Pakar Nasab Habib Alidien bin Hasan Assegaf: Mengenai Nasab Azmatkhan

 




Sabtu, 15 Oktober 2022

Faktakini.info 

Dari *AlHabib Alidien bin Hasan Assegaf*

*_Tulisan agak panjang tapi perlu untuk menambah  pengetahuan agar tidak gagal faham_*

*MENGENAI NASAB ADZMATKHAN*.

Sesuai info dr ahli2 nasab yg pernah menelusuri nasab marga adzmatkhan...... dgn harapan agar Nasab Keluarga Nabi yg suci ini tdk ternodai....

Tdk satupun yg menolak jasa2 wali songo dlm penyebaran islam di Indonesia, dan itu tdk ada kaitan sama sekali antara nasab dan silsilahnya dgn jasa2 mereka, itu penilaian yg keliru...hal ini sdh beberapa kali ana jelaskan sebelumnya...dan kita tetap menjaga hubungan yg baik dan saling menghargai dgn *keluarga adzmatkhan yg notabene memiliki hubungan kekerabatan meskipun secara hubungan nasab terputus.*

Walau bagaimanapun hubungan ini tetap hrs disyukuri bukan malah merusak hub ini dgn *"menambah2, merekayasa, atau bahkan tdk mengakui & tdk menerima kenyataan yg ada"* sehingga bukan lagi hikmah yg diperoleh tapi mungkin ancaman2 terhadap pemalsu2 nasab....

*Kasus2 ini juga terjadi pd Komunitas2 arab di beberapa daerah, sebagaimana di sulsel, ada komunitas cikoang (assegaf&aidid cikoang).....Telah dijelaskan, bukan mencari perdebatan, konflik atau perpecahan, tapi hanya ingin meng-clear-kan agar hal ini tdk menjadi salah faham yg berkepanjangan dan terus "membutakan hati" utk tdk menerima kenyataan dari hasil Ahli Nasab (Objektif) dan bukan dari hasil Ahli Sejarah (Subjektif).*

*Nasab keluarga Adzmatkhan tidak ada dengan "tepat" dalam daftar lalu tidak diakui Naqobatul Asyraaf Jakarta menyebabkan mereka bertindak menerbitkan Rabithah sendiri.*

Oleh karena para Wali Songo dikatakan keturunan Sayyid Hussein Jamaluddin Kubro yang berasal dari keturunan Adzmatkhan, maka status anak cucu Wali Songo sebagai Ahlul Bait juga agak 'tergantung' lalu pengakuan cuma bisa dibuat dalam Rabithah Azamat Khan, bukan dalam Naqobatul Asyraaf. 

*Pihak Naqobatul Asyraaf tidak menerima dan mengakui nasab yang dinisbahkan kepada teori-teori sejarah, karena hal nasab adalah bersangkutan dengan hukum. Naqobatul Asyraaf cuma menerima nasab-nasab yang shohih yang di catat oleh munsib-munsib yang muktabar.* 

Hal ini juga seperti kita menerima hadist-hadits juga. 

Dalam mengklaim nasab adzmatkhan, nasab mereka juga disahkan dalam *kasyaf*

*Naqobatul Asyraaf menolak langsung kenyataan ini bagi pembuktian nasab, karena ini adalah melanggar adab dan tertib dalam ilmu nasab.*

*Apakah ada jaminan nasab tersebut tidak bercampur budaya tempatan? Karena bisa saja ada yang menisbahkan nasab nya ke pihak ibu dengan adanya fakta2, adanya pengakuan nasab dari "jalur ibu" sehingga menambah kekacauan catatan nasab mereka.* 

Semoga kita tdk digolongkan seperti hadist Rasulullah SAW :

*_Orang yang mengaku-ngaku dengan sesuatu yang tidak dia miliki maka dia seperti pemakai dua pakaian kebohongan (HR. Muslim dalam Shahihnya, no. 2129 dari Hadits Aisyah radliyallahu’anha)_*

Menurut dari Sumber Sejarah, *nasab keluarga Adzmatkhan dinisbahkan dari Sayyid Abdul Malik bin Alawi (Ammil Faqih) bin Muhammd Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasam bin Alawi bin Muhammad bin Alawi (Asal usul marga Ba'alawi atau Al-Alawi) bin Abdullah / Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir*

Beliau hijrah dari Hadhramaut (Qosam)  ke India untuk berda'wah dan memiliki anak laki-laki bernama *Abdullah*, dan diteruskan anak lelaki bernama *Amir Al-Mu’azhzham Syah Maulana Ahmad*. Ia mempunyai banyak anak lelaki. *Sebagian dari mereka pergi meninggalkan India,* berangkat mengembara. Ada yang ke negeri Cina, Kamboja, Siam (Tailand) dan ada pula yang pergi ke negeri Anam dari Mongolia Dalam (Negeri Mongolia yang termasuk di dalam wilayah kekuasaan Cina). Mereka pergi meninggalkan India untuk menghindari kesewenang-wenangan dan kezhaliman Maharaja India pada waktu terjadi fitnah pada *akhir abad ke-7 Hijriah.*

