Kisah Ayahanda Habib Rizieq Membantu Habib Ali Alhabsyi Kwitang di Zaman Penjahahan Jepang

 



Rabu, 8 Februari 2023

Faktakini.info, Jakarta - Pemimpin Pandu Arab Indonesia adalah Habib Husein Shihab, ayah Habib Rizieq Shihab. Pada awal 1950-an, Husein Shihab telah menghimpun para pemuda Arab untuk mengabdi pada bangsa melalui bidang kepanduan. Dia lebih dikenal dengan sebutan hopman — kata Belanda untuk pemimpin kepanduan.

Banyak cerita tentang perjuangan beliau di dalam membantu para pejuang Indonesia, dan kali ini ada lagi kesaksian tentang perjuangan Habib Hussein yang membantu Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi. Sebagai berikut.

Ketika Jepang datang ke Betawi tahun 1942 dan menguasainya, maka setiap tokoh yang mendapat Bintang kehormatan dan ditokohkan oleh Belanda harus ditangkap, tidak sedikit raja - raja di luar Jawa ditangkap dan disiksa hingga wafat, begitu juga di Betawi yang di incar oleh Jepang adalah Al Habib Ali Al Habsyi Kwitang

Saat Jepang datang dengan pasukannya, murid dan jamaah Habib Ali membentengi kediaman Habib Ali agar Jepang tidak masuk

Akhirnya sebagai penjamin agar Habib Ali tidak ditahan adalah Habib Husein bin Sahab ( Ayahanda Habib Riziq ) maka di tahan oleh Jepang Habib Husein, tetapi Jepang kembali lagi ke Kwitang, karna tetap permintaan pembesar Jepang aga Habib Ali di tahan, maka dari itu terjadilah perlawanan dari murid dan jamaah Habib  Ali, pada saat itu memimpin perlawanan adalah Al Habib Abdulgadir Al Haddad ( Sayid Gadir )

Sempat terjadi pembakaran oleh Jepang pada saat itu, diantaranya depan Madrasah Unwanul Falah yang terbakar, karna Jepang mengancam akan membakar perkampungan Kwitang, Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi dengan rela mengikuti Jepang dan akhirnya di tahan didaerah Glodok selama kurang lebih 1 Minggu.

Sumber:

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0uGLJSpe9R7bXZaoPs3dtR26mkNvjVxLZp9aHQyHq6AhN4bTESa1mpSuGGSJPPo1jl&id=100028018090019&mibextid=Nif5oz






Posting Komentar untuk "Kisah Ayahanda Habib Rizieq Membantu Habib Ali Alhabsyi Kwitang di Zaman Penjahahan Jepang"