(Video) Rumah Tahfidz Quran di Sibolangit Diteror dan Diancam Bakar, Peneror Diduga Orang Bayaran Pengusaha

 





Ahad, 18 September 2022

Faktakini.info, Jakarta - Hari ini Ahad (18/9/2022) Front Persaudaraan Islam (FPI) Sumut beserta ormas Islam Sumut sudah bertemu dengan Pengurus Pondok Tahfiz Sibolangit beserta Muspika setempat terkait gangguan dan terror yang diterima oleh Pondok Tahfidz itu. Ormas-ormas Islam mendorong persoalan tersebut diselesaikan secara damai dan mediasi.

"Alhamdulillah sudah terkondisikan dan besok akan diadakan  mediasi yang difasilitasi oleh bupati Deliserdang yang diadakan di kantor Bupati Deli Serdang", ujar seorang pengurus FPI Sumut usai pertemuan.

Sebelumnya beredar sebuah video di media jejaring WhatsApp, sekelompok orang berorasi dan memprovokasi di sebuah Rumah Tahfidz Quran. Rumah Tahfidz Quran di Sibolangit diintimidasi dan diancam bakar.
Terlihat seorang orator menyuarakan aspirasi mereka, di depan peserta aksi yang membentangkan spanduk.

Salah satu spanduk yang dibentangkan tertulis kata-kata penolakan yang mengatasnamakan atau mencatut warga setempat.

"Kami Menolak…!!! Kegiatan yang Menimbulkan Keresahan di Masyarakat Sibolangit.”, bunyi spanduk tersebut. 

Dalam aksinya itu, sekelompok orang tersebut mendesak agar Rumah Tahfidz Quran Siti Hajar menghentikan seluruh kegiatannya.

Mereka mempermasalahkan izin operasional pesantren tersebut. Massa juga melakukan intimidasi dan mengancam akan membakar Rumah Tahfidz Quran tersebut.

Pemilik Rumah Tahfiz Quran Siti Hajar di Sibolangit Kabupaten Deliserdang, Sumut  mengungkapkan ketakutan yang dialami para santri akibat teror tersebut. 
Kini, santri Rumah Tahfidz hanya tersisa 10 orang dari awalnya 30 orang.

Pemilik Rumah Tahfidz juga menduga bahwa sekelompok orang yang melakukan aksi intoleran tersebut adalah massa yang sengaja dibayar oleh orang tertentu.
Sekadar informasi, Rumah Tahfiz Quran Siti Hajar di Sibolangit dibangun di tanah keluarga seluas 4 ha.
Sebelum pesantren dibangun, kata pemilik, ada orang keturunan Tionghoa yang diduga pemilik Hotel The Hill ingin membeli tanah tersebut.

Namun saat itu keluarga tidak menjualnya karena ingin membangun Rumah Tahfiz.

Pemilik juga menyebutkan bahwa tanah tempat Rumah Tahfidz berdiri memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) dan juga membayar IMB.
“Di lokasi pendemo ini adalah lokasi yang dibangun pesantren Tahfiz Quran Siti Hajar yang dibuat untuk anak anak penghafal Al Quran.
Apakah mungkin kegiatan anak anak menimbulkan keresahan? Lokasi bukan di pinggir jalan dan hampir tak ada orang lewat.
Jika dibilang meresahkan itu bohong besar, jelas aksi penolakan itu beraroma politik.
Ada dugaan pendemo bayaran dari pengusaha. Sungguh ini menyakiti hati umat Islam, sudah tak ada lagi toleransi. Kasihan siswa Tahfidz nya sudah gemetar disuruh bubar dan meninggalkan sekolah. Padahal sekolahnya gratis,” kata keluarga pemilik pesantren ini.

Ketua FUI Sumut, Indra Suheri, turut menyayangkan insiden ini.
Dikatakannya, kuat dugaan yang melakukan unjuk rasa itu bukan dari warga setempat, melainkan dari kelompok atau pegawai tempat bisnis yang ada di dekat Rumah Tahfidz tersebut.

