinan Rusia menyetop pasokan gas.

Foto: Warga AS sedang mengisi bensin (Bloomberg)

Sumber: Liputan6.com