(Video) Kritik Jokowi-Ma'ruf, BEM UI: Kabinet 'Nasakom', Cukup Sudah Jokowi Bohongi Rakyat

 





Rabu, 26 Oktober 2022

Faktakini.info, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) memberi nilai jelek untuk tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Mereka menyuarakan tagar 'cukup sudah' pada momen tiga tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf ini.

"Kabinet Indonesia Maju, Kabinet Nasakom: Nasib Satu Koma," demikian bunyi poster yang disampaikan BEM UI lewat akun Twitter dan Instagramnya, Rabu (26/10/2022).

Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo mengkonfirmasi bahwa unggahan di media sosial tersebut memang merupakan pernyataan pihaknya, mulai Selasa (25/10) malam tadi. Hari ini, pukul 11.35 WIB, BEM UI trending di Twitter.

BEM UI mengunggah gambar animasi singkat, Jokowi berdiri di mimbar pidato, di belakangnya ada Ma'ruf Amin. Hidung Jokowi bertambah panjang. Di belakangnya, ada tulisan keterangan 'Kerja! Kerja! Kerja! Tapi sia-sia'.

#CUKUPSUDAH : KABINET INDONESIA MAJU, KABINET NASAKOM! pic.twitter.com/g4NQwtXngK

— BEM UI (@BEMUI_Official) October 25, 2022

Lantas, apa maksudnya tagar 'cukup sudah' yang dipakai akun media sosial BEM UI?

"Sebenarnya tagar yang kami angkat (cukup sudah) bermaksud untuk memperingatkan Pak Jokowi supaya cukup sudah membohongi rakyat, cukup sudah Pak Jokowi membuat kebijakan-kebijakan bermasalah, dan cukup sudah Pak Jokowi terus hadirkan kekecewaan. Jangan lagi kabinet ini membuat kebijakan-kebijakan yang tidak prorakyat. Kami butuh angin segar," kata Kepala Departemen Aksi dan Propaganda, Taffi Hensan Kurniawan, kepada detikcom.

“Hampir setiap sektor memiliki masalahnya tersendiri yang anehnya tidak diatasi, selalu ditutup-tutupi, tak pernah dievaluasi, dan malah diapresiasi,” lanjut pernyataan BEM UI.

Indeks prestasi (IP) yang diberikan BEM UI terhadap beberapa menteri di dalam Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin sangat memprihatinkan, yakni tak lebih dari satu koma, dari skala empat.

“Kami memberikan indeks prestasi tak lebih dari satu koma untuk nama beberapa pejabat setingkat menteri dalam Kabinet Indonesia Maju karena buruknya kinerja, bobroknya instansi yang dibawahi, dan kontribusi mereka akan kemunduran Indonesia di segala lini,” sebut BEM UI.

BEM UI berharap agar dilakukan introspeksi yang tidak berkesudahan, dan menghadirkan perubahan yang signifikan. “Harap berbenah diri karena tidak ada remedial,” pungkas mereka.

Berikut Indeks Prestasi dari sebagain menteri Kabinet Indonesia Maju versi BEM UI:

1. Luhut Binsar Panjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi: IPK 1,3. Disebut “menteri dengan seribu jabatan”, dan merupakan menteri yang pertama kali mewacanakan jabatan presiden 3 periode.

2. Bahlil Lahadahlia, Menteri Investasi: IPK 1,4. Bahlil dianggap sebagai menteri yang paling bertanggung jawab terhadap segala permasalahan investasi yang tidak pro rakyat, dan menteri yang pertama kali mewacanakan jabatan presiden 3 periode.

BEM UI menjuluki Luhut dan Bahlil sebagai penjahat demokrasi.

3. Sri Mulyani, Menteri Keuangan: IPK 1,5. Dinilai salah satu yang paling bertanggung jawab atas kacaunya alokasi APBN, menyetujui alokasi APBN triliunan rupiah untuk IKN dan Proyek Strategis Nasional.

4. Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: IPK 1,2. Menteri ini dinilai bertanggung jawab terhadap kenaikan harga BBM karena tidak mampu membuat sistem pengelolaan energi yang tertata disebabkan oleh masih maraknya penggunaan energi kotor dan sulitnya transisi energi.

5. Suharso Manoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan: IPK 1,2. Dinilai sebagai menteri yang ikut bertanggungjawab dalam perencanaan proyek strategis nasional bernama IKN yang hanya buang-buang uang. Dia dinilai sebagai menteri yang suka bakar duit untuk sesuatu yang belum diperlukan rakyat.