Saya menduga demo itu orang yang bekerja di lokasi bisnis tempat wisata itu. Diduga ada desakan kepentingan di belakang mereka,” ucapnya.
Indra juga mengucapkan bahwa dari keterangan pemilik Rumah Tahfidz, tak ada warga setempat yang mendukung aksi ini.
“Keterangan pemilik, (demo) tidak didukung warga setempat. Patut diduga kuat segelintir orang tertentu karyawan hotel,” katanya.
Indra menyayangkan adanya unjuk rasa tersebut, karena tempat itu sudah lama berdiri.
Bahkan itu merupakan tempat penghafal quran. Sudah pasti, mereka seorang anak yang tidak menggangu masyarakat setempat.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Deli Serdang mengimbau diadakannya mediasi yang baik untuk menyelesaikan permasalahan di pesantren Tahfidz Siti Hajar, Sibolangit.

Pasca demo dari sekelompok warga terhadap Pondok Pesantren Tahfidz Quran Siti Hajar di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Ketua MUI Kabupaten Deli Serdang Amir Panatagama S.Pdi, menghimbau menempuh jalan mediasi yang baik sehingga visi relegius rukun dalam kebhinekaan dapat dwujudkan oleh masyarakat Deli Serdang.

"Kita tetap mendukung kegiatan proses belajar tahfidz quran tanpa mendiskriminasikan pengembangan usaha perekonomian umat," tutur Amir Panatagama, saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan singkat Whatsapp pada Sabtu, 17 September 2022.

"Selagi masih ada jalan mediasi, dengan baik diharapkan pihak manapun yg belum mendapat izin operasional diupayakan untuk disempurnakan, sehingga visi relegius rukun dalam kebhinekaan dapat dwujudkan oleh masyarakat deli Serdang utk mencapai masyarakat yang sejahtera dalam ridho Allah Taala", ujarnya.

Ketua MUI meyakini bahwa masing-masing pihak tidak ada maksud saling membuat kericuhan dan gangguan.


"Pesan yang perlu kita sampaikan adalah, kepada pihak - pihak jangan sampai ada yang dimanfaatkan untuk membuat suasana saling tidak nyaman. Bila di muka bumi ingin hidup sendiri dan nyaman tanpa bergesekan dengan makhluk Tuhan, cari dunia lain yang bisa hidup sendiri dengan tenang", pungkasnya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Deli Serdang H. Waluyo angkat bicara terkait viral video demo di halaman Pondok Pesantren Tahfidz Quran Siti Hajar, kemarin.

Menurut H. Waluyo, permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan jalan yang baik, sesuai peraturan yang ada.

"Dalam hal ini FKUB Deli Serdang menghimbau kepada segenap umat beragama, khususnya di Kabupaten Deli Serdang dan Provinsi Sumatera Utara pada umumnya, untuk dapat menghindari agar jangan melakukan tindakan yang bisa menimbulkan suasana menjadi tidak kondusif", tuturnya, Sabtu (17/9/2022).

H. Waluyo mengajak semua pihak yang berkepentingan untuk merujuk permasalahan ini sesuai peraturan yang ada.


"Berilah kesempatan kepada pemerintah untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan peraturan yang ada, apalagi di desa Bandar Baru selama ini baik agama Islam dan Kristen, selalu hidup bersama dalam suasana yang harmonis rukun dan damai. Yang sepertinya tidak ada permasalahan di antara umat beragama di wilayah tersebut", tegasnya.


Informasi diperoleh FKUB dari aparat setempat, bahwa masyarakat senang dengan kegiatan belajar tahfidz quran tersebut.

Lihat juga:
Lantik Pengurus PAMK Deli Serdang, Kapolresta Pesan Lawan Hoax dan Ujaran Kebencian

"Menurut Kepala Desa yang diwakili Kaur Pemerintahan kemarin mengatakan, masyarakat sebenarnya merasa senang atas kegiatan belajar tahfidz quran tersebut. Jadi oleh karena itu, sekali lagi kami berharap umat beragama saling menahan diri untuk tidak menimbulkan suasana menjadi semakin keruh dan tidak kondusif", pungkasnya.

Sumber: utamanews.com, digtara.com




Klik video: