Khozinudin: Rezim Jokowi Mulai Ketakutan, Ayo Gas Pol Rem Blong, Tolak Kenaikan Harga BBM!
Sabtu, 10 September 2022
Faktakini.info
*REZIM JOKOWI MULAI KETAKUTAN, AYO GAS POL REM BLONG, DEMO TOLAK KENAIKAN HARGA BBM !*
Oleh : *Ahmad Khozinudin*
Sastrawan Politik
_"Nanti kita lihat, kalau harga minyak membaik ya Insya Allah (turun harga pertalite),"_
*[Menteri ESDM Arifin Tasrif, Jumat, 9/9]*
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif *mengatakan harga bahan bakar minyak (BBM) pertalite berpeluang turun, setelah dinaikkan pada awal bulan ini.* Peluang itu muncul setelah harga minyak dunia perlahan turun ke bawah level US$90 per barel. Pada Jumat (9/9) ini saja misalnya, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November tercatat sebesar US$89,15 per barel di London ICE Futures Exchange.
Padahal, terkait kenaikan harga BBM di tengah penurunan harga minyak dunia, Menteri Keuangan atau *Menkeu Sri Mulyani pernah menyampaikan bahwa anggaran subsidi dan kompensasi energi akan tetap membludak meskipun harga minyak dunia turun.* Bendahara negara ini menyebut bahwa pemerintah harus menanggung subsidi sebesar Rp 502,4 triliun yang sebelumnya diprediksi hanya Rp 152,5 triliun. (4/9).
Hehe, lalu kenapa Menteri ESDM menyatakan ada peluang BBM turun seiring penurunan harga minyak dunia ?
Jawabannya, ini karena rezim Jokowi panik. Rezim telah melihat langsung kemarahan rakyat didepan matanya, yang berdemo menolak kenaikan BBM. Rezim Jokowi baru sadar, rakyat benar-benar marah dan bisa saja menuntut Jokowi turun karena kenaikan BBM.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral begitu gagahnya memberikan rincian kenaikan harga BBM. Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan pertamax nonsubsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Sekarang, menteri Jokowi ini nyalinya ciut. Dia takut demo rakyat meningkat eskalasinya, BUKAN HANYA MENUNTUT BBM TURUN TETAPI JUGA MENUNTUT JOKOWI TURUN.
Mungkin juga dapat arahan dari PDIP yang juga takut, isu BBM ini akan menggerus elektabilitas PDIP, padahal Pemilu sebentar lagi. Lalu, segera memberikan sinyal BBM akan turun seiring penurunan harga minyak dunia.
Karakter rezim ini memang bengal, baru mau mendengar kalau rakyat marah. Tetapi saat rakyat menyampaikan aspirasi, menyampaikan argumentasi, bahwa BBM tidak boleh naik, Rezim kepala batu tetap saja menaikkan harga BBM.
Rezim menutup mata bahwa kenaikan BBM akan menambah beban dan derita rakyat. Rezim juga mengabaikan, APBN dapat tambahan duit Rp519 triliun dari 'durian runtuh' kenaikan komoditi. Rezim ogah batalkan atau tunda proyek IKN dan kereta cepat, termasuk tuli kritikan BBM naik disaat minyak dunia turun. Rezim selalu berdalih subsidi Rp502 Triliun membebani APBN.
Sekarang giliran rakyat sudah marah, baru berdalih harga minyak dunia turun, BBM akan turun. Mohon maaf, sepertinya kemarahan rakyat tidak akan reda hanya dengan iming-iming harga BBM akan turun. Sepertinya, rakyat sudah tak sabar ingin Jokowi turun ? [].