Kartu Tani dari Ganjar Bikin Susah, Ratusan Petani Gelar Aksi Demo di Semarang
Selasa, 8 November 2022
Faktakini.info, Jakarta - Ratusan buruh tani dan petani di berbagai daerah yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Tani Peduli Perubahan (Ampera) Jawa Tengah, menggelar aksi demo di depan pintu Gerbang DPRD dan kantor Gubernur Jawa Tengah.
Aksi yang dimulai longmarch dari Patung Kuda menuju kantor Gubernuran ini, meneriakkan yel-yel penolakan adanya program pemerintah terkait Kartu Tani, yang dirasa menyusahkan para petani saja.
”Kartu Tani yang dikeluarkan oleh pemerintah Jawa Tengah dibawah kepemimpinan Ganjar Pranowo kali ini, sama sekali tidak mendukung petani dalam produksi. Jadi kartu tani ini justeru menambah persoalan bagi petani,” ujar YM Hanafi koordinator aksi dalam release yang disampaikan di Semarang, Selasa (8/5/2018).
Hanafi membeberkan, jika petani tidak mempunyai tabungan di bank, maka petani tidak bisa mendapatkan pupuk dan belum lagi syarat lain mendapatkan kartu tani, sehingga petani harus menunjukkan surat tanah/sertifikat tanah atau surat pajak tanah sebagai acuan untuk RDKK.
”Bagaimana nasib petani yang menggarap lahan perhutani atau menyewa yang jauh dari desa tersebut. Bahkan adanya pupuk bibit dan pasca panen merupakan instrumen penting dalam produksi, maka hendaknya petani dipermudah dalam mendapatkannya,”tuturnya.
Ia menjelaskan, petani itu menilai kartu tani yang selama ini diberlakukan justru membuat semakin nenghambat aktivitas produksinya, terutama dalam membeli pupuk semakin banyak persyaratan hingga sangat memberatkan mereka.
”Petani semakin dipersulit untuk mendapatkan pupuk dengan skema yang ada, bahkan harus menyertakan surat pajak tanah sesuai namanya,”katanya.
Meski demikian, petani diharuskan membuka rekening dan menabung di bank, jika ingin mendapatkan pupuk. Sebaliknya, jika tidak memiliki tabungan, tidak bakal bisa mendapatkan pupuk, yang selama masa tanam berpengaruh pada pertumbuhan.
”Kami meminta kartu tani ini segera dihapuskan, karena semakin menyusahkan petani, tetapi untuk kontrol kita bisa menggunakan cara lain asalkan tidak menyulitkan petani,”ujarnya.
Ia menambahkan, mengingat tidak semua petani pada saat membutuhkan pupuk kebanyakan tidak mimikiki uang, bahkan kalau menggunakan kartu tani harus deposit lebih duku ke bank.
”Jadi selama ini petani menginginkan agar kebutuhan dalam mendapatkan pupuk, bibit dan pasar dapat dijamin serta kebijakan yang dipermudah hingga dukungan aktivitas tanam,”paparnya.
Sumber: inilahonline.com