Terkait Kenaikan Harga BBM, KH Luthfi Bashori: Ancaman untuk Anggota DPR dan Pemimpin Partai
Senin, 12 September 2022
Faktakini.info
ANCAMAN UNTUK ANGGOTA DPR & PEMIMPIN PARTAI
Luthfi Bashori
"Naik naik BBM naik, tinggi tinggi sekali."
"BBM naik tinggi
Susu tak terbeli
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi (anak kami)."
Dalam sebuah video yang saat ini beredar luas di dunia medsos, terdengar sayup-sayup gubahan lagu dengan lirik sejenis di atas.
Tentunya, yang dimaksud adalah kondisi masyarakat yang saat ini terhimpit oleh ekonomi yang semakin meroket, seakan tiada henti-hentinya.
Rakyat menuntut tanggung jawab para pemimpin, terutama mereka yang telah memakan uang gaji dari rakyat, namun kerjanya terhitung nol kosong dalam mensejahterahkan rakyat.
Padahal para pemimpin dzalim itu kelak akan diancam neraka dengan sejumlah siksa yang pedih.
Dari Aisyah berkata: Saya mendengar Rasulullah berdoa di rumahku ini: “Ya Allah, siapa yang mengurusi urusan umatku lalu dia mempersulit kehidupan mereka maka persulitlah dirinya, dan barangsiapa yang mengurusi urusan umatku lalu dia mempermudah kehidupan mereka maka mudahkanlah dirinya” (HR. Muslim: 3407).
Allah telah menyiapkan siksa yang pedih bagi para pemimpin dzalim yang menyengsarakan rakyatnya, sebagaimana dalam firman yang artinya:
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu akan mendapat ‘adzab yang amat pedih” [QS. Asy-Syura, 42].
Wahai para anggota DPR maupun para pemimpin partai ...!
Jangan kira diam kalian saat melihat keadaan rakyat yang sangat sengsara ini, akan dapat menyelamatkan kalian dari ancaman siksa Allah bagi para pemimpin dzalim.
Karena hanya kepada kalianlah saat ini rakyat dapat menyampaikan keluh kesah dan aspirasi mereka.
Terutama atas kesulitan hidup akibat kenaikan BBM yang diikuti oleh naiknya harga sejumlah kebutuhan masyarakat.
Kaedah fiqhiyah mengatakan, assukuutu `alaamatur ridha. Diam terhadap suatu keadaan itu pertandan sepakat atas keadaan tersebut. Diam kalian terhadap kenaikan BBM itu pertanda kalian sepakat atas kebijakan yang menyengsarakan rakyat ini.
Ingat, kelak kalian akan mempertanggung jawabkan `diam` kalian ini, dan kelak kalian akan mendapatkan siksa yang sangat pedih di akhirat nanti.
"Untukmu yang duduk sambil diskusi.
Untukmu yang biasa bersafari.
Di sana, di gedung DPR
Di hati dan lidahmu kami berharap.
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan.
Jangan ragu jangan takut karang menghadang.
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam."
"Wakil rakyat seharusnya merakyat !"
"Wakil rakyat kok malah menjauh dari rakyat !"
-(INGAT, ALLAH TIDAK TIDUR)-