Terkait 4 Jasad 1 Keluarga Meninggal Misterius di Jakbar, Tim AMAL: Ketika Kompas Serasa Kompor

 





Kamis, 17 November 2022

Faktakini.info 

π—žπ—˜π—§π—œπ—žπ—” π—žπ—’π— π—£π—”π—¦ π—¦π—˜π—₯𝗔𝗦𝗔 π—žπ—’π— π—£π—’π—₯

π‘‚π‘™π‘’β„Ž: π‘‡π‘–π‘š 𝐴𝑀𝐴𝐿

Kabar duka menyelimuti jagat media masa dan media sosial di mana ditemukan 4 jasad satu keluarga meninggal dunia karena kelaparan, ya benar anda tidak salah baca, jadi setelah 76 tahun Indonesia merdeka masih ada warga negaranya yang mati kelaparan, hal ini disampaikan oleh kepolisian setelah melakukan analisis forensik. 

Diketahui empat anggota keluarga tersebut meninggal di Perumahan Citra Garden yang mayoritas penghuninya adalah suku China dan selanjutnya keempat mayat tersebut dikebumikan dengan cara dikremasi sesuai dengan ketentuan agamanya. 

Di balik berita duka tersebut ada yang mengganjal di hati umat Islam, pasalnya tidak lama setelah berita itu beredar kemudian wartawan Kompas menerbitkan berita “Membantu Tetangga Yang Kelaparan Lebih Utama Dari Pada Berhaji, Sayangnya Banyak Yang Tidak Peka”. 

Narasi berita kompas tersebut sangat menonjol dalam memojokkan umat Islam yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kematian 4 nggota keluarga tersebut. Publik dibuat geram oleh perilaku wartawan Kompas hingga penulis berita tersebut menjadi buruan Netizen. 

Sebenarnya ini bukan kali pertama Kompas melakukan blunder, sebelumnya Mantan Gubernur DKI Jakarta juga pernah menjadi korban Framing buruk pada pemberitaan Koran Kompas dengan judul "Korupsi Bukan Lagi Kejahatan luar Biasa". 

Dalam berita tersebut, Kompas mencomot Foto Mantan Gubernur Anies Baswedan sebagai Cover, sontak saja publik menjadi geram oleh perilaku wartawan Kompas, banyak pihak yang menyarankan orang nomor satu di DKI Jakarta itu untuk menempuh jalur hukum. 

Nasib bagus saat itu Bapak Anies Baswedan tidak mengambil langkah hukum sebagaimana politisi lain, Kompas hanya menerima teguran secara halus lalu meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. 

Namun kenapa kali ini terjadi lagi? Apakah ini watak dari wartawan Kompas? Sejak kapan watak wartawan sejenis ini bercokol di Kompas? Apakah kompas tidak memberlakukan peninjauan artikel berita yang dipublikasikan karyawannya? Dimana letak Idealisme Jurnalistik sekelas Kompas? 

Jika wartawan Kompas berperilaku seperti Komunis yang selalu tendensius terhadap Islam, lalu apa alasannya Umat Indonesia tidak meninggalkan Kompas? 

Perilaku Media Pemberitaan seperti ini sudah sepatutnya harus disikapi oleh umat Islam, dan seluruh warga Indonesia umumnya untuk mem-blacklist Kompas dari bacaan harian, bahkan seharusnya pemerintah sebagai pemegang izin operasi perusahaan memberikan sanksi hukuman, jika perlu segera mencabut Izin operasi dengan dasar menghentikan penyebaran Hoax dan Manipulasi pemberitaan yang menimbulkan keonaran dan keresahan publik. 

Jika hal ini dibiarkan, maka hal yang sama akan terulang kembali dan tentunya kesalahan demi kesalahan dilakukan dengan memenuhi unsur kesengajaan. 

Sebagai Media Pemberitaan yang telah terverifikasi, Kompas sangat mungkin dan berpeluang membuat dan menggerakkan publik yang terpapar Islampobhia untuk membikin kegaduhan melalui tulisan-tulisan menyesatkan yang mengompori para liberalis untuk bertindak sesuai tujuan penulisannya.

_____________________

16 November 2022

Penulis Redaksi: 

Tim AMAL (Aswaja Menangkal Aliran Liberal) 

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid09LQzKUfvMrjkhB8RPasV6KQ6HZVGbaZCtCQXJzxfN177tUFnzkGUwuJKyVRuvyPgl&id=100087879511617&sfnsn=wiwspmo

Posting Komentar untuk "Terkait 4 Jasad 1 Keluarga Meninggal Misterius di Jakbar, Tim AMAL: Ketika Kompas Serasa Kompor"