Permasalahan Nasab Syeikh Muhammad Arsyad al Banjari
Ahad, 18 September 2022
Faktakini.info
Permasalahan Nasab Syeikh Muhammad Arsyad al Banjari habib wal muhibbin
27th September 2012
Permasalahan Nasab Syeikh Muhammad Arsyad al Banjari Telah banyak beredar di masyarakat, nasab dari Syeikh Muhammad Arsyad al Banjari (Datuk Kelampayan) dalam berbagai versi, tidak kurang dari 10 (sepuluh) versi. Pada umumnya merujuk kepada Keluarga al Aydrus ( salah satu keluarga Alawiyyin).
Bahkan di antaranya ada yang merujuk kepada al Habib Abu Bakar al Adeni bin Abdullah al Aydrus yang nasabnya jelas-jelas inqarodh (punah) disebutkan dalam Kitab asy Syamsu az Zahirah hal. 98. Namun berbagai upaya pemalsuan ini telah terbantahkan dalam Ilmu Nasab yang shohih, beberapa kitab dan catatan nasab yang dengan izin Allah SWT menjadi penyebab terjaganya kemurnian nasab/silsilah keturunan Rasulullah SAW sampai hari kiamat. Al Imam Abdullah Ibn Mubarak mengatakan dalam Ilmu Hadits : "Kalau bukan sanad, siapapun bisa mengatakan ini hadits Nabi, ini dari Nabi”. Maka Ilmu Nasab ini juga ada beberapa kesamaan dengan Ilmu Hadits, terutama Hadits Rasulullah maupun Dzurriyat adalah sama-sama peninggalan beliau. Maka dikatakan : “Kalau bukan nasab, siapapun bisa mengatakan ini keturunan Nabi, ini dari Nabi”. Rasulullah SAW bersabda : “Semua hubungan asal-usul, nasab dan shihr (kerabat melalui perkawinan) akan terputus pada hari kiamat, kecuali asal-usul, nasab, dan shihr-ku”.
Susunan nasab yang banyak dicatut dan beredar adalah sebagai berikut :
1. al Habib Abdullah bin Abu Bakar al Aydrus al Akbar (lahir tahun 811 H dan wafat tahun 865 H. Dari beliau ini asal-usul al Aydrus)
2. al Habib Syaikh (lahir 850 w. 919 H)
3. al Habib Abdullah (lahir 887 w. 944 H) 4. al Habib Husein
5. al Habib Ahmad ash Sholabiyyah (lahir di Tarim 970 H. wafat 1048)
6. al Habib Abu Bakar al Hindi (ada dalam ta’liq/catatan kaki Habib Muhammad Dhiya’ Shahab pada Kitab asy Syamsu az Zahirah hal. 101)
7. Abdullah (tidak ada dalam catatan/buku nasab Alawiyyin di Hadhramaut maupun di India)
8. Sultan Abdur Rasyid Mindanao??
9. Abu Bakar
10. Abdullah
11. Syaikh Muhammad Arsyad al Banjari (Datuk Kelampayan) Al Habib Abubakar al Hindi atau bil Hindi (tinggal di India) disebutkan dengan jelas di dalam Kitab asy Syamsu az Zahirah, namun tidak ada dalam fakta sejarah manapun punya anak bernama Abdullah. Sehingga aneh sekali kalau sekarang ada orang yang berani menisbahkan keturunan kepada beliau. Sungguh ini pemalsuan nasab yang nyata. Syeikh Muhammad Arsyad al Banjari adalah seorang ulama besar yang hidup sekitar tahun 1122-1227 H, dan banyak berjasa atas perkembangan Islam di Kalimantan. Sehingga beliau tentu sangat mengenal asal-usul keluarganya. Namun tidak pernah ada dalam catatan sejarah bahwa beliau telah mendakwakan dirinya dari keturunan al Aydrus. Di Zamannya beliau banyak sekali bergaul dengan ulama, para fuqaha dan para ahli nasab, namun tidak pernah ada dalam catatan ahli nasab tsiqah, yang mengatakan bahwa beliau ini berasal dari keluarga al Aydrus ataupun yang lain, apakah orang-orang yang ada belakangan lebih mengetahui dan alim tentang nasabnya dari Syaikh Muhammad Arsyad sendiri? Jadi aneh sekali kalau beliau tidak mau menunjukkan nasabnya. Lalu kalau ada sebagian orang berkata mungkin
karena sikap tawadhu’, sehingga menyembunyikan nasabnya. Maka itu jelas bukan sikap tawadhu’ yang benar dalam pandangan agama, karena hanya akan menimbulkan kerancuan bagi nasab keturunannya. Bahkan Rasulullah SAW sendiri bangga dengan nasabnya. Karena bangga itu dibolehkan sebagai motivasi, selama tidak ditujukan untuk menyombongkan diri.
Atau ada juga berpendapat mungkin beliau takut dengan Belanda, itu juga mustahil bagi ulama besar seperti beliau, karena banyak juga Habaib yang hidup pada zaman Belanda tapi tidak menyembunyikan nasabnya karena takut. Kemudian ditinjau dari sisi ilmu nasab sebagai berikut : Susunan nasab ini adalah dari keluarga al Aydrus as Sholabiyah yang sangat terkenal. Apalagi pada masa itu telah lahir dari keluarga ini seorang wali yang masyhur, yaitu :
al Habib Ali Shohibus “Surrat” (wafat di Surrat, India tahun 1131 H.) bin Abdullah (lahir 1002 H. wafat 1053 H.) bin Ahmad bin Husein ash Sholabiyyah. Dan di antara keturunannya yang masyhur juga, dan hidup sezaman dengan pengarang kitab asy Syamsu az Zahirah al Habib Abdurrahman bin Muhammad al Masyhur, yaitu al Habib Hasan bin ‘Alawi ash Sholabiyyah (1307 H.).
Dari data nasab Syeikh Muhammad Arsyad al Banjari ini, yang menjadi jelas kepalsuannya adalah nama Abdullah bin Abu Bakar al Hindi bin Ahmad ash Sholabiyah. Maka dengan ini penisbahan kepada keluarga al Aydrus dari jalur ini jelas tertolak secara mutlak dalam Ilmu Nasab.
Dan masalah lain, yang menambah keraguan dalam masalah ini, adalah tidak adanya pemakaian nama yang lazim dalam penisbahan nasab ini, karena penisbahan kepada Keluarga al Aydrus oleh oknum pemalsu nasab hanya dikenal baru-baru ini. Seperti nama Abdul Rasyid adalah nama yang tak pernah di gunakan oleh keluarga Al Aydrus dari dulu hingga sekarang, gelar Al Hindi bermakna orang india, Mindanao berasal dari kepulauan Mindanao Philipina, al Banjari adalah orang yang berasal dari Banjar. Biasanya seorang Sayyid itu meletakkan nama fam (marga) namanya bersamaan dengan asalnya. Kemudian ada lagi pemalsuan nasab Syeikh Muhammad Arsyad al Banjari versi terbaru, yang ditulis oleh Abdus Salam, sebagaimana dimuat dalam manaqib kakeknya yang beredar di Nagara, HSS, Kalsel. Di sini disebutkan, bahwa nasab beliau bersambung dengan Sayyid Abu Bakar yang bergelar Sultan Sharif ul Hashim (Sultan Sulu Pertama). Ada kesan nasab ini sangat dipaksakan.
Perlu diketahui bahwa Sultan Sharif ul hashim berdasarkan data sejarah Kesultanan Sulu, beliau lahir sekitar tahun 1405 M, kemudian menjadi Sultan Sulu sekitar tahun 1450-1480, kemudian diteruskan oleh putra tertuanya Sultan Kamal ud-Din yang memerintah 1480-1505. Tertulis pada halaman 1-2 dalam buku manaqib karangan Abdus Salam tersebut : ........... Syekh Muhammad Arsyad Albanjari yang berkubur di Kalampayan Martapura bin Syekh Abdush Shamad (kuat dugaan bahwa ketika hijrah dari Philiphin ke pulau Borneo berganti nama menjadi Abdullah) yang berkubur di Desa Lok Gabang Martapura bin Syekh Abdurrahman (belum alfaqier ketahui di mana kuburnya, kemungkinan besar di pulau Sulu Philiphin) bin Sayyid Abu Bakar seorang ulama di Brunei yang kemudian menjadi sultan pertama di Kerajaan Sulu Philiphin dan bergelar Syariful Hasyim.......dan seterusnya.
Secara rinci susunan nasabnya sebagai berikut:
1. Sultan Sharif ul-Hashim (1405-1480)
2. Syekh Abdurrahman
3. Syekh Abdush Shamad
4. Syekh Muhammad Arsyad al banjari (lahir di Lok Gabang, 17 Maret 1710 – meninggal di Dalam Pagar, 3 Oktober 1812). Dari nasab versi Abdus Salam ini jelas sekali kebodohannya, apakah masuk akal, dalam rentang waktu 300 tahun lebih, dari tahun kelahiran Sultan Sharif ul-Hashim 1405 M sampai kelahiran Syekh Muhammad Arsyad al banjari 1710 M hanya menurunkan 3 generasi?? Lalu apakah setelah ini dia akan beralasan salah cetak atau mencari nama-nama palsu lagi agar terkesan lebih "lengkap"? Ataukah ada usaha pemalsuan nasab lain lagi? Apakah dia tidak malu mempermainkan nasab Datuk Kelampayan, terlebih nasab Baginda Nabi SAW? Sungguh sangat disayangkan ada pemalsuan-pemalsuan seperti ini, yang telah dilakukan oleh oknum-oknum yang gila hormat, mereka mengira akan mengangkat kehormatan keturunan Syeikh Muhammad Arsyad al Banjari, padahal inilah pelecehan terhadap beliau. Di antara mereka ada juga yang mendukung hal ini
NB. Untuk informasi selengkapnya silahkan merujuk ke Maktab ad Daimi/Rabithah 'Alawiyyah Pusat - Jakarta.