Diantara mereka itu yang pertama tiba di Kamboja ialah *Sayyid Jamaluddin Al-Husain Amir Syahansyah bin Sayyid Ahmad.* Ia pergi meninggalkan India tiga tahun setelah ayahnya wafat. Kepergiannya disertai oleh tiga orang saudaranya, yaitu yang pertama Syarif Qamaruddin. Konon, dialah yang bergelar ‘Tajul-muluk’ Yang kedua ialah Sayyid Majiduddin dan yang ketiga ialah Sayyid Tsana’uddin.

Sayyid Jamaluddin Al-Husain atau Sayyid Husain memiliki tujuh orang putra, dari sinilah menurunkan nasab para Wali Sembilan (WAli Songo) dst……

*"Ilmu Nasab, ilmu yang tidak semua orang bisa memahaminya, bahkan beberapa ulama ahli nasab, menyarankan agar jika ingin bicara nasab jangan di forum terbuka atau didepan masyarakat umum, Sebab, Ilmu nasab adalah ilmu yang sulit dicerna, jangankan orang awam, para akademisipun  akan sulit menghadapi."*

*Dalam Kaidah Ilmu Nasab, tidak ada perbedaan dari segi sanad keilmuannya karena pada dasarnya sumbernya sama kecuali jika tdk mengikuti kaidah2 pada umumnya....*

Persoalan azmat khan adalah persoalan klasik dan hampir sama dengan marga2 lain yg nasibnya "tergantung" krn tdk diiktiraf.... 

Menurut dari ahli nasab, catatan mereka tidak rapi dan tdk melaporkan (mengupdate data) yang telah terjadi hampir 500 tahun hingga ada sekitar 17 -18 generasi yg lenyap  hingga sulit utk ditelusuri ....

 

Pada Dasarnya Lembaga nasab hanya kepengen Nasab2 yg ada itu *DIJAMIN KEABSAHANNYA* dari segi Ilmu Nasab...itulah kenapa Lembaga Nasab tidak akan menerima nasab yg samar2 apalagi jika di kuatkan dengan teori-teori yang samar-samar pula....

Dalam Persoalan Kaidah Ilmu Nasab, banyak faktor-faktor pendukung dan Prosedur Wajib dalam meneliti dan mengabsahkan suatu Marga atau Nasab. Bukan berarti dengan hanya berdasarkan rujukan sumber-sumber sejarah atau manuskrip - manuskrip kuno yg bersifat *SUBJEKTIF*,  kita bisa langsung menerima begitu saja. 

Manuskrip2 kuno bukan alat bukti yg paten krn pertimbangan sejarah punya banyak versi (sepihak) sedangkan lembaga nasab dan ahli nasab memerlukan bukti2 lain yg lebih otentik dan teruji kebenarannya, mereka memiliki database yg lengkap semua marga dzurriah dan generasinya yg tersebar diseluruh pelosok dunia krn hal nasab sgt penting dijaga kesuciannya, dlm menjaga kesinambungan dzuriah2 (kafaah syarifah).....

Karena banyak pertimbangan yang perlu dikaji dengan ilmu lebih dalam, apalagi jika dari sumber yg tidak jelas, karena yang Lembaga Nasab perjuangkan adalah Kemurnian Nasab Silsilah Keturunan Manusia Termulia Rasulullah SAW yang tidak boleh salah dan memiliki Tanggung Jawab Besar di Akherat kelak, sebagaimana Dari Imam Ali, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda: 

*"Barangsiapa mengaku nasab selain ayahnya dan membanggakan dirinya kepada selain walinya (garis keturunannya) maka baginya laknat dari Allah, Malaikat dan sekalian  manusia, Allah SWT tidak akan menerima adanya penggantian atau pertukaran nasab secara sembarang dan serampangan darinya". (Muttafaqun Alaih).*

Karena itulah Pihak Lembaga Nasab lebih ingin “bermain di wilayah aman” dengan tidak menerima dan mengakui nasab yang dinisbahkan kepada teori-teori sejarah (subjektif) , karena hal nasab adalah bersangkutan dengan hukum. Lembaga Nasab cuma menerima nasab-nasab yang shohih yang di catat oleh munsib-munsib yang muktabar. Hal ini juga seperti cara kita menerima hadist-hadits juga dengan menfilter yang “Shohih”. Lembaga Nasab tidak akan menerima nasab samar-samar, apalagi jika hanya di kuatkan dengan teori-teori yang samar-samar. Begitupun Pengklaiman nasab lewat dan disahkan dalam “kasyaf”, Lembaga Nasab menolak langsung kenyataan ini bagi pembuktian nasab karena ini adalah melanggar adab dan tertib dalam ilmu nasab ..

