Bharada E Divonis 1,6 Tahun Penjara, Kuat Ma’ruf 15 Tahun, Ricky Rizal 13 Tahun

 




Kamis, 16 Februari 2023

Faktakini.info, Jakarta - Richard Eliezer atau Bharada E divonis 1 tahun 6 bulan penjara. Mantan ajudan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo ini dianggap terbukti bersalah atas kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu dengan pidana 1 tahun dan 6 bulan penjara," kata hakim ketua Wahyu Iman Santoso saat membacakan amar putusan di PN Jakarta Selatan, Rabu (15/2).

Vonis yang dijatuhkan majelis hakim ini jauh lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) selama 12 tahun penjara. Eliezer menjadi terdakwa terakhir untuk mendengarkan pembacaan berkas vonis.

Bharada Eliezer dinyatakan bersalah melanggar Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Hakim menyatakan tidak ada alasan pembenar dan pemaaf untuk Eliezer.

Sebelum Eliezer, empat terdakwa lain telah mendengar vonis, yakni Ferdy Sambo divonis mati, Putri Candrawathi divonis 20 tahun penjara, Kuat Maruf divonis 15 tahun penjara dan Bripka Ricky Rizal divonis 13 tahun penjara. 

Terdakwa pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Kuat Ma'ruf dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun.

Putusan vonis tersebut dibacakan majelis hakim dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2023).

Majelis hakim menilai Kuat Ma'ruf terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah turut serta melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J sebagaimana dakwaaan jaksa penuntut umum (JPU).

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Kuat Ma'ruf dengan pidana penjara selama 15 tahun," kata Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso, dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/2/2023).

Sebelumnya, Kuat Ma'ruf bersama Ferdy Sambo, Ricky Rizal, Richard Eliezer, dan Putri Candrawathi dinilai jaksa terbukti bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana terhadap Brigadir J sebagaimana diatur dalam dakwaan Pasal 240 KUHP juncto Pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP.

Kuat Ma'ruf dituntut pidana penjara 8 tahun dalam sidang tuntutan, Senin (16/1/2023).

Dengan demikian, vonis yang dijatuhkan majelis hakim kepada asisten rumah tangga sekaligus sopir Putri itu lebih berat dari tuntutan jaksa.

Dalam sidang pembacaan putusan, majelis hakim mengungkapkan sejumlah keterlibatan dan peran Kuat Ma'ruf dalam pembunuhan berencana Brigadir J.

Peran itu antara lain, Kuat Ma'ruf membawa pisau dapur saat dalam perjalanan dari Magelang ke Jakarta. 

Pisau itu sempat digunakan Kuat Ma'ruf saat mengejar dan mengancam Brigadir J ketika terjadi keributan di Magelang. "Terdakwa juga membawa pisau dapur yang digunakan mengejar korban, dimasukkan ke dalam tas selempang sebagai bentuk pengamanan apabila ada kerubutan lagi dengan korban," ujar majelis hakim.

Kuat Ma'ruf disebut majelis hakim dalam surat putusan menutup pintu depan dan jendela rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga yang menjadi tempat pembunuhan Brigadir J. Tujuannya, agar suara tembakan tidak terdengar dari luar. 

"Setelah mendapat laporan dari Kodir (asisten rumah tangga Ferdy Sambo) bahwa rumah Duren Tiga sudah bersih, terdakwa tanpa dikomando langsung menutup pintu depan agar suara tembakan tidak terdengar. Padahal itu tugas sehari-hari Kodir. Terdakwa juga menutup akses keluar agar Brigadir J tidak melarikan diri," sebut majelis hakim.

Sementara itu Penasihat Hukum (PH) Ricky Rizal mengaku sudah siap untuk melakukan upaya hukum banding setelah divonis 13 tahun penjara karena terbukti turut serta melakukan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Sampai ke banding, sampai ke atas. kalau masalah tinggi, itu wewenang dia. kalau toh dihukum juga, rendah lagi dong," ujar PH Ricky, Erman Umar kepada wartawan usai mendengarkan vonis Ricky di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa sore (14/2).

Erman mengaku, pihaknya sudah siap untuk melakukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi. Mengingat, pihaknya menargetkan hukuman untuk Ricky harus bebas.

"Keyakinan kita itu berbeda dengan Jaksa maupun Hakim sekarang. Keyakinan kita, dia harus bebas dan kita merasa ya tersesat. Tunggu persiapan. Pokoknya sebelum tujuh hari, tinggal kita mempersiapkan surat kuasa pergi ke penjaranya di Rutan Kejagung Salemba. Setelah itu siap, pokoknya dalam dua hari ini kita usahakan banding itu sudah ada," jelas Erman.

Majelis Hakim menyatakan bahwa Ricky Rizal terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan pembunuhan berencana.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 13 tahun," ujar Ketua Majelis Hakim, Wahyu Iman Santoso di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa sore (14/2).

Vonis tersebut diketahui lebih berat dari tuntutan tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menuntut Ricky dengan pidana penjara selama delapan tahun.

Foto: Kuat Ma'ruf, Richard Eliezer dan Ricky Rizal 

Sumber: rmol.id, Kompas.com