Bukan cuma Suharso, Sri Mulyani dan Arifin Tasrif juga dicap sebagai Tukang Bakar Duit Rakyat.

6. Nadiem Makarim, Mendikbudristek: IPK 1,7. Dia dinilai sebagai menteri yang sok peduli pendidikan, sehingga lupa pada kebebasan berpendapat di tempat pendidikan.

Nadiem dijuluki sebagai “Menteri Yang Salah Urus Pendidikan.”

7. Yasonna Laoly, Menkumham: IPK 1, 2, dijuluki sebagai menteri yang paling tidak peduli pada soal pelanggaran HAM, sehingga pencapaian penyelesaian pelanggaran di eranya dinilai nol.

8. Sanitar Burhanuddin, Jaksa Agung: IPK 1,1. Komitmennya untuk menyelesaikan pelanggaran HAM berat dipertanyakan. Apalagi karena mengatakan Tragedi Semanggi bukan pelanggaran HAM berat. Selain itu, institusi di bawahnya juga dipenuhi berbagai masalah, termasuk korupsi.

Yassona dan Burhanuddin dicap sebagai “Para Penjahat HAM.” ###

BEM UI memberi nilai buruk untuk para menteri di Kabinet Indonesia Maju. Selain itu, BEM UI memberikan nilai untuk kepala lembaga penegak hukum.

Berikut Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menteri-menteri dan kepala lembaga, menurut BEM UI:

1. Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan: 1,3

2. Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia: 1,4

3. Menteri Keuangan, Sri Mulyani: 1,5

4. Menteri ESDM, Arifin Tasrif: 1,2

5. Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa: 1,2

6. Mendikbud, Nadiem Makarim: 1,7

7. Menkumham, Yasonna Laoly: 1,2

8. Menkumham, Sanitiar Burhanuddin: 1,1

9. Menteri Agraria dan Tata Ruang, Hadi Tjahjanto: 1,7

10. Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo: 1,0

11. Ketua KPK, Firli Bahuri: 1,0

"Semoga buruknya nilai yang ada menghadirkan introspeksi yang tidak berkesudahan, dan menghadirkan perubahan yang signifikan. Harap berbenah diri karena tidak ada remedial!" kata BEM UI.

BEM UI juga merasa rakyat semakin tersiksa di tiga tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Ini. Mereka mengunggah gambar bertuliskan 'Tiga Tahun Menjabat, Rakyat Semakin Dibabat!' Ini karena pemerintah buruk dalam hal kebijakan. Pendidikan dinilainya masih mahal dan tidak demokratis, dana APBN digunakan untuk hal yang tidak urgen, permasalahan lingkungan dibiarkan, praktik KKN semakin marak, dan kasus pelanggaran HAM terus terjadi.

Kinerja Polri dan KPK

Menurut BEM UI, kinerja Polri dan KPK semakin menurun di tahun ketiga Jokowi-Ma'ruf. Korupsi makin subur di era kepemimpinan Ketua KPK Firli Bahuri. Kinerja Polri disebut tak jauh berbeda di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Mulai pembunuhan yang melibatkan aparat, pungli, korupsi, narkoba, dan kejahatan lainnya yang seharusnya diatasi oleh kepolisian, justru turut dilakukan oleh Kepolisian. Walau sudah luar biasa bobrok, anehnya kedua pimpinan lembaga ini justru terus dipertahankan oleh Presiden Jokowi tanpa alasan yang pasti," kata BEM UI.

BEM UI menyoroti poin ketujuh dalam sembilan janji Jokowi, yakni 'perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga'. Janji itu dinilainya belum terpenuhi.

Jawaban Stafsus Mensesneg

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Bidang Komunikasi dan Media, Faldo Maldini, mengapresiasi bakat BEM UI membuat meme-meme kreatif. Dia berharap BEM UI juga mampu melahirkan tokoh aktivis yang berani masuk politik. Soal kritik BEM UI terhadap tiga tahun pemerintahan Jokowi, Faldo menilai itu adalah vitamin.

"Tanggung jawab negara melindungi hak warga negara. Pemerintah sering dikata-katai lebih parah daripada itu, jadi ini kami kayak vitamin saja. Terima kasih banyak untuk teman-teman yang masih peduli," kata Faldo Maldini, dihubungi detikcom secara terpisah.

Sumber: Kompas.com






Klik video: