Tolak Presiden Tiga Periode, Megawati: Kalau Sudah Dua Kali ya Maaf!

 




Rabu, 11 Januari 2023

Faktakini.info, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, mengungkapkan ketidaksetujuannya atas wacana perpanjangan masa jabatan atau bahkan usulan tiga periode untuk jabatan Presiden Jokowi.

Megawati meminta semua pihak untuk menaati kontitusi yang berlaku di Indonesia.

“Lha kalau sudah dua kali, ya maaf ya dua kali. Bukan Pak Jokowi nggak pinter, ngapain saya jadiin kalau nggak pinter,” ujar Megawati saat menyampaikan pidato HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/01/2023).

Megawati mengingatkan agar semua pihak tak mudah dan semena-mena mengubah aturan yang sudah berlaku di negeri ini. Hal itu lantaran aturan yang berlaku telah melewati penyusunan dan pembahasan yang sangat panjang.

“Kalau memang sudah diputuskan bersama ya itu yang dijalankan,” ujarnya.

Megawati bahkan mencontohkan tegaknya aturan terjadi di Amerika Serikat (AS), di mana hingga saat ini hanya terdapat dua partai politik. Padahal, sejak lama sudah ada keinginan untuk menambah jumlah partai politik di sana.

“Mereka bilang ada keinginan bentuk partai, tapi tidak bisa. Menurut saya itu hal yang baik,” ujar Megawati.

Jokowi Kasihan Dah

Di bagian lain, dalam kesempatan yang sama, Megawati juga menceritakan perannya menjadikan Jokowi sebagai Presiden seperti saat ini.

Mulanya, ia mengatakan bahwa salah satu pengamat ekonomi politik menyebutnya sebagai sosok yang pintar, cantik, karismatik, dan punya jiwa pejuang.

Di sisi lain, Mega menyebut PDIP juga berupaya menggalakkan program stunting. Sembari bergurau, ia meminta Jokowi memberikannya penghargaan.

“PDI Perjuangan menggalakkan program stunting. Ya mbok saya dikasih bintang toh yo. Pak Jokowi itu ngono lho mentang-mentang. Lah iya. Padahal Pak Jokowi kalau nggak ada PDIP kasian dah,” kata Mega.

Mega menegaskan dirinya punya peran penting dalam menuntun Jokowi hingga menjadi Presiden saat ini. Ia juga menyarankan Jokowi mendapuk Ma’ruf Amin menjadi pendampingnya.

Di sisi lain, Mega menyebut PDIP juga berupaya menggalakkan program stunting. Sembari bergurau, ia meminta Jokowi memberikannya penghargaan.

“PDI Perjuangan menggalakkan program stunting. Ya mbok saya dikasih bintang toh yo. Pak Jokowi itu ngono lho mentang-mentang. Lah iya. Padahal Pak Jokowi kalau nggak ada PDIP kasian dah,” kata Mega.

Mega menegaskan dirinya punya peran penting dalam menuntun Jokowi hingga menjadi Presiden saat ini. Ia juga menyarankan Jokowi mendapuk Ma’ruf Amin menjadi pendampingnya.

Selain itu, penunjukan Mahfud MD sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan juga atas andil Mega.

“Pak Jokowi, Pak entar kalau ini, saya minta izin pendamping Bapak Ma’ruf ya, terus Pak Mahfud diambil sebagai Menkopolhukam,” kata dia.

Mega kemudian mengingatkan bahwa dirinya merupakan bos Ma’ruf dan Mahfud di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP. Kini, kata dia, kedua orang tersebut telah diambil oleh Jokowi.

“Terus saya bilang ke mereka, kok enak amat ya, aku tadinya bos mereka eh tiba-tiba diambil Pak Jokowi. Lho kok aku ora dijupuk yo (aku kok tak diambil ya)?,” kata Mega.

Padahal, dia menyebut Mega mestinya juga diambil oleh Jokowi untuk ditempatkan pada posisi tertentu.

“Lah kan mesti katut no aku? Tetep aja di BPIP. Ya udah, karena saya nggak cari kuasa,” ujarnya.

Dia turut mengingatkan bahwa sebelum diusung PDIP, tidak banyak masyarakat yang tahu Jokowi.

“Maaf ya, dulu siapa sih yang tahu Pak Jokowi? Makanya kan nggak di pesta, di rumah saya umumkan,” kata Mega. []

Foto: Megawati 

Sumber: suaraislam.id