Sering kita dengar ulama ahli nasab yang sangat faham tentang ilmu ini menjadi sasaran pelecehan bagi mereka yang tidak faham tentang ilmu nasab, baik melalui situs maupun dalam kehidupan langsung. Disini kita ingin meluruskan sebagaimana banyak tuduhan-tuduhan yang tidak bertanggung jawab, yang diarahkan pada *Lembaga nasab (Maktab Daimi Rabitah Alawiyyah & Naqobatul Asyraf)* yang di fitnah mendustakan nasab mereka, padahal semata-mata hanya berusaha merangkum Nasab-Nasab yang Jelas saja dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini dilakukan karena didasari rasa Sadar & Takut akan Azab dari Allah, sebagaimana banyak dalil2 yang disebutkan oleh Rasulullah SAW akan bahayanya mengakui Nasab yang tidak jelas.

Semestinya persoalan ini tidak perlu diperdebatkan, apalagi sesama muslim yang dapat mengakibatkan perpecahan umat, apalagi banyaknya oknum-oknum yang berusaha mengambil kesempatan dalam memanaskan situasi ini, khususnya dari kalangan Pembenci keturunan nabi yang senantiasa menghembuskan fitnah-fitnah  yang tidak menginginkan persatuan umat.

 Tuduhan2 yg dilemparkan orang-orang  yg berusaha ingin menenggelamkan kemuliaan nasab keturunan nabi dgn tameng membangga2 nasab sbg klise mereka, sdh ada sejak zaman nabi....tuduhan itu bersifat subjektive, melihat jk ada dzurriah yg lupa jalan datuknya tdk brarti semua dzurriah spt itu....tuduhan2 ini fitnah buat kami dan apakah Ketakwaan dpt diraih tanpa RahmatNya dan syafaat kekasihnya ... Tuduhan ini biasanya dilancarkan oleh para pembenci keturunan nabi....

*Kutipan Seorang Ahli Nasab :*

*Nasab wali songo saja masih di perdebatkan...Kalau wali 9 saja masih di masalahkan, maka yg mengaku keturunannya pun lebih lemah lagi...!!!*

*Jadi kalau nasab wali 9 saja tdk di istbath secara pasti oleh para ahli nasab, lalu bagaimana org2 yg ngaku keturunan nya???????*

Mrk hanya buat2 sendiri saja tanpa pengakuan dan pengesahan ahli nasab ataupun lembaga nasab...

semua org yg ada di seluruh dunia dpt dg mudah mengaku keturunan wali 9....  

Ali badri ini awalnya seorang kyai saja, namun lama-lama mengaku keturunan wali 9 lalu mengajak para kyai utk secara beramai ramai mengaku keturunan wali 9...

Padahal selama lebih 500 tahun tak ada yg mengaku keturunan wali 9 adalah keturunan nabi. Baru tahun 2003 ke atas mereka mengaku.... Mrk ini mencari jln pintas mau jadi habib..

Sebagian mereka ini tadinya banyak yg ngaku marga "basyaiban", Setelah ketahuan maka ramai2 berpindah jadi keturunan wali 9 

Tak ada pola peng istbatan nasab melalui "kasyaf"

Ini hanya buat2an mereka saja....

Para anak2 wanita kyai (keturunana Wali 9) boleh nikah sama siapa saja kok....

Kenapa hrs di ributkan ????

Dan tak ada kewajiban mrk menjaga kafaah

Lah wong selama beratus tahun tak ada kaffaah di gol kyai ....kenapa skrg tiba2 mau jaga kaffaah???

Kan terdengar aneh dan ganjil ???

*Tahu kah kalian jika menggunakan NASAB yg bukan HAKNYA, NERAKA lah tempatnya.....*

*Tahu kan Kalian jika brani mengaku2, padahal blom jelas KEABSAHANNYA, tdk akan mendapat SYAFAATnya ???*

Semoga tulisan ini membawa harapan baru kedepan dalam menjaga kemurnian nasab Keturunan Keluarga Rasulullah SAW sebagai pemersatu umat. Dan menjadikan Lembaga Nasab sebagai barometer keshahihan nasab seorang.

Buat para orang tua dari kalangan dzurriah dan para syarifah agar tidak mudah mempercayai nasab seseorang, meskipun dia mengaku dari keturunan nabi sebelum diktiraf oleh lembaga nasab. Betapa banyak para syarifah diperdayai dan ditipu, setelah menikah baru ketahuan kepalsuannya. Dan inilah trik atau cara-cara (Modus) dari oknum yang tercela agar ingin diakui menjadi keturunan nabi. Apalah susahnya mencari tahu kebenaran nasab di lembaga Nasab, apalagi dizaman yg serba modern dan serba mudah dan cepat.