Harga BBM Naik, Pengamat: Apakabar Ibu Mega, Masihkah Ada Air Mata untuk Wong Cilik?

 



Sabtu, 3 September 2022

Faktakini.info

*APA KABAR IBU MEGA, MASIHKAH ADA AIR MATA UNTUK WONG CILIK ?*

Oleh : *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik



Bu Mega, ini keluhan yang muncul dari pinggir rel kereta, suara dari kebisingan terminal, dan teriknya jalanan ibukota. Ini juga suara, dari buruh petani di desa-desa, juga dari perkampungan nelayan yang menggantungkan hidup dari laut.


Ibu sudah tahu harga BBM naik ? Kalau belum, kami beritahu. Kalau sudah, kami beritahu lagi dampaknya bagi kami.


Bu, BBM naik tinggi susu tak terbeli. Itu suara ibu, yang kesulitan membeli susu untuk bayinya, karena terpaksa harus berbagi alokasi dengan kebutuhan hidup lainnya.


Bu, kami ini wong cilik. Benar-benar wong cilik, yang makin tercekik dengan kenaikan harga BBM. Kami ini susah, dan tambah susah karena kelakuan Jokowi.


Sebulan, kami sudah bingung. Bayar kontrakan, listrik, alokasi beras, beli kopi, bayar sekolah anak, dll. Belum lagi kalau ada yang sakit. BBM naik, ini berdampak pada harga harga kebutuhan hidup yang sudah pasti naik. Apakah Ibu tidak merasakannya ?


Kami melihat, ibu sekarang semakin tua. Sudah terlihat membawa tongkat untuk alat bantu. Tidakkah, semakin tua Bu Mega semakin bijak, membela kami wong cilik ?


Kenapa Ibu tidak hentikan kebijakan Jokowi yang menyengsarakan kami ? Apa Ibu tidak lagi peduli kepada kami, wong cilik ?


Tolong Bu, menangislah lagi untuk kami. Tidak peduli, air mata tulus atau air mata buaya, tolong menangislah, membersamai derita dan kepedihan kami wong cilik.


Bisa saja, kami mengabaikan ibu dengan tidak peduli lagi pada tangisan ibu. Tapi apakah ibu tega, PDIP diabaikan wong cilik, karena tak lagi menyuarakan penderitaan wong cilik ?


Andai saja waktu bisa diputar, kami rindu saat, dimana PDIP begitu gagah membela wong cilik. Bagaimana PDIP begitu ngotot menolak kenaikan BBM.


Ah tapi sudahlah, PDIP sudah berubah. PDIP bukan lagi partai wong cilik, yang membela kepentingan wong cilik. Kami tidak akan cengeng, kami akan melawan kezaliman ini tanpa perlu dukungan PDIP. [].