Politisi Senior: Isu Radikalisme-Rasisme Didesain Hancurkan Aqidah dan Gerakan Nasionalisme Pribumi
Rabu, 16 November 2022
Faktakini.info, Jakarta - Isu radikalisme dan rasisme terhadap bangsa Indonesia telah diarahkan untuk membekukan gerakan nasionalisme pribumi yang semakin menguat.
Kesimpulan itu disampaikan politisi senior Habil Marati kepada intelijen. Habil mengingatkan, jika nasionalisme pribumi dimatikan dan diberangus dengan isu radikalisme dan rasisme, Indonesia akan porak-poranda dan tidak bisa mencapai kemerdekaan dari belenggu penjajahan Belanda.
"Untuk memberangus dan mematikan gerakan nasionalisme pribumi khususnya Umat Islam, Belanda melancarkan politik devide et impera tapi Belanda gagal," beber Habil Marati.
Menurut Habil, radikalisme dan rasisme adalah isu yang sengaja didesign untuk menghancurkan dan melemahkan aqidah dan syariat Islam dalam bidang politik, ekonomi dan sosial.
"Dengan demikian, Pemerintah harus membersihkan bangsa Indonesia khususnya pribumi dan Umat Islam dari stigma radikalisme dan rasisme," jelas Habil.
Habil menegaskan, radikalisme dan rasisme merupakan agenda global yang sengaja dilontarkan oleh para ‘invisible hand’ yang berkolaborasi dengan negara-negara yang bertujuan untuk menjadikan kolonialisme modern di Indonesia. Bentuk kolonialisme modern adalah kekuasaan politik sebuah “boneka”, yang dihasilkan dari sebuah sistem demokrasi sangat liberal, di mana bangsa pribuminya dikemas dalam politik transaksional.
"Kalau ada pribumi yang memperjuangkan hak-hak pribumi seperti Anies-Sandi pasti dicap rasisme. Demikian juga kalau ada umat Islam yang memperjuangkan penegakan Syariat Islam, atau memperjuangkan keadilan untuk semua pasti dicap radikalisme," pungkas Habil.
Foto: Habil Marati
Sumber: intelijen